Aug 5, 2008

Botol Minum Tangguh SIGG

Berawal di bulan Maret saat saya bertemu blog ini lalu Elwis membuat ulasan pendek di eMPi nya tentang plastik yang telah membudaya di dalam kehidupan sampai-sampai masuk ke perut dalam bentuk jajanan favorit kita. Blog akuinginhijau ini pun jadi nge-top setelah temanya diangkat dalam seputar indonesia RCTI 31 Juli 2008. Secara umum ini penting untuk paham dengan simbol-simbol segitiga di dasar botol atau wadah plastik minuman atau makanan. Untuk praktisnya kami hanya mengingat bahwa wadah plastik dengan kode segitiga 5 (PP) adalah yang paling aman dari bahan plastik lainnya untuk berulang kali pemakaian dan wadah dengan kode segitiga 4 (LDPE) adalah aman digunakan namun tak ramah lingkungan.

Namun apakah kita harus menghindar dari plastik sebagai wadah makanan dan minuman sehari-hari. Tentu saja tidak perlu, banyak manfaat plastik yang jauh mengungguli mudharat nya (kerugian). Secara umum plastik dan turunannya adalah t
ahan terhadap proses oksidasi (seperti logam yang berkarat), kuat, fleksibel, ringan, dan proses produksi dan distribusinya lebih murah energi dibanding logam. Level racun yang terkandung dalam plastik (yang sudah menyatu saat pembuatan wadah) adalah fakta. Namun berapa persentase kontaminasi yang dibutuhkan sampai ia dinyatakan sebagai racun yang berbahaya untuk tubuh (ambang batas) ? Tentunya konsumen perlu diberitahu resiko pemakaian wadah plastik tersebut dengan format pertanyaan umum seperti:
  1. wadah ini baik utk berapa kali pemakaian ?
  2. untuk berapa lama waktu penyimpanan ?
  3. cocok untuk dipakai menampung air panas atau dingin (pada suhu berapa ?)
  4. apa cocok untuk dipakai menyimpan jus buah (kadar asam tinggi), minuman berkarbonat (kola), kopi panas, ASI ?
  5. apa aman untuk menyimpan makanan/minuman di bawah terik matahari ? di dalam mobil yang gosong di bawah terik matahari ?
  6. apa aman dicuci dengan sabun, sikat, air panas ?
  7. apa aman dipanaskan dalam microwave ?
  8. bila berubah warna, penyok, apa masih layak dipakai ? dll.
Kembali ke botol minum metal !
Sudah hampir tiga tahun ini sejak kembali ke Singapura, kami "terpaksa" merumahkan botol metal (aluminium) SIGG kami. Alasan klasik, botol ini agak berat dan lebih sukar dibersihkan karena tak transparan. Alasan lain karena kami memperoleh beberapa botol plastik berkode segitiga 7 gratis di sini :-) What !!! A triangle seven ?
Kalau kejadiannya dulu sih tak bakalan kaget, namun sekarang hanya kode "5" atau "4" yang aman menurut hafalan kepala kami. Botol minum polikarbonat dengan kode 7 dipercayai dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam minuman yang berpotensi merusak sistem hormon. Hmmm … mudah-mudahan bocoran BPA tadi belum melampaui ambang batas yang dapat merusak tubuh :-(

Langkah pencegahan langsung dilakukan. Kami kembali menggunakan si botol tangguh SIGG tadi untuk menampung 600ml minuman. B
otol SIGG ini memang kuat dan tak banyak berubah penampilannya sejak dibeli empat tahun lalu. Satu hal lagi ia hanya sedikit lebih berat dibanding botol minum plastik 500 ml berkode segitiga 7. Pemakaian wadah metal untuk tempat makan dan minum sebenarnya sudah dilakukan orang sejak dulu, lihat saja desain cerek/teko, termos air panas, rantang, panci stainless steel, dll di dapur. Memang metal lebih aman meski ada resiko bocor, berkarat, atau mengandung zat-zat tambahan yang berbahaya seperti Pb, Cd, Hg, dll.

