Jan 29, 2011

Harga Sama

Senin malam itu pesawat Garuda mendarat dari Jakarta sekitar jam 7 malam di terminal 1 Changi. Efek letih masih terasa setelah meninggalkan rumah ortu di Jakarta 5 jam yang lalu. Setelah keluar imigrasi dan mengambil bagasi, langsung ingat tidak ada "perbekalan" isi dapur di rumah. Makanan jadi alhamdulillaah sudah dibawa dari Jakarta, at least untuk makan malam :-) Namun tidak ada bekal air dan buah.

Spesial jika mendarat di terminal 1, di lantai Basement 2 (B2) nya tersedia supermarket (kedai serba ada) pemerintah yang buka hingga malam hari (mungkin sampai pukul 11 malam). Saat pertama kali kami mengenal tempat ini mungkin sepuluh thn y.l langsung terbayang kedai airport yang menjual barang2 dengan harga premium di atas harga eceran apabila dijajakan di luar airport. Namun dugaan tadi salah, kedai ini tetap menjual dengan harga eceran standar. Memang tidak semua kebutuhan dapat dicari di sini namun mayoritas isi dapur ada di sana tentunya kecuali sayuran atau ikan segar yaa :-)

Layout kedai dibuat senyaman mungkin sehingga pembeli dapat membawa masuk trolley (troli) bagasi nya ke dalam, artinya lorong di antara rak2 produk dibuat cukup lebar (kurang lebih 12o cm) sehingga dua troli dapat berpas-pasan tanpa harus bersinggungan. Penataan barang atau spanduk juga diatur agar tidak menghalangi belokan di ujung lorong. Sepanjang tepi bawah rak pun dipagari besi stainless steel lonjong agar troli tidak menabrak rak. Seandainya malas membawa troli, dapat diletakkan saja di dekat pintu masuk, tentunya tanpa meninggalkan barang berharga.

Salut kami akan upaya pihak bandara menempatkan kedai serba ada yg sudah amat familiar dengan masyarakat setempat ini. Kedai serba ada yang juga hadir di terminal 3 ini milik pemerintah dan selama ini belum pernah berganti dengan kedai serba ada lain. Sepanjang pengalaman kami menyinggahi bbrp bandara di dunia, baru Changi Airport yang punya community supermarket, kedai serba ada yg menawarkan produk2 yg biasa dikonsumsi sehari2 dengan harga biasa juga.

Para staf bandara yang mungkin bekerja 24 jam bergantian jelas amat terbantu dengan adanya kedai ini. Jika sudah giliran piket malam mana ada lagi kedai yg buka. Untuk sekedar mencari cemilan atau minuman ringan pasti lebih murah di sini dibandingkan harus membeli di kedai/resto cepat saji (food and beverages) yg memang banyak tersedia di anjungan keberangkatan atau kedatangan. Bahkan jika beras, minyak, gula/garam di rumah habis, pun dpt dicari di sini :-) Di luar kedai sudah menyambut beberapa bus yg akan membawa penumpang ke kota sehingga tak perlu repot naik ke lantai atas untuk mencari taxi apabila barang bawaan tak banyak. Praktis dan lagi-lagi ekonomis tentunya.

Kapan ya bandara2 di Indonesia dapat meniru langkah ini.
Ada dan menawarkan barang2 dengan harga yang sama. Bukan dengan praktek selama ini dimana outlet franchisee di dalam bandara menjual produk yg jauh lebih mahal dgn pertimbangan biaya sewa bandara yg tinggi. Tokh dengan harga yg wajar pasti lebih banyak pembelinya !







Jan 28, 2011

Sekolah Bergengsi untuk Anak Mampu

Kenyataan semacam ini mudah dimengerti. Selama anak dan ortu punya visi yang sama tentang pendidikan. Selama anak tidak stress di push untuk memberikan hasil yg setimpal dengan kucuran dana dan perhatian yg telah diberikan tentu kesuksesan tak jauh dari impian.

Anak dari ortu yg kaya tentu punya banyak kesempatan. Gizi lebih baik, kesempatan beli buku tambahan, ikut les di luar jam sekolah, internet 24 jam, pembantu domestik yg siap antar jemput, menyediakan makanan, menyiapkan peralatan sekolah, sampai2 kalau perlu (dan biasanya) membawakan tas sekolah mereka. Pokoknya si anak tinggal belajar...belajar... ikut ekstrakurikuler, makan, tidur, semua kebutuhannya sudah dipenuhi. Kalau masih ada waktu lagi tutor dapat dipanggil ke rumah, ikut pelatihan aritmatik, NLP, otak tengah, makan omega-3/6/9, brainbooster lainnya :-)

Sobekan surat kabar 25 Januari 2011 ini menunjukkan statistik pendidikan orang tua dari anak-anak yg bersekolah di sekolah elite/top di Singapura dibandingkan dengan rekan-rekannya yang hanya mengenyam studi di sekolah kejiranan (sekolah yg disediakan pemerintah di lingkungan perumahan).

The data which was revealed by Minister Mentor Lee Kuan Yew on Monday, showed parents of students from the top schools largely had higher levels of education than the parents of students from the neighbourhood schools.

Namun perjuangan di sekolah top ini tentu rruaarr biasa juga. Saya pernah termasuk pesertanya :-) Lokasi sekolah yg jauh dari rumah sehingga harus berangkat pagi dan pulang telat, jam dan aturan sekolah yg ketat, tugas banyak, guru strict, persaingan, biaya ekstra ini-itu dll. Keluhan lain yg tak disadari pada awalnya, yaitu pergaulan dengan anak2 orang kaya. Jika itu sebuah pergaulan yg win-win, alhamdulillah. Namun sebaliknya jika ada anak2 yg sombong, membuat gank krn status sosialnya, peer pressure yg hebat yg membuat persaingan tak sehat, atau membebani ortu krn si anak tahu-tahu berubah gaya hidup krn tiba2 masuk lingkungan anak2 the-have.

