Nah bagaimana pemerintah di sini memastikan bahwa pengunjung tetap setia menjadi warga negara atau tamu yang baik biarpun berada di daerah yang tak bertuan? Penegakan hukum harus berjalan di mana saja. Contoh yang umum terlihat di taman-taman kota adalah pemasangan papan peringatan besar yang berisikan larangan-larangan yang wajib dipatuhi. Pelanggaran berharga mahal (up to SGD 10K) atau menyita 6 bulan hidup di penjara.

Kreatif kan jika melihat tiap rambu larangan tsb. Bagi yang tidak mengerti simbol dapat membaca penjelasan umum di papan sebelah kirinya. Nah bila petugas merasa 12 rambu belum cukup, mudah saja ia akan ketok lagi 3 rambu tambahan seperti di sisi kiri bawah. Gambar di atas saya ambil 3 tahun yang lalu di reservoir McRitchie, mungkin kini sudah bertambah :-)
Salut memang, pengunjung patuh dan menghormati hak-hak lingkungan, tanaman dan hewan yang ada di sana. Padahal belum pernah kami melihat seorang polisi atau pengawas hutan pun, yang ada mungkin satu dua kamera cctv (alias tak banyak di pintu masuk atau pintu keluar) dan beberapa pekerja kebersihan/perawat taman yang sedang dinas keliling.
Foto kedua adalah tanda larangan yang dikeluarkan oleh perusahaan air minum negara (PUB) di tepi sungai Singapura, tepatnya di kawasan Boat Quay. Sebuah kawasan di tengah kota, penuh pencakar langit, dan dipenuhi restoran. Singkat dan tegas pesannya, hanya lima simbol larangan, dan tanpa diembeli hukuman bagi pelanggar. Simbol-simbolnya jelas lebih berkenaan dengan air dan penghuninya. Mengapa tanda coretnya miring ke arah yang berlawanan bila dibandingkan foto sebelumnya ya ?
No comments:
Post a Comment