A tribute to SIGG

SIGG merayakan ultah nya yang ke 100 tahun ini. Hanya dibuat di Swiss, amat terkenal di negeri-negeri berbahasa Jerman, SIGG diyakini sebagai pembuat botol minum paling tangguh di bumi. Tangguh wadah, tutup botol, dan sablon luarnya (coating) yang tidak rontok atau memudar biar sudah berumur empat tahun atau lebih. Memang ada lecet kecil di sana sini disertai cat yang terkelupas karena botol ini pernah jatuh atau terbentur saat dibawa. Kami pernah mengisinya dengan jus murni jeruk (super asem boo …), minuman berkarbonat, air hangat, … semuanya awet di dalam tanpa mengubah cita rasa selama sehari bepergian. Desain dan material dinding dalam botol juga amat keras dan tidak mengandung zat berbahaya sehingga dinding dalamnya tak mudah rontok/pecah meskipun dinding luarnya terbentur keras, menjadi sarang bakteri, atau bereaksi dengan cairan di dalamnya (tak mengubah rasa dan bau alias inert). Harganya relatif stabil hingga kini, dulu kami beli sekitar EUR 16 di Munich Jerman. Sepertinya mahal, tapi kalau dipikir-pikir kalau botol ini berulang kali dipakai untuk membawa air minum maka dalam 40-50 kali pemakaian sudah terbayar harga membeli air mineral (baru) dari supermarket dengan volume yang sama :-)

Semangat memakai kembali (reuse) inilah yang amat diperlukan saat ini. Meski sebagian botol-botol plastik air mineral dapat didaur ulang (recyclable PET), namun hal itu tetap saja membutuhkan energi yang luar biasa dalam prosesnya. Tambahan lagi dengan pemakaian komponen-komponen aditif (misalnya untuk membuat wadah plastik yang bening atau berwarna, lentur, lebih kuat, dll) yang tak dapat dipergunakan kembali dan hilang sebagai limbah atau bergabung dengan asap polusi CO2 ke atmosfir. Menurut laporan American
Recycling Institute, di Amerika Serikat hanya sekitar 15% botol PET yang dapat didaur ulang dan selebihnya berakhir di penimbunan sampah yang membutuhkan 1000 tahun untuk hancur total. Semakin tinggi tingkat konsumsi botol PET di dunia maka semakin banyak energi yang terbuang untuk memproduksi, mengangkut, dan mengelola limbah/polusinya. Sebagai botol yang tangguh ternyata botol SIGG juga 100% dapat didaur ulang tentunya kembali sebagai aluminium.

Empat kelemahan SIGG
Empat kelemahan yang kami perhatikan hingga hari ini: Pertama karena bentuknya yang kokoh sehingga terkesan tidak fleksibel dan menimbulkan nyeri kalau bertubrukan dengannya. Kedua, karena wadahnya tak transparan maka tidak mudah untuk mengira isi botol saat akan
mencampur air panas dan air dingin pada suhu yang diinginkan. Ketiga, kesulitan saat membersihkan bagian dalam botol karena mulutnya yang relatif berdiameter kecil (kurang dari 3 cm). Keempat, minuman di dalam botol tidak berubah rasa atau aroma selama seharian, namun udara panas yang lembab di Singapura menyebabkan udara dalam botol cepat berbau apek. Hal ini juga terjadi pada wadah apapun dimana bakteri cepat sekali migrasi dari mulut ke wadah minuman apapun yang tertutup. Pada saat diisi air yang baru maka bau tersebut hilang dengan sendirinya.

Nah apakah ini saatnya penikmat air mineral dari botol plastik beralih ke botol metal ? Tidak lebih berat dari botol polikarbonat, lebih aman dipakai berulang kali, dan ramah terhadap lingkungan. Namun tidak sebarang botol metal ya ... perlu berhati-hati juga dengan produk tiruan atau produk yang berharga murah namun tidak aman (seperti buatan Cina bermerek Alpine Design). Sayangnya di tempat-tempat makan Singapura banyak peringatan, you can not bring outside food or drink here meskipun sudah dibawa dengan botol merek terkenal :-) Mohon maaf kalau tulisan ini lebih terkesan pada promosi produk SIGG, tapi kami yakin ini adalah produk yang baik dan tahan lama.

Lima Bunyi yang Menyusahkan

PERHATIAN:
Jangan dibaca bila tidak berkenan karena sangat subjektif dan menyinggung perasaan !

Mungkin hanya sedikit orang yang memiliki keterbatasan toleransi macam saya. Toleransi terhadap sekitaran yang kadang dipenuhi dengan bunyi aneh yang membuat kesal dan jelas mengganggu konsentrasi. Terjadi pada jam kerja, lima hari dalam sepekan, dan dilakukan oleh dua tiga orang yang tak sebangsa sungguh menguji kesabaran selama ini. Bunyi yang dimaksud adalah bunyi atau suara yang dihasilkan anggota tubuh, yang mungkin disebabkan ada yang salah pada badan seseorang (misalnya kurang fit, flu, dll) atau sebuah kebiasaan buruk.

