Selasa 14 Januari lalu adalah petang yang meletihkan karena terpaksa berlari serius dua kali. Berlari yang tidak seharusnya jika saja keluar dari kantor lebih awal lima menit. Tujuan mulia untuk reward yang lebih besar perlu perencanaan matang dan dilakukan.
Itulah saat harus sprint 150 meter mengejar bus 133 karena lift turun dari lantai 7 kantor menuju lobby terasa begitu lambat. Ada lima halte yang harus dilalui sebelum berhenti di halte dekat masjid Sultan (sekitar 100 meter kurang lebih). Berjalan cepat setelah turun dari bus karena jam di tangan telah menunjukkan masuknya waktu Magrib lima menit yang lalu. Benar saja, mendekati persimpangan jalan, terdengar hayyaa 'alash shalaaah. Lari lagi :-)
Sigap berwudhu dan menaiki anak tangga masjid. Alhamdulillaah imam (Ulul Azmi al Hafidz) hampir menyelesaikan lantunan al Fatihah merdu di raka'at keduanya.
Alhamdulillaah masih diberi rezeki ikut berjamaah petang itu.
Andaikan saja ... lima menit lebih awal, tentu lengkap tiga rakaat petang itu bermakmum.
Itulah saat harus sprint 150 meter mengejar bus 133 karena lift turun dari lantai 7 kantor menuju lobby terasa begitu lambat. Ada lima halte yang harus dilalui sebelum berhenti di halte dekat masjid Sultan (sekitar 100 meter kurang lebih). Berjalan cepat setelah turun dari bus karena jam di tangan telah menunjukkan masuknya waktu Magrib lima menit yang lalu. Benar saja, mendekati persimpangan jalan, terdengar hayyaa 'alash shalaaah. Lari lagi :-)
Sigap berwudhu dan menaiki anak tangga masjid. Alhamdulillaah imam (Ulul Azmi al Hafidz) hampir menyelesaikan lantunan al Fatihah merdu di raka'at keduanya.
Alhamdulillaah masih diberi rezeki ikut berjamaah petang itu.
Andaikan saja ... lima menit lebih awal, tentu lengkap tiga rakaat petang itu bermakmum.
No comments:
Post a Comment