Belum lagi kalau anak belum siap menerima "kekalahan" dan depresi. Maklum saja memasuki sekolah elite, artinya siap berlaga dengan kuda pacuan 2000cc ke atas. Seorang anak yg biasa jadi juara di SD nya, koq tahu2 keteteran di SMP elite. Seorang anak yg kehilangan semangat boleh jadi akan kehilangan motivasi dan di akhir pacuan justru terlempar sama sekali utk melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya, misal gagal masuk SMA favorit atau tak lulus masuk perguruan tinggi yg diincar. Ujung2 nya ortu juga stres atau malu krn prestasi anaknya tak jauh beda dengan anak2 tetangga yg sekolah di dekat rumah :-)

Sekolah elite. High Expectation, High Capital, High Rewards.
Mau ???

Jan 19, 2011

Peremajaan Pohon

Pihak pertamanan kota telah memutuskan untuk menebang pohon-pohon berukuran sedang yg sudah lama tumbuh di pinggir jalan di depan kantor ini. Mereka menghitung faktor resiko dan tuntutan ganti rugi yang amat mungkin terjadi di musim hujan disertai angin kencang di musim seperti sekarang. Bulan lalu satu pohon tumbang dan menimpa sebuah mobil yang parkir. Untung hanya kerugian materi, jika ada nyawa melayang tentu lebih besar lagi tuntutannya.

Kecewa saat para pekerja Bangla mulai menebang pohon-pohon tersebut di hari kedua tahun baru. Tidak ada yang dapat menaungi pejalan kaki dari sengatan matahari di musim kemarau nanti. Suara gergaji mesin berderu bercampur suara dahan kayu patah menghempas. Hanya perlu tiga hari untuk menggundulkan pinggir jalan ini dan merapikan sisa-sisa penebangan pohon tsb. Seminggu setelah itu, truk dan pekerja yang sama datang. Ayunan pacul kini mulai menggali tanah di sekitar lokasi pohon lama. Esoknya, tanah hitam humus penuh nutrisi dicurahkan ke dalam lubang-lubang berukuran 0.5x0.5 meter persegi tsb, benar-benar hitam. Gundukan humus itu didiamkan sekitar tiga hari, sementara cuaca hari-hari itu sangat kondusif, mendung siang hari, dan hujan lebat sorenya.

Hari Senin lalu, saat masuk ke kantor, sudah tampak deretan rapi pohon-pohon baru. Pohon-pohon yang didatangkan dari persemaian ini memang masih balita, batangnya kurus selingkar telunjuk dan ibu jari. Pasti masih lunak hingga mudah diayun angin. Namun jangan khawatir, pohon di Singapura ini amat diperhatikan nasibnya. Batangnya diikatkan pada kayu mati yg kokoh di sebelahnya sebagai penopang bantu. Bagian batang bawah dilindungi potongan paralon kecil untuk menghalangi serangan serangga iseng yang menjalar di tanah ataupun genangan air yang mungkin terjadi di saat hujan lebat. Perhatikan ikatan nya, amat teliti untuk tidak melukai batang pohon, sampai2 tali tambangnya perlu dibungkus plastik. Di daerah yang ramai lalu lalang orang, tentu pohon baru ini akan diberi perlindungan pagar ekstra pula.

Itulah hebatnya dinas pertamanan kota yang punya rencana, dana, jelas SOP (prosedur standar) nya untuk hal-hal baku semacam ini. Kontraktor pohon tinggal menyanggupi pesanan untuk membuat seperti yg ada di prosedur. Antara pemberi tugas (dinas taman) dan kontraktor amanah melaksanakan tugasnya karena pengawasan dilakukan dengan benar. Selanjutnya tinggal menyirami dan meyakinkan tidak ada penyakit yang menyerang pohon-pohon tsb. Beruntunglah pohon-pohon ini ! Paling kurang mereka terjamin hidup 10-15 tahun lagi sebelum diremajakan karena ada pelebaran jalan atau serangan angin topan.



Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya ... (Q.S.Al-A’raf 56)

“Tak ada seorang muslim yang menanam pohon atau menanam tanaman, lalu burung memakannya atau manusia atau hewan, kecuali ia akan mendapatkan sedekah karenanya”. [HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Jan 17, 2011

Kardus, Koran, Botol, Jadi Uang



Tempat strategis: di bawah pohon, pinggir jalan raya, dan pertemuan jalan yg ramai jika pagi karena di dekat perhentian bus. Bermodalkan sebuah kursi plastik dan timbangan besi serbaguna kokoh berwarna merah, seorang penadah (pembeli) barang bekas dengan senang hati menerima langganannya tiap pagi. Ada yang tahu cara memakai timbangan model begini (plafform weighing scale)?

Tampak pada foto seorang langganan tetap datang membawa setumpuk kardus bekas dengan sepeda onthel nya. Saya tidak mengerti apa makna kalungan bunga dan lemon (?) yg digantung di ujung timbangan :-)



Pemulung surat kabar, kardus, dan kaleng minuman bekas ternyata juga ramai di Singapura. Umumnya didominasi orang-orang tua atau part timer yg memang tidak punya kerja tetap. Tiap pagi ramai mereka antri utk mengambil surat kabar gratis semacam Today atau Mypaper di stasiun bus/mrt sebanyak mungkin (antri berulang2 utk mengambil jatah koran) utk nanti kertasnya dijual tanpa pernah dibaca. Tempat-tempat sampah di sekitar mall atau kedai makan menjadi incaran para pengumpul kaleng minuman, utk kemudian diinjak tipis2 dan dikumpulkan dalam karung plastik. Lokasi sekitar pertokoan atau supermarket sudah ada pengumpul kardus bekas yg menjadi langganan tiap malam atau pagi hari. Utk botol kaca memang tidak diminati, krn supplainya amat jarang, softdrink umumnya dijual dalam kemasan botol plastik atau kaleng.