Apa saja kelima bunyi tsb ?
  1. Bunyi pilek yang mendesis ditarik ke atas di pagi hari
  2. Bunyi sendawa yang disengaja tanpa permisi
  3. Bunyi saat menyeruput minuman (sip) atau makanan (slurp)
  4. Bersuara saat mulut penuh dengan makanan.
  5. Berbicara atau tertawa berlebihan
Bunyi aneh yang pertama umum terjadi di pagi hari. Bunyi ini paling dapat dimengerti karena yang bersangkutan sakit atau memang kurang fit bekerja. Namun kalau pilek itu terjadi tiap pagi … OMG ! dan dia tidak berupaya untuk menghilangkan kebiasaan menarik-narik pilek kering tsb (baca: mengobati atau membuang ingus tsb). Alhamdulillaah kawan separtisi yang saya maksud akhirnya pindah (atas kemauannya sendiri) ke partisi lain jauh dari partisi saya. Dan bunyi-bunyi aneh itu tetap melekat sebagai ciri khasnya tiap … ooh poor young chap. Bagaimanapun ia tetap kawan baik saya … meskipun bukan pada pagi hari :-)

Sama dengan bunyi kedua. Ini bunyi yang mengesalkan dan menandakan pemiliknya punya masalah dengan sistem pencernaan. Entah disebabkan makan terlampau banyak, makan terburu-buru, atau saat makan yang disambil dengan mengobrol atau kerjaan lain. Intinya sendawa disebabkan bercampurnya banyak gas dalam lambung atau usus. Awalnya mungkin gaya makan yang salah namun bila terjadi berkelanjutan dapat dicurigai sebagai masalah kesehatan akibat kekurangan enzim dalam saluran pencernaan. Mengapa saya sebut disini secara sengaja, karena si pelaku bersendawa tanpa berupaya menutup mulut atau mengaturnya agar berbunyi selembut mungkin !

Diantara kelima bunyi di atas inilah yang paling mengesalkan. Termasuk dalam kategori ini adalah menyeruput teh atau kopi saat masih panas, menghirup minuman sambil bernafas di dalam mug atau gelas persis mirip anak kecil, dan menyantap mie panas cepat-cepat seperti di film-film kungfu cina atau tontonan makan di jepun. Sepertinya sudah menjadi kebiasaan atau tradisi turun temurun kurang sopan yang tetap dilakukan hingga hari genee. Menyeruput minuman atau makan mie saat masih panas tentu secara refleks membuat aktivitas ekstra. Mulut berupaya untuk mendinginkannya dengan cara "mengalirkan" udara masuk sehingga timbullah bunyi-bunyi aneh tsb. Ditambah lagi dengan bunyi kerongkongan saat minuman telah berhasil melampauinya. Kadang saya pun melakukannya, tapi tidak berlebihan. Tidak setiap saat, karena saya akan menunggu minuman tsb hingga nyaman untuk diminum ! Kalau memang masih panas mengapa harus memaksakan diri meminumnya. O..ya kebiasaan minum seperti ini ternyata juga berimbas saat pelaku minum apa saja termasuk minum air putih atau cola dingin sekalipun …. slurp aaachh …. Rasanya koq nikmat banget minumannya yah :-(

Berbicara saat mulut penuh dengan makanan memang ciri-ciri masyarakat sibuk atau tak punya tatakrama saat makan. Biasanya diiringi batuk-batuk, tersedak, sendawa dan lawan bicara yang tak mengerti tentang apa yang ia utarakan. Sepertinya ini disebabkan oleh kebiasaan dan budaya masyarakat sekitar yang menganggap hal ini bukan suatu masalah. Sudah sering dilakukan dan pelaku tak kapok-kapok.

Berbicara keras di telepon atau tertawa berlebihan adalah penyakit kronis yang menghinggapi pelakunya. Dianggap sudah menjadi merek dagang (trademark) si empunya, yang mungkin ia yakini akan menambah percaya diri (seolah-olah membuat ia yang paling mengerti tentang isi pembicaraan karena bicara paling keras) atau level narsis nya. Saya memperhatikan orang-orang dengan kebiasaan ini cenderung pelupa dan tidak dapat bertutur sistematis karena mulut lebih cepat dibanding otaknya. Jadinya lebih sering mereka bercakap dengan tersendat dengan eh… oh… the…the…. a….a (dan kata-kata jeda lainnya). Kemungkinan lain mungkin kelemahan pendengaran, sehingga pelaku tidak sadar bahwa suaranya sudah keras dan tak perlu diulang.

Lalu bagaimana menyikapinya ? Selama ini memang saya lebih bersikap pasif untuk menghindari keributan yang tak perlu karena seperti yang sudah saya utarakan di atas bahwa ini masalah tingkat toleransi yang saya sendiri miliki. Buat saya ini masalah namun bukan untuk orang lain. Ada empat cara yang sudah dicoba:

(1) Menyingkir sebentar dari ruang kerja selama beberapa menit untuk menikmati udara bebas, mengistirahatkan tubuh, atau mengobrol dengan rekan di ruang lain.

