Oct 31, 2015

Libur Telah Tiba: KL - Jakarta

Alhamdulillah sekali lagi dapat kesempatan untuk bersilaturahim dengan keluarga besar di Kuala Lumpur dan Jakarta. Menghadiri pernikahan keponakan "Afiff dan Ika Dewi" di Taman Bt Cheras KL dan dilanjutkan bertemu inyik nenek TrioS di Jakarta. Sebelumnya kami ke KL di awal tahun yang juga utk menghadiri pernikahan keponakan "Fatin dan Mizi" dan terkahir kali ke Jakarta saat merayakan milad ke 1 dan 3 TrioS.

KLIA2 Airport
Awalnya kami berfikir untuk membuat perjalanan ini dua trip yaitu SIN<>KL dan SIN<>JKT. Namun setelah dikaji ulang dan ada kesempatan libur panjang sekaligus, mengapa tidak dibuat langsung SIN - KL - JKT saja. Lebih murah dan yg pasti hemat waktu / tenaga. Akhirnya itenari pun terbuat, kami terbang dengan Malindo Air pada Sabtu pagi 10.10, menginap tiga malam di KL sebelum berangkat lagi dengan Malindo Air pada Selasa pagi 13.10 ke Jakarta. Selanjutnya balik kandang ke Singapura pada Rabu Sore 21.10. What a long holiday for us ! Alhamdulillah TrioS sehat dan senang dapat bertemu banyak sanak saudara yang sudah dikenalnya dan yang pasti lokasi bermain "alami" yg lebih luas :-)

Di pesawat Shalihah dan Shalih sudah dapat kursi masing-masing sementara Sakinah masih menumpang sama papa atau mama nya krn masih tergolong bayi (infant < 2 tahun). Lumayan tak repot saat terbang dengan tiga balita selama mereka tak rewel dan "best" jika mereka dapat tidur di atas. Pada perjalanan SIN - KL uni Shalihah dan Sakinah yg tidur, dari KL - JKT tak ada yang tidur, dan selanjutnya JKT - SIN ketiganya tidur. Nah jika mereka tidur ortu nya dapat kesempatan membaca atau makan :-) Saat tulisan ini dibuat Elwis hamil trimester ketiga pula. Alhamdulillah kak Sendi dapat menemani kita, uniS senang sekali duduk di sebelah kakak nya ini saat terbang bareng dari KL ke JKT.

KUL-JKT dgn kak Sendi
Petualangan baru naik turun tangga
Di KL kami menginap di sebuah rumah sewa dua tingkat di daerah Bt Cheras. Rumah empat kamar yg cukup luas disewakan untuk keluarga yg datang dari kampung pada resepsi Afiff. Alaminya ramai dan heboh karena selain kami berlima ada sembilan anggota  keluarga lagi yg menginap di sana. Malam pertama kami tidur di kamar lantai bawah dan malam berikutnya di kamar atas yang lebih luas. Ada tangga kayu sekitar lima belas anak tangga penghubung lantai, lengkap dengan pintu penghalang di bawah dan atas :-) Tiap ada kesempatan penghalang itu terbuka,  DuoS mondar mandir ke atas. Termasuk Sakinah pun dgn sedaya upaya merangkak pun dijalani.

Di rumah uda Agussalim dan kak Sel, juga begitu, kami tidur di kamar lantai atas dan juga ada tangga kayu yg lebih banyak anak tangga nya. Ini pun jadi ajang eksekusi naik turun tangga.

Reuni Perak
Setiba di rumah inyik di Jakarta, lebih menantang lagi, tangga batu granit yang melingkar, dijalani juga. Untuk DuoS sudah stabil naik turun tangga dan hanya perlu diawasi. Namun bagi babyS, pinggang bisa pegel menuruti kehendaknya naik turun :-)

Silaturahim yang mengesankan

Turis Monas
Ada jumpa orang tua dan sanak saudara yang kami sayangi, tawa, canda, tukar bawaan, sharing cerita, merasakan kuliner yg berbeda, ambil dagangan, itulah berkah silaturahim yang berkhasiat memperpanjang umur dan meluaskan rezeki ini. Badan letih, panas berkeringat, dan jam tidur kurang itu hal biasa, apalagi gigitan nyamuk pun ikut terasa. O..ya Elwis dan TrioS pun ikut menjejakkan kaki pertama kali di Monas di pagi Sabtu yg cerah itu. Siangnya saya melanjutkan jumpa kawan" SMA di reuni perak Smandel. Dua kali mendarat, banyak kisah yg dijalani. Alhamdulillaah.



Sampai jumpa lagi inyik dan nenek









Oct 24, 2015

Silver Reunion Smandel90


Ada masanya menguatkan ingatan pada suatu hari 25 tahun yang lalu.

Berkah silaturahim alhamdulillah, bertemu dengan kawan-kawan 90 di Foundry (Lot 8 SCBD). Pertama kali saya ikut reuni SMA sekitar tujuh tahun lalu, namanya Reuni Emas Smandel. Itu event lintas angkatan (1958 - 2008), sehingga ramai dan terpaksa bersempit-sempit, bergabung dgn adik / kakak kelas.

Oct 8, 2015

Shalih ke Barber

Setelah beberapa bulan atau mungkin sudah setahun lebih akhirnya Shalih mau dibawa cukur rambut di kedai cukur (barber shop). Dengan ditemani uni Shalihah, berdua saya dorong naik stroller ke Sri Dewa di Bedok North St. 4. Lumayan jauh sekitar 15 menitan kalau jalan kaki, kasihan mereka, mana waktu pun sudah lewat Magrib.
Sri Dewa Barber Shop (Bedok North)

Kejadian pertama kali saya bawa juga keduanya siang hari Minggu. Kl tak salah baru berusia 2 tahun lebih sedikit. Eh si Shalih menolak masuk dan ngompol pula di dalam stroller. Dia masih ingat sampai sekarang kejadian tsb. Ngompol berat, beli Drypers di NTUC Fairprice di dekat sana, dan terpaksa ganti di area parkir mobil pasar Fengshan tsb. What a wet day :-( Biasanya Shalih selalu dicukur dgn hair cutter otomatis oleh mama nya (modelnya hanya satu: botak / gundul).

Namun pada 7-10-2015 malam itu, dia sudah pede. Awalnya di hari Minggu sebelumnya dia menolak cukur rambut dgn mamanya. Sudah dipaksa masih tak mau juga. Akhirnya Rabu malam itu berangkat usai shalat Magrib.

Masuk ke Sri Dewa, alhamdulillah tanpa ngantri. Nampak dua tukang cukur standby dan dua orang bapak yang sedang asyik ngobrol sambil baca surat kabar. Shalih langsung didudukkan di kursi cukur dewasa yang legendaris itu, dengan tambahan kursi kecil di atas tentunya. Ditutupi kain pelindung dan paman cukur yang sabar dan baik hati itu mulai dengan perlahan memainkan sisir dan gunting nya. Itu trik mencukur rambut anak kecil. Tak bisa langsung dengan mesin (hair cutter) karena khawatir si anak meronta krn bunyi dan getarannya :-)

Alhamdulillah meski tampak agak stres ritual cukur dapat berjalan mulus. Uni Shalihah menyaksikan baik dari sisi kanan / kiri ataupun duduk dari jauh. Memang uni ini tak pernah tinggal diam. Akhirnya selesai juga ... bayar $6 dan Shalih pulang dengan hati riang. Mudah-mudahan dia tidak stres lagi untuk cukur berikutnya. New look after shaving, yang sekarang ini nggk pakai botak he..he..