May 23, 2012

Enam Minggu TwinS

Shalihah dan Shalih baru melampaui usia sebagai newborn lewat 6 minggu. Alhamdulillah sehat dan beratnya ada bertambah, susul menyusul di dekat 4 kilogram. Sudah beragam tingkah polah, mimik muka, dan beribu bahasa tubuh yang membuat kami sebagai ortu tertawa, cemas, dan (nggak bohong) lelah juga.

Menatap si kembar yg mudah memerah entah krn kegerahan atau tak sabar (marah akan menangis). Baby Shalihah yang cantik, imut, tapi suaranya ternyata besar juga: keahliannya yang paling berkesan adalah penghasil suara pompa ban sepeda dan memainkan lidah di dalam mulutnya utk berbangkis. Lalu ada baby Shalih yg bermuka lebih besar dan berbobot (mgkn unggul 2-3 ons) yg punya keahlian lain: main harmonika dengan geleng-geleng kepalanya (ini tanda tak sabar minta minum atau sesuatu ada yg mengganggu/menempel di mulutnya), gaya menyilang tangan di perut ala pak sby, gumam enggak atau enggeh, atau sekadar memanggil eeii, aayy.

Kalau boleh mendata, apa saja yg menjadi perhatian kami hingga usia ini:
- Matanya kuning nggak, kulit cerah
- Sudah dijemur, apa tak kepanasan, apa sudah dibolak balik punggungnya
- Minum dikit, banyak … 35, 60, 80, 100 mlm berapa sendok susu nya
- Sudah minum air putih apa belum
- Sudah dibuat sendawa ?
- Sudah berapa kali minum susu, apa nggak terlalu dekat jaraknya
- Sudah tak BAB brp hari, apa perlu dibantu dgn melipat kedua kaki ke perut ?
- Masuk angin kah, apa sudah dibalur minyak telon
- Sudah pijat I luv u atau peregangan kaki
- Sudah dikeringkan tato vaksin BCG atau pusar nya
- Sudah dicek upil nya, krn bikin susah nafas dan berbunyi
- Sudah berapa lama tidur ?
- Sudah diganti nappy ?
- Perlu mandi atau wash lap saja
- Sudah brp lama nangis,mengapa dibiarkan
- Mengapa sering digendong
- Bisa ditidurkan bersama ?
- Berkeringat, angin fan langsung ke badan, masuk angin ?

Shalihah dan Shalih 20 Mei 2012 (40 hari)

Dan akhirnya 20 Mei 2012 satu hari sebelum usia kembar memasuki masa enam minggu, tiba masa prosesi  gunting rambut. Dimulai oleh inyik dengan gunting sedikit sana-sini, akhirnya dibabat pendek dengan mesin cukur listrik oleh mamaSS. Kakak Shalihah dapat giliran cukur pertama sambil tidur dan adik Shalih mengikuti selanjutnya dgn rengek kecil plus tampang mikir sambil bengongnya ... walau akhirnya ia pun terkantuk-kantuk saat Philips Shaver bergetar bolak balik di atas kepala.

Maafkan kami sebagai ortu ya nak, bilamana ada rasa kesal, tersakiti, atau terabaikan di saat berinteraksi dengan mu.

May 22, 2012

Katuk, Cekuk Manis, Ma Ni Cai

... tambah satu lagi Sweet Leave terjemahan bebasnya. Pertama kali istri melahirkan dan memberi ASI pada si kembar kami pun tak tahu apa sebenarnya nama sayuran yg populer di konsumsi ibu hamil ini. Di daerah saya biasa dipanggil daun katuk, rupanya di sini hadir dengan berbagai nama. Mereka percaya daun ini baik dikonsumsi ibu yg sedang menyusui krn memacu produksi ASI. Di negeri ini pula kami baru tahu bahwa pepaya hijau dan jantung pisang pun dipercaya memiliki khasiat yg sama.

Dipanggil Cekuk Manis oleh orang Melayu dan Ma Ni Cai oleh orang Cina, mgkn artinya sama saja ya. Banyak mengandung vitamin A, B, C, K, dan berbagai protein/mineral lain meskipun dicurigai jika terlalu banyak mengkonsumsi akan kena masalah paru-paru.