Kesimpulannya tindakan semacam ini tetap ada peminatnya, sekurang2 nya bermanfaat mencipta lapangan kerja baru dan membantu proses daur ulang barang2 yg tak terpakai.

Jan 12, 2011

Bermula dari Rasa Memiliki

Kebakaran tersebut bukan disebabkan kelalaian pengelola tol, tapi karena penggunaan ruang milik jalan (rumija) tol yang seharusnya dilarang. Tapi Dep. PU tidak memiliki kewenangan melarang pemanfaatan rumija tersebut, karena itu ada di tangan pemda DKI Jakarta.

If anything can go wrong, it will

Tidak ada yang lebih konyol daripada kelalaian membiarkan suatu kekeliruan. Tumpang tindih tanggung jawab/wewenang antar instansi, peraturannya belum ada, atau tidak adanya anggaran sudah menjadi tiga ekor kambing hitam yg paling dicari di negeri ini setiap muncul masalah. Tak ada yg peduli krn tidak merasa itu "wilayah kerjanya" atau belum mau kerja jika dana operasional belum turun. Hingga kelalaian mencapai klimaks dan bummm ... kecelakaan memicu sekian nyawa melayang, kerugian sekian ratus juta atau milyar utk ganti rugi, renovasi, uang kerahiman, dan biaya non-materi lainnya (kesal, emosi, hilang waktu, kebelet pipis, komoditi busuk, mogok dll).

Dalam teori saya, sebenarnya penyebab yg paling parah bukannya urusan teknis dari tiga faktor di atas, melainkan satu unsur yang paling mendasar yaitu hilangnya rasa memiliki. Merasa kalau tidak ada dana operasionalnya, EGP sajalah. Lha itu gaji bulanan utk apa ?! Menunggu hingga timbul korban dan saling tunjuk krn tak mau disalahkan. Kewajiban sebenarnya sama saja, baik bagi:
  • eksekutif pengelola daerah tsb (departemen, kanwil, pemda),
  • penegak hukum (polisi, abri, satpol pp, satpam, hansip),
  • pemberi izin listrik, air, bangunan (PLN, PAM),
  • masyarakat, terutama yg mukim di sana atau mencari nafkah di sekitarnya.
berkewajiban mengantisipasi hal-hal yg langsung atau tidak langsung beririsan dengan tugas atau kenyamanan hidup nya.

Tak kurang dari lima kejadian yg saya catat dalam hubungan sebab akibat yg serupa.

(1,2,3) Kebakaran lapak/rumah triplek di simpang susun tol Pluit

Ini hebat dalam kurun waktu satu tahun tiga bulan terjadi tiga kali. Dua kali yg pertama pada 22 Mei dan 7 Agustus 2007 (Pluit dan Jembatan Tiga antara KM24,300 dan KM 24,500), disusul yg ketiga (what !!!) pada awal Oktober 2008 (di KM19). Dua kebakaran susul menyusul di tahun 2007 memaksa Departemen PU dan CMNP (pengelola tol) utk mengevaluasi struktur pilar penyangga tol susun tsb. Kekuatan baja penyangga turun 20-25% sehingga hanya mobil2 kecil yg boleh lewat di atasnya dan pada masa-masa tertentu satu dua jalur tol menuju bandara tsb terpaksa ditutup. Alhasil merangkaklah ribuan kendaraan per jam nya di atas sana. Polusi udara, suara, buang bahan bakar percuma, dan kehilangan waktu terjadi otomatis tiap hari selama 4-5 bulan menunggu tuntasnya perbaikan tsb. Bukan hanya di tol layang saja, di jalur arteri (bukan tol) mengular berbagai jenis kendaraan raksasa yg terpaksa dialihkan karena tak boleh merayap di atas. Suasana pamer paha benar2 dirasakan warga Jakarta yg melintasi Pluit-Jemb Tiga-Kota-Mangga Dua-Jemb Dua di saat jam-jam sibuk. Kami pun turut menderita tiap kali harus memakai tol ini ke dan dari bandara.

Apa tanggapan pihak2 terkait ?

(Kh1) Kepala Badan Litbang Dep PU: ”Sebenarnya sejak semula saya tidak setuju bangunan liar dibangun di sana atau di ruas jalan nasional lainnya, tapi apa yang bisa kami lakukan karena ada pihak yang memberi ijin. Terbukti mereka membayar pajak bumi dan bangunan, memiliki sambungan telepon dan listrik, ” katanya.

dibalas dengan:

(Kh2) Hal itu disesalkan Gubernur DKI Jakarta karena jika satu daerah dikelola orang lain terjadi tumpang tindih wewenang. Penghuni kolong Jalan Tol Jembatan Tiga Pluit Jakarta Utara memang berada di Wilayah DKI Jakarta namun kewenangan berada di pemerintah pusat. Dan jika sudah ada kejadian seperti ini kita selalu yang kena limpahannya, kata Sutiyoso

Siapa yg pernah menyangka kejadian "remeh" (mungkin terbakar atau dibakar dengan "trik" kortsluiting) di kolong jembatan bisa melumpuhkan pilar-pilar beton gemuk itu. Kelalaian yg menyebabkan kerugian sangat besar baik materil maupun non-materil.

Dan yang membuat dengkul ini lemes, kejadian ketiga dengan penyebab yg sama pada 05/10/2008 03:45 WIB. Gila kan ! Nyemplung ke sumur (bukan lubang di jalan yg gelap) yg sama tiga kali. Perhatikan komentar KaSi Patroli jasa marga:

Kebakaran kali ini tidak merusak kontruksi tol interchange seperti yang terjadi pada kebakaran sebelumnya beberapa bulan lalu. Arus lalu lintas kita tutup sementara dan dibuka kembali saat api berhasil dipadamkan,”

Tanpa rasa malu, apalagi rasa menyesal krn "sesuatu yg dimilikinya" hilang. Jika tidak ada kebakaran kan uang nya dapat dipakai utk kesejahteraan pegawai. Koq bisa-bisanya lapak liar itu berdiri lagi di sana (atau di lokasi lain di bawah tol) ? Bukannya dibersihkan seluruhnya sejak kejadian tahun lalu ? Apa mereka pikir krn jalan tol itu di atas, tidak bakal terganggu oleh keriuhan di bawah ?

