Kalau ada dosa yang membuat ketagihan, inilah dia. Makanan khas di India Selatan ini memang menyeramkan namanya saat pertama kali kami lihat di Little India. Selama di Singapura tidak pernah saya coba karena masih banyak yg lebih enak dibandingkan tepung kaya karbohidrat ini. Namanya pun tidak umum di Singapura/Malaysia karena pedagang di sini lebih senang memakai istilah Thosai. Mungkin karena persamaan ejaan yg bukan kebetulan dengan istilah dosa yg dikenal dalam rumpun bahasa Melayu. Dari segi pengucapan, --sa-- dilafazkan sebagai --sya-- dengan syin fathah (baris atas)dalam huruf hijaiyah :-)
Namun saat bertugas di India, makanan ini sempat menjadi favorit karena simpel dan murmer. Tak terlalu mengenyangkan dibandingkan menu nasi briyani. Hanya saja dosa ini amat ditentukan kegurihan tepung yg dipakai dan kuah-kuah yg menemaninya. Kalau rasa kuahnya tak pas dengan lidah Indonesia, alamat merana hingga dosa ini habis.
Dosa pun hadir kini dengan beragam modifikasinya. Tapi tetap ia menu umum di kedai-kedai vegetarian. Menurut saya rasanya sama saja dan tentu kuah yg disajikan. Cara memakannya? terserah, demokrasi sebagaimana makanan2 India lainnya, - mau disobek langsung masuk mulut, dicelupkan ke kuah, disiramkan kuahnya, digulung bersama bawang/kentang/sayuran lain, apapun juga ok. Nikmatnya ditemani minuman yg sejuk macam badami (yoghurt cair) atau yg hot semacam teh tarik jikala memakannya di malam hari. O..ya di sebelah kanan atas sebenarnya adalah modifikasi dosa yg lebih tebal, dikenal dgn nama Uttapam, semacam kue serabi di negeri kita.
Daftar harga dari dosa-dosa. Menu di sebelah kiri lebih murah, ini tipikal harga di kedai-kedai tepi jalan di luar kota. Sementara di sebelah kanan jauh lebih mahal karena dijual di mall yg ramai dikunjungi pegawai kantor.
No comments:
Post a Comment