Saya sudah lupa bentuk daunnya, maklum terakhir kali makan daun ini saat masih SD, sehingga tambah susah utk mencarinya krn saya menanyakan penjual sayur dengan nama katuk :-) Alhamdulillah di supermarket Sh Si dekat rumah tersedia dgn harga yg cukup aduhai, $1.5 utk 300 gram (impor dari Msia sih he..he..). Menyiapkan cukup mudah, rontokkan daun dari batangnya, cuci dan rebus bersama garam/bawang goreng utk penyedap rasa.

p.s terima kasih kiriman daun katuk pertama dari mas Eko dan mb Irma S saat berkunjung menegok si kembar di minggu pertama nya :-)

May 3, 2012

Lampu 5 Watt Serasa 25 Watt

Di dekat salahsatu pintu ruangan kantor ada toilet untuk pengguna kursi roda seperti yg pernah diceritakan di sini. Hingga hari ini toilet ini relatif bersih dan ramai pengunjung setianya. Sayang, sudah beberapa hari sejak minggu lalu lampu di dalam toilet ini bertukar gaya menjadi lampu disko jika dinyalakan ... kedap kedip. Pertama kali saya sadar hari Jumat siang, krn terburu-buru utk pergi ke luar, saya diamkan saja. Pasrah gelap-gelapan, remang macam disko saat BAK, mata pun perlu dipejamkan agar tak sakit mengikuti irama kedap-kedip nya yg cepat dan menyilaukan :-(

Akhir pekan pun lewat, masuk hari Senin, Selasa hari buruh libur lagi. Rabu masuk kantor ternyata kondisi tak membaik. Padahal apa susahnya melaporkan kejadian ini. Saya melihat petugas kebersihan toilet (janitor) tiap tiga jam mendatangi toilet ini namun sptnya ia pun tak melapor. Ia tentu berpikir lampu toilet rusak itu bukan
bagian checklist pekerjaannya. Sementara pemakai lain pastinya "kapok" bertandang ke sana krn lampu rusak tsb. Hmm ... entah apa istilahnya, bystander effect, biarkan orang lain yg melapor, EGP ... Sementara bagi saya itu toilet favorit krn bisa bersuci dan berwudhu dengan lebih nyaman di dalam. Bukan mau riya, akhirnya saya inisiatif menelepon 3998 bagian facility (maintenance gedung). Saya coba ingat ini mgkn kejadian yg kedua setelah sebelumnya ada kejadian sama tanpa ada yg melapor jg. Padahal betapa mudahnya menelepon, telp gratis ada di dekat toilet, nomornya pun dipajang di tiap pintu masuk kantor !

Kalau tak salah saya melapor usai shalat Zuhur. Saat ingin wudhu utk shalat Ashr ternyata lampu sudah diganti alhamdulillah. Cepat kan ! Ini Singapura dan kantor sudah bayar mahal kepada pengelola gedung. Nomor telepon bagian fasilitas ditempel dimana-mana bukan tanpa makna :-)

********



Indonesia dan China
Masih soal lampu. Di malam hari kadang-kadang kami pakai lampu kecil di kala tidur. Entah sudah berapa lama umur bola lampu yg terpasang di sana. Cukup terang dan tak silau di malam hari, kalau tak salah hanya lima watt daya nya. Dua hari yang lalu bola lampu tsb putus dan baru sempat tadi pagi mencari gantinya. Cari punya cari tidak bertemu bolam lima watt tsb. Yang ada bolam hemat energi lima watt atau bolam biasa dgn daya minimum 25 watt. Wah boros sekali dan bakalan panas kamar tidur kalau harus menyalakan bolam 25 watt.

Apa mau coba teknologi hemat energi, diklaim hingga 80% hemat krn dengan memakai daya lima watt menghasilkan cahaya terang setara bolam 25 watt. Benar-benar 80% penghematan seperti tertulis di bungkusnya. Hebatnya lagi bolam ini punya umur 6000 jam (asumsi saya ini nonstop) yang setara dengan 3 tahun tulis di bungkusnya (3 x 365 x 5.4 jam) alias pemakaian 5-6 jam sehari. Hmm pilih mana ya ? Dari sisi harga bolam biasa (MADE IN INDONESIA) ini hanya 90 sen harganya dan bolam hemat energi (MADE IN CHINA) adalah $6 alias lebih dari enam kali lipatnya. Sebenarnya kami tak perlu 25 watt, tapi inilah ukuran paling kecil yg dijual di sana he..he.. Mau tunggu toko-toko kelontong di luar belum buka jam 8 pagi begini. Seingat saya bolam biasa 5 watt juga harganya sekitar satu dollar (ah sami mawon).

Akhirnya saya putuskan beli bolam hemat energi. Terangnya sih tak seberapa, maklumlah ini memakai teknologi neon jg. Namun "katanya" lebih tahan lama dan lebih hemat utk terang yg sama (mis. 25 watt). Sambil membandingkan keduanya saya teringat mengapa bolam hemat energi tidak dibuat di Indonesia juga ? Apa kita hanya jadi tempat membuat barang murah ?