(4) Kebakaran 24 gerbong KA yg diparkir di sta Rangkasbitung.

Senin 11 Oktober 2010 01.25 WIB, delapan belas gerbong kereta ekonomi langsung meleleh tanpa ampun dan puso tak dpt dipakai lagi. Sementara enam kawannya rusak "ringan" dindingnya saja yg terjilat api. Pemadam kebakaran bekerja keras selama 3 jam utk meredupkan api yg dipercaya timbul dari lilin yg biasa dipakai para gelandangan "menginap" di dalam gerbong2 yg diparkir di setiap malam hari ini. Hitung kerugian akibat main api ini ... eh ... membiarkan gerbong dan stasiun/bengkel KA tidak steril dari lalu lintas manusia di luar jam operasional KA. Puluhan ribu pemakai KA esok paginya pasti menggerutu hebat tanpa dapat meminta kompensasi apa-apa dari KAI atau Dephub.




Apa reaksi menteri yg berhubungan:

"Tidak semua peristiwa yang berhubungan dengan perhubungan seperti tabrakan kereta, mati lampu di bandara, harus selalu dipertanyakan kepada dirinya. Harus dilihat terlebih dahulu siapakah yang memiliki tanggung jawab tersebut.

"Kalau yang urusan regulasi, itu langsung saya tangani. Tetapi kan ada urusan bisnis yang tangani BUMN. Kalau itu regulasi yang saya bikin salah, itu yang tanggung jawab saya. Tapi kesalahan dalam operasionalisasi bisnis, itu wewenang BUMN dan itu harus kita tegakkan dengan baik," tukasnya.

(5) Kabel sinyal KA meleleh akibat kebakaran

Kejadian berikutnya saya baca di surat kabar lokal saat ke Jakarta beberapa hari lalu. Tepatnya dini hari 06/01/2011 terjadi kebakaran yg menimpa 30 lapak di bawah rel layang di Jl. Pangeran Jayakarta. Api melelehkan sebagian kabel serat optik yg melintas di dekat area kebakaran, mengganggu sinyal dan wesel (pengatur rel) perjalanan kereta api. Melelehnya kabel serat optik membuat rute KRL Bogor-Jakarta kacau. Total kerugian biaya belum dihitung sementara akibat waktu perbaikan sekitar enam jam. Keterlambatan yg dialami penumpang bervariasi antara 45 menit hingga 1 jam.

Kita baca adu tanduk komentar nya:

(Kh1) Kepala Humas Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Muhartono menyatakan, pengadaan sinyal memang dilakukan oleh Ditjen Perkeretaapian. ”Setelah beroperasi, perawatan, pemeriksaan, dan pengoperasian perangkat itu kami serahkan kepada PT KAI,” tuturnya

ditangkis dengan:

(Kh2) menurut Kepala Humas PT KAI Sugeng Priyanto, sarana dan prasarana perkeretaapian sepenuhnya menjadi wewenang Ditjen Perkeretaapian.

Weleh .. weleh ... tumpang tindih kambing hitam ini memang terjadi di mana2.

Lebih heran lagi mengapa lapak-lapak (gubuk liar) di berbagai tempat ini bermunculan baik yg hanya triplek/seng, semi-permanen hingga permanen sekalipun. Koq sampai PLN menyalurkan listrik (atau oknumnya saja dengan ongkos tertentu) ? Padahal utk memasang listrik secara resmi saja kita perlu menunggu cukup lama dan membayar tidak murah. Heran kalau pemilik gubuk itu berterus terang bayar PBB juga, PBB apa pungli sama oknum pemda yg mampir ke sana tiap bulan ?

Jika instansi berwenang berkata TIDAK untuk memberi izin sejak baru satu yg tumbuh di sana,
Jika polisi rajin mengintip ke kolong jembatan atau daerah2 remang lain,
Jika tak ada suplai listrik/telepon/air mengalir ke sana,
Tentulah tidak akan ada gubuk liar tsb, tidak perlu aksi penggusuran yg memilukan, debat kusir dengan LSM, membayarkan uang kerahiman (siapa yg salah sebenarnya sih, mestinya mereka yg harus menanggung kerugian masyarakat dan pemerintah !) dan kebakaran multi-miliar yg tak perlu ini.

Kembali ke awal niat saya menulis ini, kembalikanlah rasa memiliki itu. Pejabat pemerintah hingga satpol PP sudah diberi gaji utk membuat hidup di kota itu lebih nyaman. Tak perlu dana operasional khusus lagi, apalagi jadi cukong yg menjadi backing gubuk liar tsb !


Sumber:
(1) DEP PU TELITI KONDISI KONSTRUKSI TOL PLUIT (10/08/2007)
(2) Kebakaran di Kolong Tol Pluit
(3) Tumpang tindih wewenang
(4) Meleleh
(5) Meleleh
(6) Rangkasbitung
(7) Rangkasbitung

Jan 11, 2011

Tulis Dulu Untuk Catatan

Sudah lama sekali tidak lihat gambar piramida penduduk Indonesia. Terakhir saat belajar geografi dan kependudukan ketika SMP. Saat duduk di bangku SD sekitar 30 tahun lalu, saya ingat jumlah penduduk Indonesia itu 150 juta jiwa (bacaan: HPU atau RPU ya ??). Namun kini jumlah nya membengkak hingga 237.6 juta, suatu pertumbuhan rata-rata di atas 2.9% setahun. Tak heran piramida penduduk Indonesia berbentuk nisan gemuk dengan persentase penduduk usia muda (0-30 tahun) yg besar. Di tiap lima tahun rentang usia, baik pria atau wanita, ada 10 juta penduduk, kasarnya 6x2x10 = 120 juta orang alias 50% penduduk Indonesia ada di sini.

