Pembelajaran yg terjadi sepanjang masa sebagaimana yg dipesankan dalam Qs an Nur 11.
"Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat Balasan dari dosa yang dikerjakannya. dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar"
Siapa yang tak kenal dengan kisah gosip kaum munafik Madinah terhadap ummul mukminin 'Aisyah bt Abubakar ra dan sahabat Shafwan bin Al-Mu'attil As-Sulami Adh-Dhakwani ra yg terlambat tiba dari rombongan Rasulullah Saw yg pulang dari misi ke kabilah (bani) Mustaliq.
Zaman Rasulullah Saw, belum ada peralatan telekomunikasi untuk mengkonfirmasi kebenaran berita, sehingga berita bohong mudah tersebar.
Zaman kini, 14 abad kemudian, berlimpah informasi dan perangkat pintar untuk mengaksesnya, namun tokh berita bohong (haditsul ifk) tetap berlalu lalang memperkeruh keadaan. Bahkan dengan dimensi dan skala yang lebih merusak.
Perlu common sense untuk menganalisis berita apapun yang diterima:
Semoga kita dijauhkan dari fitnah era informasi ini.
"Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat Balasan dari dosa yang dikerjakannya. dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar"
Siapa yang tak kenal dengan kisah gosip kaum munafik Madinah terhadap ummul mukminin 'Aisyah bt Abubakar ra dan sahabat Shafwan bin Al-Mu'attil As-Sulami Adh-Dhakwani ra yg terlambat tiba dari rombongan Rasulullah Saw yg pulang dari misi ke kabilah (bani) Mustaliq.
Zaman Rasulullah Saw, belum ada peralatan telekomunikasi untuk mengkonfirmasi kebenaran berita, sehingga berita bohong mudah tersebar.
Zaman kini, 14 abad kemudian, berlimpah informasi dan perangkat pintar untuk mengaksesnya, namun tokh berita bohong (haditsul ifk) tetap berlalu lalang memperkeruh keadaan. Bahkan dengan dimensi dan skala yang lebih merusak.
Perlu common sense untuk menganalisis berita apapun yang diterima:
- Apakah sumber nya dipercaya,
- Apakah isi nya masuk akal sehat,
- Apakah perlu tabayyun (cross check) dengan cukup menelusuri pustaka/google atau japri ke penulis asli.
- Apa manfaatnya berita itu dikirim ke saya
- (dan) Apa ada manfaatnya saya teruskan berita itu.
(kuliah Subuh dari ust Jazaair Jumaat 08-11-2015, al Ansar Bedok)
No comments:
Post a Comment