Posting pertama tahun ini, kami memperoleh cahaya mata seorang kembali. Seorang bayi perempuan (W: 3185 gms, L: 50 cms) , pada 17 Januari 2016, di Minggu pagi sekitar 30 menit usai azan Subuh (06:21 SGT).
Sabtu pagi, sehari sebelumnya, istri sudah harus mulai rawat inap di Parkway East Hospital. Padahal kata dokter obgyn, baru bukaan lima. Melihat riwayat sebelumnya, pada kondisi seperti itu, Elwis masih santai dan belum ada tanda-tanda akan melahirkan. Namun sesuai instruksi dr. Lubna yang merawat, akhirnya terpaksa booking kamar siang itu. Kaget tanpa persiapan. Kami baru menyusul ke rumah bersalin tsb (bersama TrioS, uni Des, dan Ghina) untuk melihat Elwis yang masih senyum-senyum jjs ke luar dari ruang bersalin jam 2 siang itu. Memang belum ada tanda sama sekali. TrioS pun riang saja pada suasana baru di lorong kamar bersalin itu sambil disuapi makan siang.
Sabar menanti
Sore dan malam pun berlalu. TrioS sudah lama kembali ke rumah sejak Ashar tadi. Mereka pun sudah selesai makan malam dan alhamdulillaah mau diajak ke kamar tidur pukul 10 malam. Yang rajin bertanya si Sakinah, "mana mama nya ... ?" dengan logat nya yg khas :-) Akhirnya ketiganya pun tertidur lelap dan sekitar jam 12 malam Elwis menelepon minta saya datang ke sana. Bukaan enam katanya plus sudah mulas sambil dimonitor detak jantung dan frekuensi/intensitas kontraksi rahim. Setelah menyiapkan catatan pesan (bagaimana ganti diapers, membuatkan susu anak-anak) untuk uni Des dan Ghina yg tinggal di rumah menunggui TrioS, saya berangkat ke tempat Elwis.
Pelan namun pasti ... saya bbrp kali tertidur sejak tiba pukul 1 dinihari di sana. Makan bbrp cemilan dan menyeruput milo hangat tapi tetap tak mampu melawan kantuk.
Saat mendekati Subuh barulah frekuensi kontraksi meningkat, mungkin sudah tiap tiga hingga lima menit. Dr. Lubna pun sudah dihubungi perawat yg standby malam hingga pagi itu. Saya hanya dapat menyemangati dan berdoa agar istri diberi kekuatan dan kelancaran proses bersalin normal ini. Ketegangan dan harap harap cemas yang sama saat Sakinah lahir 21 bulan yang lalu.
Alhamdulillah, dokter tiba setelah saya selesai shalat Subuh. Proses untuk mengeluarkan bayi relatif lebih cepat dibandingkan masa Sakinah. Dengan tangisnya yg keras bayi mungil ini lahir ke dunia, dibersihakan, di azan dan iqamah kan, dan kini didekap mama nya.
Mohon maaf ya nak, sangat terlambat berita nya.
Sabtu pagi, sehari sebelumnya, istri sudah harus mulai rawat inap di Parkway East Hospital. Padahal kata dokter obgyn, baru bukaan lima. Melihat riwayat sebelumnya, pada kondisi seperti itu, Elwis masih santai dan belum ada tanda-tanda akan melahirkan. Namun sesuai instruksi dr. Lubna yang merawat, akhirnya terpaksa booking kamar siang itu. Kaget tanpa persiapan. Kami baru menyusul ke rumah bersalin tsb (bersama TrioS, uni Des, dan Ghina) untuk melihat Elwis yang masih senyum-senyum jjs ke luar dari ruang bersalin jam 2 siang itu. Memang belum ada tanda sama sekali. TrioS pun riang saja pada suasana baru di lorong kamar bersalin itu sambil disuapi makan siang.
Sabar menanti
Sore dan malam pun berlalu. TrioS sudah lama kembali ke rumah sejak Ashar tadi. Mereka pun sudah selesai makan malam dan alhamdulillaah mau diajak ke kamar tidur pukul 10 malam. Yang rajin bertanya si Sakinah, "mana mama nya ... ?" dengan logat nya yg khas :-) Akhirnya ketiganya pun tertidur lelap dan sekitar jam 12 malam Elwis menelepon minta saya datang ke sana. Bukaan enam katanya plus sudah mulas sambil dimonitor detak jantung dan frekuensi/intensitas kontraksi rahim. Setelah menyiapkan catatan pesan (bagaimana ganti diapers, membuatkan susu anak-anak) untuk uni Des dan Ghina yg tinggal di rumah menunggui TrioS, saya berangkat ke tempat Elwis.
Pelan namun pasti ... saya bbrp kali tertidur sejak tiba pukul 1 dinihari di sana. Makan bbrp cemilan dan menyeruput milo hangat tapi tetap tak mampu melawan kantuk.
Saat mendekati Subuh barulah frekuensi kontraksi meningkat, mungkin sudah tiap tiga hingga lima menit. Dr. Lubna pun sudah dihubungi perawat yg standby malam hingga pagi itu. Saya hanya dapat menyemangati dan berdoa agar istri diberi kekuatan dan kelancaran proses bersalin normal ini. Ketegangan dan harap harap cemas yang sama saat Sakinah lahir 21 bulan yang lalu.
Alhamdulillah, dokter tiba setelah saya selesai shalat Subuh. Proses untuk mengeluarkan bayi relatif lebih cepat dibandingkan masa Sakinah. Dengan tangisnya yg keras bayi mungil ini lahir ke dunia, dibersihakan, di azan dan iqamah kan, dan kini didekap mama nya.
Mohon maaf ya nak, sangat terlambat berita nya.
No comments:
Post a Comment