Mar 25, 2011

Taxi di Satu Hari




Dosis dengan taxi sehari kemarin termasuk yg paling banyak selama tinggal di Singapura.

Pertama
Dimulai sore hari pulang kantor menuju acara silaturahim di KBRI, peak hour, disupiri bapak yg sudah senior dan mengenal medan (jalan) dengan sangat baik. Dapat diandalkan menjadi teman diskusi yg baik, terutama tentang alternatif rute yg tercepat saat itu, pada saat badan ini dihantui virus flu sehingga otak tak dapat berfikir cermat. Hyundai Sonata birunya bersih luar dalam, supirnya pun rapi, dan melaju dengan pasti. Membayar harga ekstra 35% petang itu rasanya tidak sia-sia karena dapat datang tepat waktu dan tak lupa menjemput istri yg sudah menanti setia di seberang Redhill MRT ;-)




Kedua
Peluncuran lima taxi dari perusahaan SMART yg membawa misi pariwisata Sumatra Barat. Badan kelima Volkswagen berbahan bakar gas ini ditempeli stiker besar dengan gambar penari dan rumah gadang. Mudah2n sukses initiatif nya, sampai2 Wagub Sumbar perlu membanting kendi air segala saat meresmikannya malam itu, disaksikan pak Dubes Wardhana dan pejabat daerah, pejabat KBRI, dan undangan lainnya :-)



Ketiga
Sepulang acara untuk lanjut ke acara berikutnya muncul kejadian sulit mendapatkan taxi. Banyak taxi yg memasang status merah di atapnya HIRED, BUSY, ON CALL. Memang bagi pegawai yg biasa kerja lembur, selepas pukul 9 malam adalah waktu pulang mereka. Namun yg lebih konyol adalah beberapa taxi lalu lalang dengan status hijau (kosong) tapi they simply do not want to pick up passengers. Sudah jelas2 kita melambaikan tangan untuk menyetop namun supirnya menoleh ke arah lain atau pura2 serius menatap jalan. Wah benar kejadian nih, seperti yg sering dikeluhkan para penumpang taxi di sini.

Bila telah malam, terutama di daerah perkantoran, kompleks pertokoan, dll amat sukar memperoleh taxi krn para supir itu "sengaja" menanti panggilan (pesanan lewat operator/call booking). Dengan menjadi supir panggilan artinya mereka mendapat ekstra bayaran 3.50 dollar. Ini praktek taxi yg paling jahat yg saya tahu di negeri ini dimana taxi-taxi itu menghilang (malam hari, saat hujan lebat, mendekati jam-jam extra-charge sekitar 11 malam dst. Padahal supir taxi ini belum tentu dapat panggilan dan akhirnya menghabiskan waktu dan bensin bolak-balik di tempat itu tanpa ada penumpang.

Akhirnya kami memilih naik bus dulu ke stasiun MRT yang kami kenal. Alhamdulillah solusi ini lebih baik dibandingkan kesal menanti taxi. Di dalam perjalanan menuju stasiun MRT tampak beberapa shelter taxi masih dipenuhi antrian calon penumpang yg ingin naik taxi sementara tiada taxi yg mau singgah ke sana. Sick !

Keempat
Setelah melanjutkan perjalanan dengan MRT sekitar 15 menitan, saya putuskan untuk memakai taxi ke destinasi berikutnya. Saat itu sudah menunjukkan jam 10 lewat sedikit. Wah bakal susah lagi nih dalam hati. Alhamdulillaah tiba2 muncul sebuah taxi dari pinggir jalan padahal mata sudah pegal melihat ke tengah jalan melihat kalau ada taxi kosong yg lewat :-) Sptnya taxi itu tadi memang berhenti disana tanpa menyalakan lampu dan mesin. mgkn supirnya makan malam atau apalah. Supirnya juga pria yg sudah berumur dan menanyakan kemana tujuan saya. Rupanya ia sedang dikejar waktu juga, utk segera gantian dengan rekannya (shift), jadi hanya mau pergi ke daerah tertentu saja.

