Tak terasa jam Junghans ini sudah berusia sepuluh tahun.
Kami beli sepasang sebagai memoir saat mukim di Munich bbrp waktu lamanya saat saya bertugas di sana.
Sudah beberapa tahun ini tak pernah dipakai. Oleh karenanya saya bersyukur dan surprise jika ia ternyata masih berfungsi setelah ganti batere kemarin. Talinya pun perlu diganti baru, dengan genuine leather (klaim penjual nya), sehingga tampil lebih kinclong.
Salvage and Refurbish ! Menyelamatkan dan mempercantik jam ini agar dapat bertugas kembali.
Awalnya ide istri yg menemukan jam ini sudah teronggok berdebu saat bersih-bersih lemari kamar kemarin. Memang kami menjadi terbiasa tak memakai jam tangan setelah handphone pintar memiliki semua fitur tsb. Ketinggalan jam hal biasa, namun ketinggalan HP jadi tak biasa. Fungsi jam tangan menampilkan waktu dan tanggal (yg tidak otomatis berganti antara bulan yg memiliki 29 atau 30 hari) menjadi sangat jauh tertinggal dari fitur HP pintar yg jauh lebih banyak. Saya memang kurang mengikuti perkembangan mode sehingga tak begitu berminat untuk mengikuti kekinian memiliki Apple Watch atau Samsung Gear :-)
Apalagi jika menghitung biaya perawatannya, katakanlah meski "hanya" mengganti tali jam dan batere tiap 2 tahun. Di Singapura cukup mahal juga modal nya sekitar S$20-25, padahal biaya segitu sudah cukup beli jam baru yg murah tentunya :-)
Di Bedok Central hanya tinggal dua kedai jam tangan. Mereka juga melakukan reparasi ganti tali / batere jam. Satu kedai yg buka dari pagi hingga malam sementara satu lagi hanya buka pagi hari saat pasar basah buka. Saat ditawari biaya penggantian tali sebesar S$18 dan batere sebesar S$6 saya langsung setuju saja. Lupa, padahal dapat ditawar mungkin ! Ditangani seorang uncle tua yg sudah berpengalaman. Sambil membersihkan jam, beliau memberikan bbrp tip perawatan. Hasilnya baik dan memuaskan, hingga tangan kiri saya sudah digantungi jam lagi saat ini. Ada dua jam lagi yg menanti utk diselamatkan :-)
Kami beli sepasang sebagai memoir saat mukim di Munich bbrp waktu lamanya saat saya bertugas di sana.
Sudah beberapa tahun ini tak pernah dipakai. Oleh karenanya saya bersyukur dan surprise jika ia ternyata masih berfungsi setelah ganti batere kemarin. Talinya pun perlu diganti baru, dengan genuine leather (klaim penjual nya), sehingga tampil lebih kinclong.
Salvage and Refurbish ! Menyelamatkan dan mempercantik jam ini agar dapat bertugas kembali.
Awalnya ide istri yg menemukan jam ini sudah teronggok berdebu saat bersih-bersih lemari kamar kemarin. Memang kami menjadi terbiasa tak memakai jam tangan setelah handphone pintar memiliki semua fitur tsb. Ketinggalan jam hal biasa, namun ketinggalan HP jadi tak biasa. Fungsi jam tangan menampilkan waktu dan tanggal (yg tidak otomatis berganti antara bulan yg memiliki 29 atau 30 hari) menjadi sangat jauh tertinggal dari fitur HP pintar yg jauh lebih banyak. Saya memang kurang mengikuti perkembangan mode sehingga tak begitu berminat untuk mengikuti kekinian memiliki Apple Watch atau Samsung Gear :-)
Apalagi jika menghitung biaya perawatannya, katakanlah meski "hanya" mengganti tali jam dan batere tiap 2 tahun. Di Singapura cukup mahal juga modal nya sekitar S$20-25, padahal biaya segitu sudah cukup beli jam baru yg murah tentunya :-)
Di Bedok Central hanya tinggal dua kedai jam tangan. Mereka juga melakukan reparasi ganti tali / batere jam. Satu kedai yg buka dari pagi hingga malam sementara satu lagi hanya buka pagi hari saat pasar basah buka. Saat ditawari biaya penggantian tali sebesar S$18 dan batere sebesar S$6 saya langsung setuju saja. Lupa, padahal dapat ditawar mungkin ! Ditangani seorang uncle tua yg sudah berpengalaman. Sambil membersihkan jam, beliau memberikan bbrp tip perawatan. Hasilnya baik dan memuaskan, hingga tangan kiri saya sudah digantungi jam lagi saat ini. Ada dua jam lagi yg menanti utk diselamatkan :-)
No comments:
Post a Comment