(2) Ada kalanya di saat sibuk dan harus serius di meja kerja, maka earphone sederhana dan lagu-lagu MP3 (bajakan) adalah kawan setia yang ampuh. Namun cara ke (2) ini tidak berdaya guna saat kebisingan sekitar sudah diluar ambang batas (60dB adalah ambang yang masih dianggap nyaman oleh orang normal seperti saat menonton berita TV pada jarak 1 meter) misalnya pada saat orang berdiskusi dengan suara keras di telepon atau mondar-mandir dengan tawa yang keras amburadul disela bicaranya yang tersendat-sendat akibat otak yang tak mampu mengiringi ceplas-ceplos mulut besarnya :-)

(3) Menutup telinga saja, bila tak dapat pakai cara (2) atau telinga sudah sakit karena mendengar lagu MP3 yang terlampau keras hu...hu...

(4) Memakai earplug yang biasa dipakai di pabrik. Katanya ini efektif untuk menurunkan level suara sekitar 29 dB. Sudah saya beli namun belum sempat praktek, takut dianggap terlalu offensive :-)

Mohon maaf kalau saya temukan tradisi tidak sehat diatas didominasi oleh suku bangsa kuning dari daratan khususnya yang belum mengenal etiket pergaulan yang baik. Bagi mereka bunyi-bunyian aneh yang dikeluarkan tubuh bukanlah hal tabu dan tak merasa perlu untuk minta maaf dengan orang lain. Jangan heran kalau mereka sendawa, batuk berdahak, atau sampai level ekstrem yaitu kentut di ruang publik bukanlah sesuatu hal yang aneh atau memalukan pelakunya. Suku bangsa kuning didominasi oleh ras Cina, Jepang, dan Korea (Asia Timur).

Saya pun bukan mahluk sempurna yang terbebas dari bunyi-bunyian di atas. Namun saya dapat membatasi dan tidak menjadikannya kebiasaan yang mengganggu orang lain. Nah bagaimana dengan pembaca, semoga terhindar yah dari hal-hal yang tak enak begini dan tidak menjadi sumber bunyinya :-)

p.s:
Untuk tingkat suara baca di Sound pressure
Foto diambil dari koleksi Jippolito.

Jul 13, 2008

Panorama View on Velvet

How someone can recall all the beauty sights on this tranquil land ?

What is the best present to record all the marvelous memory during his or her journey to this unforgettable place ?

... which is affordable and foldable to suit in every cabin's baggage :-)

Hey folks, don't forget to bag (buy is more appropriate verb) one of this hand-painted collection in your next visit to West Sumatra !
Visit Indonesia Year 2008.

Mosque Finial Shop

From Istanbul Turkey to Bukittinggi Indonesia, muslim civilization shares many things in common. One of them is the mosque architecture. Majority of the mosque in middle east and south east asia have hemispherical dome and tall circular or polygonal shaft minaret. The copper or aluminium finial is usually ornamented the top of the dome and minaret.

Certainly there are more artistic designs and very long lasting materials than simply metal based finial but what we are seeing in this picture are example of ordinary metal ones. The street shop is run by an old man and specially selling mosque finial and nothing else. As pictured there, the showroom has two design of zinc or aluminium finials
only and I believe they are suitable for small mosque (mushalla). Why two ? let you guess, maybe the local handcrafts men only brings "standard" design each year or maybe those are the most sellable ones :-) For information, this shop is just opposite of Masjid Agung near Janjang 40 Bukittinggi central.

p.s Compared with the copper finials found in the antique or tourist shop in Istanbul (c Andrea Kirkby photo).


Jul 11, 2008

Budget Hotels in Bukittinggi



They are cozy though without stars. We called them jasmine hotel or hotel Melati in Indonesian (Bahasa Indonesia). They are not able to achieve a single star rating based on local government book.

However it really does not a big matter, as long as you are not so picky when traveling light for couple of days in this city. They are good samples of a handful similar hotels available in Bukittinggi. Where can you find a hotel as low as USD 10 or 15 a night with clean bed and convenient room ? These three hotels in the picture have been standing there for at least 30 years since I know this beautiful city. They are in the heart of the city so you dont have to worry about getting lost at night or finding fabulous meal nearby. Most important they are safe. Of coz you can peek a look to starry hotels like Novotel or Pusako but they come with a sweaty price tag as well and the chance to get them is not trivial since they are usually booked for conference, seminars, or important business meetings.

So next time you visit my hometown please do a check on them here and there.

Notes:
There have been attempts at unifying the classification system so that it becomes an internationally recognized and reliable standard but large differences exist in the quality of the accommodation and the food within one category of hotel, sometimes even in the same country.

Pictures left to right:
(L) Hotel Antokan Bukittinggi
(M) Hotel Indria Bukittinggi
(R) Hotel Jogja Bukittinggi