Bagi negeri yg berkembang, ini adalah indikator yg baik. Tersedianya sumber daya manusia muda, penggerak usaha dan roda ekonomi, sebuah negeri yg jauh dari ambang kepunahan krn masih banyak "pabrik" bayi yang buka :-) Selama pemerintah dan masyarakat mampu mengelola alam, lingkungan, berikut sumber daya alam dengan baik kelahiran 4.5 juta bayi per tahun ini tidak berbahaya sama sekali. Toh Indonesia punya lahan luas sekali !

Sayangnya kondisi negeri masih jauh dari standar yg disebut cukup apalagi baik. Terlepas dari akurat atau tidaknya data BPS ini, mengingat sulitnya kondisi di lapangan -- utk mensurvei tiap rumah hingga pelosok negeri untuk menghitung jumlah anggota keluarga, tingginya mobilitas penduduk (antar desa, kota, negara), kelahiran atau kematian yg tak tercatat, duplikasi nama krn memiliki KTP ganda di beberapa tempat -- kondisi sosial masyarakat kita masih jauh dari level cukup apalagi baik. Mau pakai alat ukur apapun, paling kurang 13% penduduk di bawah garis kemiskinan.
  1. (13%) Menurut kriteria BPS ada 31 juta penduduk di bawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan versi 2010 adalah apabila pengeluaran seseorang di bawah Rp. 212201 per bulan.
  2. (29%) Data penerima beras miskin di tahun 2010 adalah 70 juta jiwa.
  3. (32%) Data penerima Jamkesmas (layanan kesehatan bagi orang miskin) jumlah nya 76.4 juta jiwa
  4. (42%) Data Bank Dunia 100 juta jiwa !!!
Mau pakai data yang mana ?

Artinya beban besar yg harus ditanggung tiap pelaku ekonomi (pengusaha, profesional, pedagang dll) atau pembayar pajak di negeri ini untuk membantu mereka yg dibawah garis kemiskinan untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Selain beban ekonomi yg paling signifikan tentulah beban sosial (timbulnya banyak masalah sosial: hutang, kriminalitas, bunuh diri) dan kesehatan (krn kurang gizi dan gaya hidup yg tak sehat krn tak mampu). Belum lagi kalau dipertimbangkan distribusi pertumbuhan penduduk yg terkonsentrasi di Jawa saja. Pulau Jawa besarnya hanya 7% total luas daratan namun ditumpangi 57.49 persen dari total penduduk.

Sumber
(1) Laporan Penduduk Mengkhawatirkan, Kompas 10-01-2011
(2) Si Miskin Harus Bekerja, Hendri Saparini, Kompas 10-01-2011
(3) Badan Pusat Statistik, Sensus Agustus 2010

Jan 6, 2011

Berapa Lamanya 3/4 Hari Itu ?

Andaikan si fulan hanya punya 3/4 hari untuk bekerja. Sisanya ia manfaatkan 4 jam untuk tidur/istirahat, 1 jam untuk beribadah, dan 1 jam untuk keperluan lain spt makan, mandi, dan ngobrol misalnya.

Sejarah mencatat umur fulan hanya 60 tahun (196-254H) dan tiga perempat umurnya ia gunakan untuk berburu hadith dengan tekun dan teliti. Tak kurang dari 600 ratus ribu hadits telah dievaluasinya, malah ada yg mengatakan lebih dari itu. Dibaca seksama teks nya (matan), disimak kandungannya (diraya), dan dicermati satu persatu apa ada yg janggal / mencurigakan dari isi, gaya bahasa, jalur penyampaian (sanad/isnad), dan orang-orang yang mengaku telah menerima dan meneruskannya (musnid/rawi). Bertemu satu yg shahih, langsung si fulan mengucap syukur dan menunaikan dua rakaat shalat sunnah, sebelum menuliskan (memasukkan) hadits tsb dalam buku kumpulannya. Lebih dari itu masing2 hadits juga dikelompokkan menurut topik tertentu. Tiap kelompok diberi kata pengantar ringkas dan tiap hadits pun dilengkapi dengan catatan yg dianggap perlu baik tentang riwayat, kandungan, keraguannya, atau pendapat guru2 (syaikh) tentang hadits tsb.

Bayangkan betapa singkatnya waktu 3/4 sehari selama 45 tahun itu !

Tiga perempat hari itu hanya 18 jam, dalam setahun hanya tersedia 365 hari, dan selama hidup si fulan yg didekasikan untuk mengumpulkan ahadits (hadits dalam bentuk jamak) hanya terkumpul 18 x 365 x 45 = 295650 jam. Artinya tiap jam ia harus menelaah sekitar 2-3 hadits lalu menuliskannya kembali di buku kumpulannya. Not a big deal kan, as long as no holiday required, mmmphh... ... apakah jika hadits itu pendek teks nya membuat tugas ini menjadi mudah ? Dari jumlah kata hadits tsb memang pendek, tapi bagaimana dengan asal-usulnya (riwayat) ? Apa terputus (tidak sampai pada Rasulullah SAW), ada perawi yang diragukan namanya, daya ingatnya, akhlaknya atau kejujurannya, atau ada yg aneh krn antara perawi satu dengan yg berikutnya amat mustahil bertemu karena mereka hidup di tempat yg amat berjauhan atau rentang tahun yg berjauhan. Nah jika sudah timbul keraguan semacam ini, si fulan akan sangat berhati-hati, ia akan segera berangkat mengembara entah ke Hijaz, Mesir, Nishapur Merw, atau Iraq untuk menemukan kebenaran/kepastian.

Saya belum pernah mencari tahu darimana dana diperoleh untuk kegiatan "sukarela" ini. Kapan si fulan bekerja menafkahi diri atau keluarganya ? Siapa yg melayaninya sehari2. Apa waktu berburu hadits nya perlu didiskon untuk memberi kesempatan si fulan mencari nafkah ?

