Kicau tweet Aa Gym |
Hal di atas menunjukkan bahwa para ustadz masa kini melancarkan berbagai cara dalam dakwah bil kalam. Ada segmen pemirsa yg suka dengan cara klasik dalam menyerap ilmu lewat tulisan yaitu baca buku, ada yg ingin baca buku namun segan beli buku maka ia akan mencari e-book “gratisan” untung-untung bukan bajakan, ada yg ingin baca via blog karena terarsip rapi dan disertai ilustrasi, sementara tipe terakhir adalah mereka yg tak punya waktu banyak utk membaca di atas kendaraan atau istirahat. Sebenarnya ini sejalan dengan variasi di dalam ayat-ayat al-Quran atau hadits Rasulullah Saw yg juga memiliki pesan-pesan singkat dan bermakna ini. Hit the nail right on the head !
Semua tercapai ? Tentu belum. Tingkat penetrasi smartphone (BB, iPhone, Android, Nokia) termasuk tablet (iPad, Tab) di Indonesia akhir tahun 2011 masih kurang dari 40% (Nielsen AC) dari seluruh pemakai telepon seluler (Mei 2011 sekitar 125 juta orang). Katakan 80% dari pengguna smartphone itu muslim dan aktif mengakses internet via smartphone berarti baru ada 40 juta muslim yg menjadi follower hikmah dunia maya tadi.
Jelas masih banyak yg belum menikmati keinstanan tsb !
Artinya buku dan ceramah di darat (TV, mesjid, radio dll) masih tetap media yg populer dan dapat diikuti siapa saja. Belum lagi koneksi yg lemotsaat pita 3/3.5G begitu padat pengguna pada jam-jam sibuk. Boro-boro menikmati link tausiyah via youtube atau audio streaming :-)
Satu hal yg perlu direnungkan adalah, sepandai-pandainya para ustadz/motivator/trainer mengkompres (memadatkan) pesan hikmah tsb dalam satu atau beberapa tweet 140 huruf itu, pelaksanaannya scr fitrah sunnatullah tetap tidak mudah. Sebagai pengingat memang efektif, namun utk istiqamah sebagaimana pesan tsb tetap perlu perjuangan. Kan tidak mungkin untuk belajar sabar, bersyukur, menerima musibah, cukup hanya dengan satu bunyi beep BBM di BB Anda. Apalagi kalau pesan-pesan itu diterima tiap hari, menumpuk menjadi gudang hikmah di memori handphone tanpa mampu melaksanakannya satu persatu.
Generasi penerus zaman sekarang hadir dengan tantangan yg unik pula. Informasi begitu banyak, sangat cepat, dan mudah dicari (utk yg satu ini saya akan buat satu tulisan tersendiri) namun ternyata mereka rentan menghidap penyakit candu instan yg mungkin disebabkan oleh keseringan bermain pc/video game:
not good performing ... restart the game
not enjoy ... change the game
not easy ... change level
not enjoy ... change the game
not easy ... change level
Lah macam gini tentu belum siap menjadi manusia yg diplot sebagai khalifah di bumi. Amat diperlukan kesabaran dan militansi/istiqamah dalam menjalani amanah, suka duka kehidupan untuk menjadi hamba Allah terbaik di muka bumi sebagaimana seorang ahli di bidangnya yg minimum perlu 10000 jam (teori mas Gladwell dalam Outliers). Di dalam ranah kehidupan nyata, tiap pemimpin ini perlu lebih dari itu, untuk menjadi orang yg bermanfaat sambil tetap bersabar dan syukur.
Tulisan terkait: AIDA dan jendela Johari.
assalamualaikum...hehm...emang sekarang orang lbh sk yang instan, termasuk saya.hehehe
ReplyDelete