Ada kala keduanya sangat akur bersama, ada saat keduanya bermain di teritori masing", dan ada waktu keduanya berseteru. Dalam satu hari, uni dan kakak berinteraksi paling kurang 13 jam (satu hari dikurangi masa tidur dan aktivitas sendiri seperti mandi). Alhamdulillah jika dibuat dalam diagram lingkaran dari waktu 13 jam tadi kebersamaan (baik sama-sama bermain atau bermain sama-sama) adalah porsi terbesar keseharian mereka. Berseteru biasanya terjadi di saat pergantian skenario "acara", saling berebut perhatian, atau adu mulut (saling jawab) terhadap hal-hal kecil yg sepele (bickering / squabbling). Mgkn didorong rasa cemburu atau mencari perhatian.
Kakak banyak belajar dari uni. Apa saja ia akan coba tiru: dari hal" kecil dalam berkata-kata, cara berpakaian dan warna kegemaran, cara dan dgn apa bermain, hingga yg lebih rumit seperti bagaimana berargumentasi, dalam keseharian. Awalnya si uni akan sangat senang mengajari, baik tingkah polah yg positif ataupun yg negatif, sadar atau tidak ia sadari. Sebagai ortu, kami sudah sering peringatkan kepada uni, agar mengajarkan yg baik-baik agar ditiru oleh kakak. Jika diajarkan yg buruk, hal itu akan berbalik pada uni, di suata saat nanti. Kakak sangat cepat mengkopi, meniru dgn baik meski masih dalam keterbatasan penuturan ucapan (cadel), kelincahan gerak (belum sesigap dan secepat uni), kemiripan gaya, ingatan yg belum sesolid uni nya dll, namun pelan tapi pasti. Melihat "anak asuh" nya sudah kian pandai, uni pun merasa ia tersaingi he..he.. Belum lagi jika papa atau mama nya memberi kakak sedikit "kemenangan" pada kakak, didahulukan krn ia lebih muda usianya atau fisiknya yg belum sekuat uni nya.
Memang bagi kakak, senjata nya yg paling ampuh adalah menjerit atau menangis. Bertemu dgn kondisi spt itu, kami tak boleh gegabah memutuskan siapa yg salah. Mencoba berhati-hati untuk menetapkan siapa pelaku kehebohan tadi (trouble maker / instigtator), meski tak dapat dibohongi mata dan kepala kami sudah lebih dulu "menuduh" bahwa ini gara-gara si sulung :-( Padahal kadang situasi panas tercipta krn ada hal" di luar kuasa mereka:
Namun sekali lagi, jerit dan tangis itu adalah bagian terkecil keseharian mereka.
Berdua mereka sangat akur. Bermain peran menjadi guru-dan-murid, mama-dan-bayi, kakak-dan-adik, penjual-dan-pembeli, pelatih-dan-yg dilatih, fotografer-dan-model, ... berlari, bernyanyi, uni menjaga kakak saat berjalan di luar rumah / belanja, berloncatan di atas kasur, usil, makan buah bersama, ... dan ahhhh membuat hal" kesal mama nya bersama (juga). Kami yg mengikuti episod demi episod ini pun "cukup" terhibur dengan gado-gado sisters love-hate relationship ini.
Ya Allah, kami berharap agar anak" kami saling menyayangi, menjaga satu sama lain dalam kebenaran, terlindung dari bahaya dan tidak saling membahayakan, dan tidak Engkau munculkan sikap cemburu atau iri hati yg berlebihan.
Salahsatu bacaan yg bagus di situs.
Kakak banyak belajar dari uni. Apa saja ia akan coba tiru: dari hal" kecil dalam berkata-kata, cara berpakaian dan warna kegemaran, cara dan dgn apa bermain, hingga yg lebih rumit seperti bagaimana berargumentasi, dalam keseharian. Awalnya si uni akan sangat senang mengajari, baik tingkah polah yg positif ataupun yg negatif, sadar atau tidak ia sadari. Sebagai ortu, kami sudah sering peringatkan kepada uni, agar mengajarkan yg baik-baik agar ditiru oleh kakak. Jika diajarkan yg buruk, hal itu akan berbalik pada uni, di suata saat nanti. Kakak sangat cepat mengkopi, meniru dgn baik meski masih dalam keterbatasan penuturan ucapan (cadel), kelincahan gerak (belum sesigap dan secepat uni), kemiripan gaya, ingatan yg belum sesolid uni nya dll, namun pelan tapi pasti. Melihat "anak asuh" nya sudah kian pandai, uni pun merasa ia tersaingi he..he.. Belum lagi jika papa atau mama nya memberi kakak sedikit "kemenangan" pada kakak, didahulukan krn ia lebih muda usianya atau fisiknya yg belum sekuat uni nya.
Memang bagi kakak, senjata nya yg paling ampuh adalah menjerit atau menangis. Bertemu dgn kondisi spt itu, kami tak boleh gegabah memutuskan siapa yg salah. Mencoba berhati-hati untuk menetapkan siapa pelaku kehebohan tadi (trouble maker / instigtator), meski tak dapat dibohongi mata dan kepala kami sudah lebih dulu "menuduh" bahwa ini gara-gara si sulung :-( Padahal kadang situasi panas tercipta krn ada hal" di luar kuasa mereka:
- Keterbatasan resource
Misalnya jumlah mainan yg tak berimbang, makanan yg kurang, pilihan rasa yg tak sesuai selera, luas kasur yg terbatas, perut yg lapar atau mata mengantuk tapi masih ingin bermain, suhu udara yg tak bersahabat, tidak sempat diajak bermain ke luar rumah, dlsb. - Kemampuan berkomunikasi (misunderstanding) karena pengucapan yg belum tepat, salah istilah, atau kosakata yg terbatas untuk mengungkapkan sesuatu.
- Keusilan si kakak namun si uni yg kena marah.
- Mengelola perasaan: seperti ingin dipuji, terkena marah sejak bangun tidur sehingga bawaanya bete (bad temper / bad mood) saja sejak awal hari, dll.
- Ortu yg terlalu cepat intervensi , tidak menjadi wasit yg adil, dan mengambil kesimpulan gegabah.
Padahal mgkn ekspektasi sebagai ortu sangat tinggi, melebihi kemampuan nalar anak. Makanya kadang saya biarkan saja bbrp saat utk melihat apa resolusi sudah dapat terjadi dgn sendirinya atau kami perlu menengahi krn memang terjadi "ketidakadilan" di sana. Jeritan sesaat atau "gedebak-gedebuk" sebentar yg tentunya tak mencederakan menjadi hal yg membersamai kematangan akal dan perasaan mereka. Semoga.
Namun sekali lagi, jerit dan tangis itu adalah bagian terkecil keseharian mereka.
Berdua mereka sangat akur. Bermain peran menjadi guru-dan-murid, mama-dan-bayi, kakak-dan-adik, penjual-dan-pembeli, pelatih-dan-yg dilatih, fotografer-dan-model, ... berlari, bernyanyi, uni menjaga kakak saat berjalan di luar rumah / belanja, berloncatan di atas kasur, usil, makan buah bersama, ... dan ahhhh membuat hal" kesal mama nya bersama (juga). Kami yg mengikuti episod demi episod ini pun "cukup" terhibur dengan gado-gado sisters love-hate relationship ini.
Ya Allah, kami berharap agar anak" kami saling menyayangi, menjaga satu sama lain dalam kebenaran, terlindung dari bahaya dan tidak saling membahayakan, dan tidak Engkau munculkan sikap cemburu atau iri hati yg berlebihan.
Salahsatu bacaan yg bagus di situs.
No comments:
Post a Comment