Dec 28, 2018

Menunaikan hak

Sudah lama ingin menulis tema ini, sudah terpicu begitu sering, namun karena masih gagal dalam praktek nya jadi ragu untuk melanjutkan. Padahal isinya adalah keniscayaan, mungkin peta yang semestinya dijalani untuk meraih satu tujuan, khusus nya sebagai muslim.

Sering kali tuntutan pekerjaan membuat kita lena bahwa itulah satu-satunya tujuan terpenting dalam kehidupan. Sukses dalam pekerjaan, menang proyek, peningkatan karir, kenaikan gaji, dikenal penguasa sering membuat kita lupa bahwa itu hanya produk akhir yang tidak sepenting proses untuk mendapatkannya. Bagaimanapun juga ikhtiar, do'a dan tawakkal itu adalah tiga pilar nya.

Dec 25, 2018

Keputusan Shalat

Kadang hanya punya 8 detik.
Kadang kurang dalam 0.8 menit, keputusan harus dibuat.

8 detik itu waktu sadar saat alarm pukul 5 pagi berbunyi, menyadarkan jiwa, untuk membangunkan raga sempurna ambil air wudhu untuk mengejar subuh berjamaah di masjid.

0.8 menit itu waktu untuk memutuskan di dalam bus / mrt, apa perlu turun di stasiun terdekat atau lanjut mencari stasiun lain yang dekat masjid.

Iman dan Akal seorang Muslim

Diskusi medsos yang akan selalu berulang di tiap angkatan (alhamdulillaah) adalah mempertanyakan mana yang lebih didahulukan antara iman dan akal dalam beragama. Kebetulan seorang rekan membagikan tulisan ini di FB, dan muncul di lini masa saya.


Dari pemahaman saya, yang tepat adalah iman didahulukan sebelum akal. Bagi sebagian saudara muslim, akal yang didahulukan, dan persoalan iman tak perlu dikaji. Didasari atas pelajaran agama Islam yang pernah saya terima:

Ingin kebangkitan muslim

Eksperimen nya sudah dibuat mulai 2016 dengan aksi yang berjilid hingga reuni kedua di tahun 2018 ini. Kode kumpul dua satu dua, dikunjungi dua jutaan muslimin berbahasa Indonesia dengan puncak acara di sekitar monumen akal sehat Jakarta.

Bagaimana agar momen ini punya momentum yang hebat di tahun 2019.

Saya usul tiga hal praktis yang mestinya mudah dibuat mayoritas muslimin di Indonesia
1. Saya seorang muslim, saya tidak merokok.
2. Saya seorang muslim, saya berjamaah shalat subuh di masjid.
3. Saya seorang muslim, saya memilih partai berbasis Islam saat PEMILU.

Dec 13, 2018

Berdebat di era Medsos (2)

Ini lagi satu tipikal ustad medsos yang biasa dipakai penggemar sipilis (JIL).

Isi quote gus Nadir ini mungkin betul , namun sengaja diposting teman untuk narasi atau argumen yang salah. Focus to the point, jangan terpancing untuk lari dari diskusi awal, yang ujung" nya menjadi out of the topic. Ini kesalahan logika (logical fallacy ) yang sengaja dipasang sebagai perangkap oleh mereka yang mau cari ribut saja karena kurang ilmu :-)


Berdebat di era Medsos (1)

Di era ramai orang dan bots memiliki akses ke medsos, maka semakin sukar untuk berdiskusi masalah sensitif seperti SARA dengan akal sehat dan lisan (via ujung jari) santun. Apalagi ada akun asli dan ada akun fiktif, ada akun yang pakai nama samaran, atau ada akun lama yg sudah diretas (hacked). Semenjak tiga tahun belakangan ini, medsos di Indonesia, bertambah seru dengan polarisasi fans yang dapat turun naik sesuai mood, berpindah dari satu kutub ke kutub fans lain, atau agen bayaran yang bermain "dua kaki" (double agent). Pemain dua kaki ini jelas punya niat khusus untuk merusak diskusi, menggiring opini (membela siapa yang bayar) atau mengadu domba.