Paling kurang beruntung tentunya sudah dikejar jauh-jauh ternyata hadits tsb palsu atau masih untung cukup dikategorikan lemah (Dhaif) atau baik/bagus (Hasan). Artinya hadits tsb tidak dapat masuk kategori shahih (tak diragukan kebenarannya) karena ada "small defect" dalam riwayat (sanad), keraguan2 akan daya ingat si agen pembawa (musnid), perawinya tak pernah bertemu, pernah melakukan kebohongan/kesalahan dll . Jadi hitungan 2-3 hadits per jam itu terlampau optimis. Mungkin ada cukup banyak yg cepat kompilasinya karena sudah dilakukan dari pekerjaan2 beberapa orang (termasuk gurunya) di masa lampau seperti koleksi Shihab al-Zuhri ( -124H), koleksi al-Muwaththa Imam Malik ( - 179H), atau lebih awal lagi catatan2 yg dibuat sahabat Abdullah ibn Amr ibn Ash dan Abu Hurairah (andaikan masih ada). Namun sebagian besar akan diteliti ulang lagi satu persatu, discreening secara ketat utk dapat masuk koleksi si fulan tsb. Pekerjaan yg amat tedious, exhausting, and lots of uncertainty bagi siapa saja, yg mungkin baru dapat menemukan satu hadits yg benar setelah beberapa hari atau minggu.
Berkat rahmat Allah, kabar gembira itu pun akhirnya tiba, pekerjaan selesai. Kompilasi hadits yg amat terkenal dengan nama Shahih Bukhari. Sebuah gudang pengetahuan kelas super berat (mgkn dapat disamakan dengan orde cakram data hard disk sekelas tera byte) yg diakui kebenarannya -- second to al-Quran -- berisikan sunnah Rasulullah SAW (perkataan/qauliyah, perbuatan/fi'liyah, dan diam/taqririyah baginda). Dimulai dari seleksi 600 ribuan ahadits, lalu terpilih 9082 ahadits, dan mengerucut menjadi 2602 ahadits setelah banyak hadits yang sama diwakili dengan satu saja. Koleksinya dibuat dalam 106 buku yg mengandung total 3450 bab. *

Kerja keras, penuh ketekunan dan keikhlasan dari si fulan yang bernama asli Muhammad bin Ismail bin Bukhari , yang lahir di Bukhara (dulunya bagian kerajaan Persia, kini adalah negara Uzbekistan), yg mengabadikan dirinya membangkitkan batang terendam, menggali mutiara yg amat mahal nilainya dari dasar samudra ilmu dan hikmah dari penuntun umat Rasulullah SAW. Belum ada internet dengan fasilitas pencarinya, belum ada pengolah dokumen dengan search, compare, copy-paste, atau mesin cetak yg dapat menyalin ulang beberapa halaman sekaligus. Luar biasa perjuangan, kegigihan, daya ingat, dan tingkat intelektualitas ahli fikir Islam ini sehingga menjadi orang yg menghasilkan karya luar biasa.

Apakah ia manusia luar biasa di zaman nya ?
Ternyata tidak. Beberapa usaha serupa sudah dilakukan sebelumnya tercatat semacam syaikh al- Zuhri dan Imam Malik yg turut memulai hal serupa. Malahan di zaman sahabat sudah berjejer para penghafal hadits yg hanya mengandalkan daya ingat saja (memory retention). Memang di zaman Rasulullah orang itu juga dinilai kemuliannya berdasar kemampuan daya ingat nya. Kemampuan menulis atau membuat catatan justru dianggap kehinaan karena itu artinya otak yg lemah, tak kuat daya ingat. Dalam sejarah Islam terukir nama2 spt Abu Hurairah (hafal 5374 ahadits), Abdullah ibn Umar (2630), Anas ibn Malik (2286), Sayyidina Aisha bt Abu Bakar (2210), Abdullah ibn Abbas (1660), Jabir ibn Abdullah (1540) dan Abu Sa'id al Khudri (1170).

Teman seperjuangan Imam Bukhari (saudara muda dan sekaligus muridnya) dari daerah lain juga merintis usaha yang sama. Dengan upaya yang tak kalah hebohnya, Muslim ibn Hajjaj al Nishaburi (206-261H), juga bertungkus lumus siang malam, mengekstrak 10000 ahadits dari 300 ribuan awalnya. Setelah dikurangi hadits- hadits yang sama, koleksi Shahih Muslim memiliki total 3030 ahadits, dimana 1900 ahadits juga ditemukan di koleksi Shahih Bukhari.

Dunia Islam hari ini telah menobatkan dua mahakarya ini sebagai sumber referensi hadits yg utama (The Cannon . Empat karya lain turut melengkapi khazanah sunnah Rasulullah SAW dan menjadikannya Al-Sihah al-Sittah (The Six Major Hadith Collection). Koleksi ini menjadi panutan utama mayoritas umat Islam Sunni:
. Shahih Bukhari
. Shahih Muslim
. Sunan an-Nasa'i al Shugra
. Sunan Abu Daud
. Sunan ibn Maja
. Jami'/Sunan al-Tirmidzi
Selengkapnya dapat mengikuti sejarah dan koleksi bermodalkan wikipedia dulu.

Nah sekarang bagaimana dengan kita yg hidup 1200 tahun setelah jejak keenam imam mahsyur tadi. Apa kita punya waktu 16 jam atau 6 jam atau cukuplah 1 jam sehari untuk mendedikasikan diri membaca dan menghafalkan satu persatu hadits dalam koleksi mahakarya ini ? Memodifikasi kata orang bijak, menjadi tua itu pasti namun menjadi orang tua berilmu itu pilihan.

*A Textbook of Hadith Studies, Mohammad Hashim Kamali, The Islamic Foundation, UK.

