Dec 10, 2005

Kisah Negeri Ayam

Syahdan, berkumpullah para ayam dari segenap penjuru ayam semesta, mereka berkumpul membicarakan nasib mereka yg sering diberi kesan negatif oleh bangsa manusia, mereka ingin membuat komunike bersama, membuat nota protes karena merasa dirugikan. Segala jenis ayam hadir, mulai dari ayam kampung, ayam ras, ayam jago, ayam sayur, ayam broiler, dari jawa barat hadir ayam pelung yg datang dari cianjur, dari jawa tengah hadir, ayam bekisar, ayam kalasan, suharti dan wong solo, dari lombok hadir pula ayam (bakar) taliwang, dari sumatera hadir ayam kinantan dg kostum PSMSnya serta ayam balado, yang datang di iringi dg lagu kebangsaannya lagu "ayam den lapeh", yg begitu menggema dg kutipan syair berikut; "luruihlah jalan payakumbuah babelok jalan ka biaro ba' a ati indak ka rusuah ayam den lapeh, oi oi ayam den lapeh" Hadir pula perwakilan dari luar negeri, mulai yg dekat ayam bangkok, ayam kate, ayam cemani, sampai dari negeri jauh ayam kentucky dg logo KFC tersemat di dadanya. Setelah hadir semua, mulailah masing2 ayam hadir ke depan mengemukakan pendapatnya. Ayam pelung dari Cianjur maju ke depan, saya protes berat, merasa direndahkan karena sekolah disamakan dg kandang ayam, seperti puisi guru yg membuat heboh itu, kandang saya sama seperti kandang ayam bekisar kawan saya memang lebih bagus, karena saya memang mahal harganya, suara saya bagus dan bulu saya juga indah, jadi wajar saja saya dapat tempat yg bagus. Mengapa pula kandang bangsa ayam di rendahkan, tak boleh kan kami punya tempat ygnyaman? yah itu mah salah sendiri kontraktor yg membangun sekolahan, mengapa mereka meng korupsi dana untuk membangun gedung sekolah, koruptor itulah yg disalahkan, jangan merendahkan bangsa ayam, ujarnya sengit. Tiba tiba, ayam balado yg sering memberikan protes pedas, datang ke muka, wahai ayam pelung dari cianjur, tahu kah kamu bahwa di Cianjur sana, ada sekolah SMA yg ruang kelasnya akhirnya dipakai main "ayam ayaman", sampai murid2 dipecat dari sekolah tsb, supir angkot pun menggelarinya "ayam sekolahan", saya merasa tersinggung berat, kenapa orang yg melakukan hal2 yg hina tsb di istilah kan dg ayam atau ayam dalam tanda kutip. Seperti istilah ayam kampus untuk wanita2 sekolah tinggi yg berperilaku tidak senonoh, atau ayam kantoran yg suka selingkuh. Sebagai tokoh ayam feminis, saya protes berat, karena segenit genitnya juga ayam betina, tak ada yg mengejar ngejar ayam jago atau memasrahkan dirinya pada ayam jantan tua yg sudah ubanan, sebagaimana perilaku sebagian wanita2 yg digelari dg istilah ayam tsb. Maaf, kami bangsa ayam, tidak lebih hina dari manusia untuk hal yg demikian, kami masih memegang etika kebinatangan, ujarnya. Kemudian datang ke depan ayam broiler, menceritakan betapa sedihnya jenis mereka, yg banyak dibakar, dimusnahkan di berbagai peternakan ayam, bahkan yg tak sakit sekalipun, karena dianggap menjadi biang penyakit flu burung yg banyak menewaskan juga manusia, burung yg jadi sumber penyakit, manusia yg kena penularan, tapi kenapa kami yg dibantai ?, katanya dengan rasa memelas. Kalau semua ayam habis, manusia juga yg kebingunan mencari makanan enak. Selanjutnya majulah ke depan, ayam jago, kami sekarang ayam jago yg sebelumnya berani berkokok keras, telah mulai ketakutan, karena ketika ada ayam jago yang berani membongkar korupsi dan kebusukan lainnya, malah akhirnya dikorbankan, ditelikung. kalau di China, ada pepatah lebih baik memotong se ekor ayam untuk menakuti seribu kera, sebagai kiasan untuk menghukum keras seorang koruptor agar yg lain takut korupsi, dalam kasus tsb (kasus ayam jago yg dikorbankan) terjadi kebalikannya, menelikung se ekor ayam jago agar tak ada lagi ayam jago yg berani berkokok keras, nampaknya nanti semua ayam jago hanya akan tinggal sejarah, karena semuanya menjadi ayam sayur belaka. Mungkin karena itu lah,saat ini, banyak yg kesiangan sholat shubuh, karena ayam jago mulai enggan untuk berkokok di pagi subuh. Ke depan juga ayam kampung, menyampaikan info intelejen, bahwa dirinya, akan dituduh sebagai sumber teror juga, hampir saja kandang akan didatangi pihak intelejen untuk memeriksa kurikulum sekolah ayam kampus, cakar ayam akan di ambil sidik cakarnya. Begitu menurut data intelejen CIA, ternyata teror memang berasal dari ayam. maksudnya, dari lubang belakang ayam lah keluar teror, yang oleh para teroris dibuat menjadi berbagai versi, mulai dari teror asin,teror setengah mateng sampai martabak teror.... tek..tek ko tek... (begitulah tawa ayam) Tiba tiba maju ke depan, ayam kentucky yg berbadan gemuk dan berbulu putih, "ayam sorry, my prends", ayam kampung terpaksa harus mengalami nasib spt itu, dituduh sebagai "teloris" dan kandangnya akan disusupi intel, itu adalah imbal balik dari pencabutan embargo militer dari negeri kami, take easy guys, ujarnya, ayam kampung pun hanya bisa terperangah ! Sambil bergumam naonnya ari "teloris" teh? da saya mah, memang biasa menghasilkan telor, apa salahnya? Ayam sayur dari Purwakarta bercerita pula, bahwa tadinya ia akan disalahkan juga sebagai penyebab amblasnya jalan tol cipularang, karena terjadi di desa pasir honje dekat desa pasir hayam, aneh aneh saja mereka mencari alasan, harusnya mereka membangun jalan tol itu pakai teknologi cakar ayam spt di jalan tol bandara, tuh, dijamin nggak akan amblas lagi deh, btw, walau nama kita dipakai utk teknologi sipil tsb (konstruksi cakar ayam) kita tak protes karena tak kebagian royalti, kita perlu berbesar hati, telah berbuat banyak utk manusia, walau manusia melakukan hal sebaliknya pada bangsa kita. Akhirnya tampil pula ayam cemani yg hitam kelam, wahai para ayam, rasanya tak ada gunanya juga kita sampaikan nota protes pada bangsa manusia, karena nampaknya telinga mereka walaupun lebih lebar dari telinga ayam, tidaklah lebih peka daripada kita. Kita minta saja mereka untuk introspeksi, mudah mudahan saja, hatinya lebih besar dan lebih enak daripada hati & ampela ayam. 