Supir tsb langsung tancap gas mencari celah-celah jalan yg kosong untuk segera mengantar saya ke tujuan. Beliau paham sekali daerah ini, sampai2 ia menganjurkan agar saya cukup turun di halte pinggir jalan. Katanya praktis buat saya karena tempat yg dituju memang di belakang halte tsb dan ia pun dapat segera melanjutkan perjalanannya. Tak sampai 10 menit tiba di tujuan dengan biaya normal !



Pengalaman pertama dan keempat ini patut diacungi jempol. Tidak membuat susah penumpang dan memberi solusi yg efisien. Kesal kalau ada supir yg menyerahkan kepada penumpang mana rute yg akan ditempuh atau sebaliknya memaksakan kehendaknya. Padahal buat kami, yg penting itu cepat sampai dan terhindar dari macet. Tentunya supir taxi lebih tahu mana rute terbaik, rute yg tidak ramai pada jam-jam tertentu dll. Jika memang ada kecelakaan di jalan yach itu di luar kekuasaan kita, tak ada pilihan.

Sebagai tambahan selama ini kami selalu meminta receipt (struk pembayaran) saat turun. Selama ini hanya kami pakai utk mencatat pengeluaran saja, namun tak menutupi kegunaan lain misalnya jika ada ketinggalan barang atau mau komplain kepada supir yg nakal (mudah2n nggak pernah ya). Namun yg lebih pasti kalau mau lebih hemat, pergilah di awal waktu dan cek tujuan di gothere terlebih dahulu :-)

*Foto status taxi diambil di laman LTA

Gratis tiap Pagi



Beginilah suasana tiap pagi di bus/mrt interchange (pusat pertukaran kendaraan), dari Senin - Jumat antara pukul 7-8 pagi dan hari Sabtu (hanya di tempat2 keramaian). Pembagian surat kabar gratis. Surat kabar gratis pertama di Singapura adalah Today. Sampai hari ini sudah lebih dari 10 tahun ia hadir sejak akhir tahun 2000, dinikmati pemakai transport, orang kantoran, dan last but not least auntie/uncle (baca: orang tua lepas usia pensiun) yg punya profesi menjual kertas kiloan :-)

Biar sudah ditegur berkali-kali tiap hari tetap saja para agen-agen setia pencari koran gratis ini bolak-balik memutari antrian. Mengambil paling banyak eksemplar bukan untuk dibaca. Ini tentu saja membuat stok surat kabar cepat habis dan calon pembaca yang datang terlambat (misalnya lewat jam 8 teng) tidak kebagian.

Memang ada saja cara orang menjemput rezeki. Pandangan saya ini saling menguntungkan kedua belah pihak: si auntie/uncle dapat kertas gratis untuk dijual sementara si petugas yg membagikan koran pun dapat lekas selesai tugasnya dan pulang lebih awal :-)

Selain Today, ada juga harian gratis lain yg jumlah halaman dan stoknya lebih sedikit yaitu Mypaper. Awalnya di tahun 2006 ini adalah surat kabar gratis berbahasa Mandarin, namun dua tahun kemudian menjadi bilingual. Pembaca harian gratis ini umumnya orang yg mengerti membaca Mandarin. Bagi saya yg tak mampu, cukup membaca setengah bagian saja yaitu bagian A yg memakai bahasa Inggris sementara melewatkan bagian B yang berbahasa Mandarin. Isinya tak jauh berbeda dengan Today, maklum saja sumber beritanya juga sama koq, co-pas begitu :-)

O..ya jangan khawatir kalau tidak kebagian edisi cetaknya. Di internet tersedia situs masing2 surat kabar tsb dan dapat juga diintip arsip-arsip hari sebelumnya.
(1) Link Today
(2) Link Mypaper

Sebelum memulai kerja pagi atau bagi yg baru pulang kerja shift malam dapat menikmati update berita nasional, regional, hiburan tv/bioskop/judi, termasuk tawaran SALE atau pameran yg mungkin cukup menggoda dikunjungi. Lokasi sekitar terminal Bedok adalah cukup strategis. Tiap hari dipastikan beribu pegawai lalu lalang di sini atau bergerombol menanti bus-bus jemputan ke kantor mereka datang seperti foto di bawah ini. Meski isi surat kabar ini kini sudah semakin didominasi iklan, namun siapa peduli selama ia masih gratis :-)