Jan 3, 2011

Bikeway di Singapura

Singapura memang tak punya busway permanen macam di Jakarta namun ada bikeway. Bikeway bukan (atau belum) dibuat untuk pergi kantor dengan sepeda, namun dibuat utk tamasya jiwa raga menikmati alam yg ditata manusia.

Jalur bersepeda yang nyaman dan aman di timur Singapura adalah mengikuti bikeway PCN dari pantai timur (ECP) menuju pantai changi (CBP). Sebelum jam 11 pagi matahari (catat: di bulan Desember) masih bersahabat untuk tidak mendera pengayuh sepeda dengan sinar yg terik. Bagi level pemula, dapat memulainya dengan satu arah perjalanan, dari ECP ke CBP saja sekitar 20 km. Sementara untuk jalur pulang dengan arah memutar dari CBP ke ECP juga menempuh 20 km.

Berbekal sepeda tandem yang -- koq susah banget -- dipacu laju, baju olahraga dan topi, sebotol air minum, dan tiga apel (heavy backpack indeed), rute 20 km dapat kami lalui dalam 2 jam. Whaatt ! Mungkin bagi seorang pelari half-marathon, ini waktu standar utk menempuh jarak tsb dgn kecepatan 10 km/jam :-) Yah selain mengayuh kami juga sempatkan berhenti bbrp kali utk ambil foto yg menarik, makan/minum, atau sekedar mendinginkan "bantalan" badan (my ass) yg kepanasan dijepit sadel sepeda.

Kami berhenti di beberapa jetty tempat orang mengadu nasib memancing ikan di laut yang agak tinggi di awal tahun, memandangi runway pesawat terminal 2 changi, di dekat pintu air atau hutan alami yg kebetulan dilewati.



*****

Mendekati pukul 12:10 hari sudah amat panas. Agar tidak sampai bayar penalti, sepeda harus diserahkan paling lambat 15 menit dari 2 jam waktu penyewaan. Sebagai catatan: sewa sepeda tandem atau sepeda kelas dewasa tipe apapun adalah SGD 8 per jam (bonus pemakaian 1 jam) alias $8 untuk 2 jam. Penyewa diizinkan telat maksimum 15 menit dari waktu yg diberikan.

Di satu dua kilometer terakhir kami bergegas mengayuh untuk segera sampai di pitstop terakhir (Car park 7) yang jelas lebih baik kondisinya dibandingkan Car park 1 (Nicoll Dr) ini. Berbekal info yg diberikan petugas penyewaan sepeda di CP1 tadi, kami lebih bersemangat untuk sampai ke CP7: "Not far away, just 20 minutes from here. There you can find buses and foodcourt around changi Village !"). Luar biasa, konfirmasi terakhir dari bapak tadi benar2 dopping yg manjur utk menuntaskan our last mile. Terbayang nikmatnya nasi lemak dan ice milo dinosaur sudah di depan mata :-)




Alhamdulillaah tiba juga di pitstop terakhir yg jelas lebih teduh dan bersahabat, Changi Village nama lokasinya. Setelah mengembalikan sepeda di PCN, kami berjalan kaki 5 menitan ke food court yg paling populer di sana (Blk 2 Changi Village Rd). Tanpa membuang masa, langsung menuju TKP, stall nomor 57 the authentic nasi lemak. Benar saja, jam menunjukkan 1 siang, dan pembeli masih mengular antri di sana. Sabar menanti sekitar 10 menitan akhirnya rezeki nasi lemak tiba juga. Ditemani segelas air tebu dingin dan dinosaur milo kami pun melepas penat siang itu. Harga kenikmatan yg jauh lebih tinggi dibandingkan $20 + keringat yg dibelanjakan di awal 2011 itu :-)




Ada setengah jam di lepau tadi, sementara azan Zuhur sudah terdengar di radio, pertanda harus lekas pulang mensucikan badan sebelum menghadap Allah Pemberi Rezeki. Terminal bus tak jauh dari sana, menanti nomor 59 yang bersedia membawa kami pulang dengan semilir penyejuk udaranya. Di saat yg sama di luar, matahari di hari kedua 2011 tak malu-malu menampakkan kegarangannya :-)

Kalau mau dikenang, salah satu kehilangan bagi kami yang pernah tinggal di sini, tentulah tempat2 wisata semacam ini.

Semuanya terintegrasi baik,
Namun jelas ini bukan proyek sekejap mata,
Perlu 2, 5, atau 9 tahun untuk membuatnya nyata,
Dan tak kalah penting, semua merasa memilikinya !




Sehat, aman, dan terjangkau !

(We starts 2011 healthily !)

Jan 2, 2011

Memakan DOSA

Kalau ada dosa yang membuat ketagihan, inilah dia. Makanan khas di India Selatan ini memang menyeramkan namanya saat pertama kali kami lihat di Little India. Selama di Singapura tidak pernah saya coba karena masih banyak yg lebih enak dibandingkan tepung kaya karbohidrat ini. Namanya pun tidak umum di Singapura/Malaysia karena pedagang di sini lebih senang memakai istilah Thosai. Mungkin karena persamaan ejaan yg bukan kebetulan dengan istilah dosa yg dikenal dalam rumpun bahasa Melayu. Dari segi pengucapan, --sa-- dilafazkan sebagai --sya-- dengan syin fathah (baris atas)dalam huruf hijaiyah :-)

Namun saat bertugas di India, makanan ini sempat menjadi favorit karena simpel dan murmer. Tak terlalu mengenyangkan dibandingkan menu nasi briyani. Hanya saja dosa ini amat ditentukan kegurihan tepung yg dipakai dan kuah-kuah yg menemaninya. Kalau rasa kuahnya tak pas dengan lidah Indonesia, alamat merana hingga dosa ini habis.