Bahwa manusia, walaupun mereka makhluk yg paling mulia di muka bumi ini, belumlah tentu semua manusia bersikap mulia juga, bahkan bisa jadi sebagian mereka berperilaku lebih rendah dari binatang seperti ayam. Bahkan untuk hal hal tertentu kami lebih unggul dari manusia, bayangkan dari lubang belakang kami bisa keluar telur yg lezat dan penuh gizi, bangsa manusia tak bisa berlaku demikian. Daging ayam sangat lezat, bandingkan dg daging manusia yg hanya disukai si Sumanto saja. Kaki kita saja menjadi inspirasi konstruksi cakar ayam. Saya, ayam cemani yg hitam, tetap dicari sebagai obat, bahkan nasib ku lebih bagus dari sesama kulit hitam juga, si Kambing hitam. he..he..he.., tertawa keras lah para ayam (tek kotek kek kek....)
 

Di Akhirat kelak, bangsa ayam tak akan di minta pertanggung jawaban, beda halnya dengan bangsa manusia yg harus mempertanggung jawabkan segala perbuatannya, tak ada ayam yg masuk neraka, tapi banyak manusia yg akan disiksa di neraka karena kesalahannya di dunia. Mudah mudahan manusia masih memiliki hati yg lebih besar dari yg kita miliki, utk bisa bertindak sesuai hati nuraninya, kita sebagai makhluk Tuhan yg mengabdi pada manusia, marilah kita bertindak sesuai tugas kita masing2, kalau manusia masih berbuat hal2 yg tidak baik, merugikan kita, biarlah Tuhan yg Maha Bijaksana memberikan balasannya. Pidato ayam cemani yg bijaksana tsb menutup pertemuan para ayam dan disambut kokokan seru dari semua ayam dan ditutup dg lengkingan keras suara kokok ayam jago, menutup pertemuan yg menjelang subuh tsb, sekalian membangunkan manusia yg masih tidur terlelap, Mengingatkan kita semua bahwa matahari sebentar lagi akan terbit. Hidup ini adalah perjuangan, Matahari telah terbit. Hari ini adalah hari perjuangan dg semangat baru. Majulah!


-- disadur dari milis IMAS --

Dec 5, 2005