Mar 23, 2011

SPT Kedua

Biasanya bulan Maret adalah bulan terakhir penyerahan SPT. Ini untuk kali kedua setelah tahun lalu. Sayangnya tidak ada konfirmasi dari KPP apa dokumen SPT tahun lalu itu sudah diterima dengan baik dan isinya benar ! Utk tahun inipun baru ingat setelah istri mengingatkan tiga malam yg lalu :-)

Format yg dikirimkan sama seperti tahun lalu. Namun kini saya kirim memakai pos biasa. Cukup bayar perangko $1.40 (sepuluh ribuan) untuk mengirim lima helai kertas A4 (mestinya ukuran folio sih 8.5" x 13", tapi mau dicari dimana ??) beserta amplop seukuran A4. Harga $1.40 tadi adalah untuk berat dokumen 43 gram. Pegawai pos menawarkan utk memakai pos tercatat jika isinya dokumen penting, tentunya dengan tambahan biaya $2.20 dari harga biasa. Namun fikir2 toh surat tercatat ini hanya "terjaga" status nya sampai lepas dari Singapura. Jika telah tiba di negeri tujuan, hmm mereka tak dapat melacaknya lagi. Andaipun pengirim diberi hak untuk query (mengajukan pertanyaan) untuk mengecek keberadaan paket, itupun akan memakan masa, dan tak ada hak pengirim untuk meminta ganti rugi.

Wah itu sih sama saja nggak ada gunanya. Insya Allah utk lepas dari Singapura saja sih dipastikan selamat. Nah perjuangan sebenarnya, apa dokumen tadi benar2 sampai di tangan pejabat pajak di KPP Pratama Jatinegara. Ada juga paket yg namanya Speedpost (sejenis EMS di masa lalu). Harganya $20.40 dan dijamin keberadaan dokumen dpt ditelusuri dari berangkat hingga diterima. Tapi bayar Rp. 125000 kemahalan :-) Ya sudah lah, tugas sebagai warganegara pemegang NPWP sudah dijalani, dan semoga dokumen tadi benar pengisiannya dan sampai sebelum 31 Maret 2011.

Mar 10, 2011

The Leadership of Muhammad

(by John Adair, Kogan Page, 2010)

Let's start with some definitions from the book.

Role:
Person's characteristics or expected function

Role model :
A person who is regarded by others as an outstandingly good example of particular role.

... and see how Islam sees a leader

For Muslims, the first and original leader is Allah and all are bound by their faith to Allah.

Model Leaders in Islamic perspective:
1. A Muslim (seorang muslim)
2. Exalted (agung, mulia)
3. Humble (sederhana, rendah hati)
4. Capable of vision and inspiration (punya visi dan menginspirasi)
5. Dedicated to the service of people (melayani rakyat)

On a journey, the lord of the people is their servant
(the book mentioned this is the hadith of Rasulullah pbuh though I have not found the originator or the sanad of this hadith anywhere).

Universal or generic role of leader
(three interactive circles)
1. Achieve the common task
2. Hold a group together as a unity
3. Meet the individual needs

How to achieve that ?

  1. Exemplify or personify qualities expected, required, and admired in the group
    (shared the group vision and values)
    --> As you are like, so will your rulers be

  2. Acquire generic qualities of leadership
    (enthusiasm, integrity, firmness and fairness, resilience, humanity and humility)

  3. Be a skilfull shepherd.
    • Master the Skills
      (appropriate qualities and knowledge, experience, knowing the politics, tradition, negotiation method, etc)
    • Know the business well
      (preparation, threat, responsibility, liability)
    • Willingness to sacrifice

Lesson Learned

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah (Al Ahzab 21)

  1. Unity of command.
    • Where shepherds are lost, sheep are lost
    • Seven shepherds, no flock

  2. Integrity
    • Implies trustworthiness, to a degree that one is incapable of being false to a trust, pledge, or responsibility - in a small matters as well as great ones.
    • It is more than honesty i.e refusal to lie, cheat, steal in anyway.
    • Trust is vital in human relationship
    • It is counterpart of Tauhid.

