Apr 21, 2013

Susu, diapers, dan tisu



Sudah setahun lebih bersama si kembar terasa juga sudah banyak memanfaatkan segala kemajuan dan kemudahan yg disediakan produsen penyedia kebutuhan dan perlengkapan bayi. Ada uang, ada barang, tersedia alternatif.
Perlu asupan susu tambahan, ada susu formula kaleng.
Mengawal pee dan poo bayi, ada diapers.
Mau lap bayi yang mudah dan higienis di mana saja, ada tisu basah.


Dan beragam kreasi para produsen utk memberikan solusi dari punya bayi di abad ke 21 ini. Sayangnya banyak dari produk-produk tsb bermaterial sekali pakai. Tak dapat dipakai lagi alias harus dibuang. Yg paling banyak pemakaiannya adalah diapers dan kertas tisu. Beda dengan kereta bayi (stroller) misalnya yg sudah kami pakai tanpa henti sejak DuoS usia 2.5 bulan atau juga botol susu mereka. Bayangkan, satu hari si kembar perlu ganti diapers 5-6 kali, perlu pakai tisu paling kurang 1x sesudah minum susu/makan dan usai ganti diapers. Kalikan saja untuk sebulan. Luar biasa banyaknya pohon yang harus ditebang untuk menyediakan kertas lembut bagi kulit bayi sebagai bahan utama diapers dan tisu ini. Ide memakai diapers kain (clodi = cloth diapers) yang dapat didaur ulang sudah dipikirkan. Hanya saja "perasaan bersih / nyaman" bagi bayi yg ada di fikiran ortu itu mahal. Perlu juga ganti clodi tiap 3-4 jam per bayi yg artinya perlu 5-6 set juga. Clodi -- yg harga awalnya tak murah itu -- perlu air, sabun, dan tentu waktu/tenaga saat mencucinya, perlu dijemur, dan bila tiada matahari alamat menunggu 1-2 hari agar kering kembali. Hitung-hitung dengan mama nya, kehilangan faktor praktis apalagi tiada yg membantu, membuat kami kembali kepada solusi aman dispo (disposable diapers).

Lalu ada jg jenis sampah yg lain, yuuup ... kaleng-kaleng bekas susu mereka, satu kaleng per lima hari. Bagaimana dengan mainan dan pakaian ? Hmm kalau tak dibatasi dan pandai-pandai mengatur, bisa-bisa rumah kami pun dipenuhi keduanya :-) Mainan itu umumnya berasal dari plastik keras sukar didaur ulang, belum lagi batere AA yg dipakai utk beberapa mainan. Semuanya bakal jadi limbah lingkungan saat sudah tak terpakai.

Jadi utk barang-barang yg terkonsumsi habis itu, bukan hanya harga akumulasinya yang wowww... tapi juga timbunan sampahnya. Seorang kawan pernah berseloroh bahwa biaya beli susu formula bayi setahun itu dapat membeli satu motor bebek :-) Di salahsatu situs clodi yg mempromosikan produk popok kain modern itu menghitung sampai usia 30 bulan (usia rata-rata balita saat lulus toilet training) ortu perlu belanja S$2000 an utk keperluan dispo.

Let's work it out (assume that each disposable diapers cost S$0.30)


*Newborn to a 3 months old baby needs on the average 12 diapers a day.
Total costs = 12 pcs x 30 days x 3 months x $0.30 = S$324
*A 4 months to 6 months old baby needs on average 8 disposable diapers a day
Total costs = 8 pcs x 30 days x 3 months x $0.30 = S$216
*A 7 months baby to 30 months old baby needs on average 6 disposable diapers a day
Total costs = 6 pcs x 30 days x 24 months x $0.30 = S$1296

ck...ck...memang tiap anak ada rezekinya masing-masing dan mudah-mudah2n tidak dituduh perusak lingkungan :-)

No comments:

Post a Comment