Dosa pun hadir kini dengan beragam modifikasinya. Tapi tetap ia menu umum di kedai-kedai vegetarian. Menurut saya rasanya sama saja dan tentu kuah yg disajikan. Cara memakannya? terserah, demokrasi sebagaimana makanan2 India lainnya, - mau disobek langsung masuk mulut, dicelupkan ke kuah, disiramkan kuahnya, digulung bersama bawang/kentang/sayuran lain, apapun juga ok. Nikmatnya ditemani minuman yg sejuk macam badami (yoghurt cair) atau yg hot semacam teh tarik jikala memakannya di malam hari. O..ya di sebelah kanan atas sebenarnya adalah modifikasi dosa yg lebih tebal, dikenal dgn nama Uttapam, semacam kue serabi di negeri kita.

Daftar harga dari dosa-dosa. Menu di sebelah kiri lebih murah, ini tipikal harga di kedai-kedai tepi jalan di luar kota. Sementara di sebelah kanan jauh lebih mahal karena dijual di mall yg ramai dikunjungi pegawai kantor.

Jan 1, 2011

Singapore Smandel90 in 2010

2010 diakhiri salahsatu nya dengan makan malam super bersama cum reuni Smandel90 di Plaza Singapura. Diskusi ringan banyak hal mulai keluarga, kesehatan, anak-anak, liburan, dan pekerjaan yg telah kami lalui di tahun itu. Tidak lupa tentunya analisis perjuangan timnas kita di kejuaraan AFF kemarin. Terima kasih buat BAM sang inisiator dan mbak DNB donatur kami malam itu :-)



Tidak banyak hanya lima di foto itu, kurang tiga lagi. Saya coba ingat-ingat bagaimana pertemuan dengan tujuh kawan ini hingga akhir 2010. Memang kami baru delapan orang hingga saat tulisan ini dibuat:
  1. SP (A2):
    Kalau tak salah ingat, pertama bertemu ibu super aktif ini (career + family) saat peringatan Idul Adha Aa Gym di peresmian masjid an-Nahdhah Bishan (Feb 2006). Itu juga setelah saya teringat email dari Tiwi di milis smandel90, mengingatkan bahwa ada SP ini di Singapura. Dan memang akuntan ini sudah lebih 5 tahun juga tinggal di Singapura. Di SMA belum terlalu dekat krn SP anak A2 sementara saya A1 (bedanya seperti pagi dan sore). Saya mengenalnya sebagai kru paskibra dan kawan dekat dari seorang kawan sekelas. Kini tinggal di Bishan bersama suami (OR) dan sepasang cahaya mata (Haikal dan Nisa).
  2. DNB (A3)
    Nah bertemu kawan yg senang tampil modis ini di saat selamatan kawan kami yg menikah di Parc Vista Lakeside tahun 2007. Awalnya hanya bincang dengan sang suami yg juga baru kenal di sana. Eh saat nostalgia asal SMA terloncat kata smandel. Mulai saat itu kami mulai menjalani aktivitas bareng. Memang gaul dengan anak SOS itu lebih rame ! Kini bahagia di ujung barat Bukit Batok bersama suami (IDB) dan tiga cahaya mata (Kyan, Rere, dan Dara) sejak 2003 kalau tak salah.
  3. BAM(A2)
    Meski fotografer pro dan konsultan projek yg lebih sering terbang ini sudah tinggal hampir 10 tahun di sini, kami baru bertemu di pesta HUTRI 2009 di KBRI. Itupun kebetulan yang sangat berarti, saya ketemu SP dan SP mengenalkannya. Tiap bertemu BAM pasti acara pentingnya makan-makan he..he.. Memang sudah pangling melihat Bapak ini lebih terawat saat ini dibanding saat masih jadi pejabat anak-anak di SMA kami dua puluh tahun y.l :-) Menikmati udara Bukit Panjang bersama paruhan jiwa nya (VI).
  4. RR(A1)
    Nah ini penghuni alumni teranyar di kota ini. Baru gabung sejak April 2010 dari Colorado. Arsitek urang awak yg sama-sama kuliah di Bandung ini memang tak banyak berubah penampilannya. Sehingga saat pertama kali ketemuan di Merlion Park, utk sesi pemotretan 20 tahun smandel90 bulan Mei lalu, langsung dapat dikenali. Boyongan dari USA bersama istrinya seorang arsitekwati (AP) dan sepasang buah mata (Ghiffari dan Ayasha)
  5. SPS(A1)
    Bertemu kawan yg sering bergaya Abri ini pertama kali ... awal banget sekitar tahun 2001 an. Namun kami kehilangan kontak karena saya pindah ke lain negeri. Dan baru dipertemukan lagi sekitar 2010. Heran susah banget ketemu orang sibuk ini padahal tinggalnya juga tak jauh :-) Alumni MS ITB ini kini tinggal dengan istri (belum pernah ketemuan nih) dan tiga anaknya di Sengkang.
  6. EP(A1)
    Ini kawan akrab sejak kelas 3 SMA lanjut kuliah sejurusan di EL ITB Bandung. Awal 2001 EP ikut masuk Singapura setelah ngobrol lama via telp di Jakarta tentang suka dukanya kerja di sini. Sekali saja bertemu manajer projek telkom ini saat kami masih tinggal di Tampines (2001) dan sampai saat ini hanya kontak via sms/email. Sukses ya bro ... Tinggal di Yishun bersama istri (Susi) dan dua anaknya (Hanny + ...). One day we have to meet ok !
  7. IGWK(A1)
    Si otak cemerlang dari Smandel dan TI ITB ini lah yg misteri hingga kini. Tak pernah bertemu muka sekalipun. Dicari di jejaring sosial internet pun tak ada satu jejaknya :-( Hanya tahu dia memang di sini baik dari kawan2 lain, saya sms/telp, dan via email. Terakhir lihat foto ukuran kecilnya di album reuni ITB 90 lalu. Orang penting di teknologi informasi P&G ini super sibuk pasti !
Resolusi 2011 yang paling mudah diucap tapi mgkn sukar dilaksanakan tentunya berpose bersama kru delapan orang ini.



p.s foto2 ekslusif dari BAM di FB album

Thanks for nice pictures and memory,
Selamat menjelajah tahun yang baru, semoga sukses !