  3. Humility
    A humble person knows their limitation hence he is not unwilling to heed advice, even when it is unsolicited, or to ask for and accept help.

  4. True leader serves those whom he/she leads both as a group and also as a set of individuals.
    • The clan is always greater than the chief.
    • Sharing the labours, dangers, and hardships.
    • The leader identifies, nurtures, draws out and channels the greatness of his members.
    • The good leader treats team members as leaders in their own right.
      --> The leader of leaders.

  5. Keep Learning
    You are not born a leader, you become one. Never too late to learn, sooner the better. A leader becomes wise - acquires practical wisdom through natural aptitude, practice, and reflection.

  6. Have phronesis (practical wisdom)
    Wise decision and act upon them. This word comes from Greeks, can be interpreted as knowing the right thing to do at the right time/place in the right way.

  7. Reciprocity is a law in all personal or social relations (love, inspiration). What you give as a leader will be what you tend to receive.

Mar 5, 2011

Bertemu Negeri Lima Menara (Lagi)

Novel motivasi ini pertama kali saya temukan saat pulkam ramadhan tahun lalu. Tak begitu serius membacanya karena terkesan hanya kilas balik masa-masa 4 tahun seorang siswa pondok pesantren. Lagipula memang banyak hal lain yg lebih menarik dibanding membaca novel :-)

Namun saat mengunjungi perpus daerah Jurong pada Sabtu awal Februari lalu eh bertemu lagi. Sudah suratannya saya harus baca nih ... Membaca perlahan dan kadang amat perlahan atau dipercepat dengan semangat sesuai konteks cerita tiap bab yang kadang tak bertalian. Akhirnya ada beberapa hikmah yang akan menjadi catatan pribadi, dapat jadi renungan atau sinyum simpul mengenang kemiripan atau sesuatu yg pernah terjadi dalam perjalanan hidup saya:

  1. [Agen 007, hal 78] Aku sempat bimbang. Kenapa orang diajar untuk menjadi whistle blower, orang yang mencari kesalahan orang lain dan kemudian melaporkan kepada pihak yang berwajib? Ini kan bisa menjadi fitnah. Apakah ini akhlakul karimah yang diajarkan agama? Hal ini aku tanyakan kepada Ustad Salman.
    “Akhi, sekarang semakin banyak orang menjadi tak acuh terhadap kebobrokan yang terjadi di sekitar mereka. Metode jasus adalah membangkitkan semangat untuk aware dengan ketidakberesan di masyarakat. Penyimpangan harus diluruskan. Itulah inti dari kullil haqqa walau kaana murran. Katakanlah kebenaran walau itu pahit. Ini self correction, untuk membuat efek jera. Dan yang paling penting, memastikan semua warga PM sadar sesadar-sadarnya, bahwa jangan pernah meremehkan aturan yang sudah dibuat. Sekecil apa pun, itulah aturan dan aturan ada untuk ditaati,” jelas wali kelas kami panjang lebar kepada seisi kelas.

  2. [Sarung dan Korban, hal 89] Waktu itu, belum banyak bus yang punya tape untuk memutar kaset Elly Kasim. Pengganti hiburan di perjalanan adalah klakson yang bisa bernyanyi. Di sebelah supir ada tut-tut yang terhubung dengan slang ke badan mesin. Setiap tut membunyikan nada berbeda mirip campuran suara klakson dan akordeon. ... supir kami menghibur penumpang dengan memainkan instrumental lagu-lagu pop minang memakai klakson ini. ... Lagu klakson inilah yang membantuku melupakan mual yang mendesak-desak.

