Mengingat-ingat anak" ini jujur, berani mengucap kebenaran, rasanya sudah sering. Tidak mungkin dituliskan karena memang ini sebuah proses, belajarnya sepanjang hayat, dan ujian nya dapat datang tiba-tiba sebagaimana ujian kesabaran.
Namun ada satu kejadian minggu lalu yang membuat saya berucap Alhamdulillaah. Ceritanya pulang sekolah, Shalih dengan bangga menunjukkan Math paper nya mendapat nilai tinggi, hanya salah dua katanya. Saya cek, satu krn salah pengerjaan dan satu krn kurang teliti :-( Tapi setelah saya baca_baca lagi karena ortu harus paraf (sign) di paper tsb, ternyata ada satu soal lagi yang juga salah jawab. Angka" nya tertukar, mgkn krn Shalih kurang teliti dan gurunya juga tak sadar angkanya tertukar.
Oke, saya mau paraf, syaratnya Shalih perlu beritahu tentang kesalahan tsb. Setelah saya jelaskan memang dia mengakui jawaban tsb salah. Tapi utk memberitahukan guru matematikanya, dia masih segan dan mencari" alasan he..he.. Sehari atau dua hari kemudian Shalih datang kembali pada saya seusai makan malam. Dia tahu" menceritakan kejadian siang hari di sekolah, dimana dia datang kembali pada gurunya, dan memberitahu kesalahan penilaian tsb. Dlm hati saya senang, eh Shalih berani juga ini, biasanya dia sangat tidak suka dialog dengan gurunya, kecuali memang ada kepentingan.
Di akhir cerita, dengan senyum terkembang, dia bercerita bahwa gurunya berkata "Thank you, I am proud of you for being honest" dan mengoreksi nilai di kertasnya. Alhamdulillaah masih tetap AL1 katanya :-)
No comments:
Post a Comment