  3. [Sepuluh Pentung, hal 107] “..., ada dua hal yang paling penting dalam mempersiapkan diri untuk sukses, yaitu going the extra miles. Tidak menyerah dengan rata-rata. Kalau-orang belajar 1 jam, dia akan belajar 5 jam, kalau orang 2 kilo, dia akan berlari 3 kilo. Kalau orang 10, dia tidak akan menyerah sampai detik 20. Selalu berusaha meningkatkan diri lebih dari orang biasa. Karena itu mari kita budayakan going the extra miles, lebihkan usaha, upaya, tekad dan sebagainya dari orang lain. Maka kalian akan sukses” katanya sambil menjentikkan jari.

  4. [Sepuluh Pentung, hal 107] Resep lainnya adalah tidak pernah mengizinkan diri kalian dipengaruhi oleh unsur di luar diri kalian. Oleh siapa pun, apa pun, dan suasana bagaimana pun. Artinya, jangan mau sedih, marah, kecewa dan takut karena ada faktor luar. Kalianlah yang berkuasa terhadap diri kalian sendiri, jangan serahkan kekuasaan kepada orang lain. Orang boleh menodong senapan, tapi kalian punya pilihan, untuk takut atau tetap tegar. Kalian punya pilihan di lapisan diri kalian paling dalam, dan itu tidak ada hubungannya dengan pengaruh luar, ... jadi pilihlah suasana hati kalian, dalam situasi paling kacau sekalipun. Karena kalianlah master dan penguasa hati kalian. Dan hati yang selalu bisa dikuasai pemiliknya, adalah hati orang sukses.”

  5. [Bung Karno, hal 158] Wejangan Kiai Rais terasa dekat, “Jangan berharap dunia yang berubah, tapi diri kita lah yang harus berubah. Ingat anak-anakku, Allah berfirman, Dia tidak akan mengubah nasib sebuah kaum, sampai kaum itu sendirilah yang melakukan perubahan. Kalau kalian mau sesuatu dan ingin menjadi sesuatu, jangan hanya bermimpi dan berdoa, tapi berbuatlah, berubahlah, lakukan saat ini. Sekarang juga!”

  6. [Lima Negara Empat Benua, hal 210] Tanpa menunggu jawaban kami, dia melantunkan syair berbahasa Arab dari Imam Syafii:
    Orang pandai dan beradab tidak akan diam di kampung halaman.
    Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang.
    Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan.
    Berlelah lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang
    .

  7. [Kamp Konsentrasi, hal 383] "... kalau ingin sukses dan berprestasi dalam bidang apa pun, maka lakukanlah dengan prinsip “saajtahidu fauqa mustawa air akhar”. Bahwa aku akan berjuang dengan usaha di atas rata-rata yang dilakukan orang lain. ... “Lihatlah, berapa perbedaan antara juara satu lari 100 meter dunia? Cuma 0, 00 sekian detik dibanding saingannya. Berapa beda jarak juara renang dengan saingannya? Mungkin hanya satu ruas jari! Untuk juara hanya butuh sedikit lebih baik dari orang kebanyakan! ... “Maksudku, kalau kita berusaha sedikiiiiiiiiiiiit saja lebih baik dari orang kebanyakan, maka kita jadi juara. Ingat, filosofinya: sedikit saja lebih baik dari orang lain. Itu artinya perbedaan sepersekian detik, satu ruas jari tadi. Kita bisa dan kita mampu jadi juara kalau mau!” kata Said menggebu-gebu.

Alhamdulillah semoga jadi motivasi bagi siapa pun yg membacanya. Dengan internet dan kerajinan orang2 di alam virtual belahan bumi lain, tulisan ini dapat selesai dalam waktu yg ringkas. Bayangkan kalau saya harus mengetik tiap-tiap kata di atas :-)

Lewat blog ini saya berterima kasih kepada topmdi.net yg telah mendigitalisasi koleksi buku pribadinya. Buku kertas nya amat saya rekomendasikan untuk dimiliki dan bagi yg tinggal jauh dari Indonesia dan mahal ongkos kirim dapat menengok ke sini utk sementara waktu. Semoga buku ini (dan sekuelnya) tetap menjadi best seller dan tak lekang oleh zaman karena isinya adalah pengalaman yg berkualitas !