Oct 31, 2011

Tawaran dan Pengorbanan

Tiap tahun paling kurang ada empat pameran produk IT dan elektronik di sini. Selain memerlukan waktu dan tenaga yg prima, pengunjung yg pintar perlu strategi yg tepat agar perjuangan tak sia-sia. Untuk yg maniak dgn acara spt ini diperlukan dua hari: hari pertama utk mengumpulkan sebanyaknya informasi (brosur, banding harga, dll) dan hari kedua baru action membeli jika ada yg cocok. 

Perlukah ke sana ?
Jika sekedar hanya ingin berjalan-jalan pengisi waktu lupakanlah, masih banyak tempat lain yg juga full-AC dan berpemandangan menarik dibanding harus berdesak-desakan dan mendengar kebisingan yg tak perlu. Mau survei produk juga jangan di sini, lebih baik kunjungi saja showroom di mall-mall yg tak kalah banyak keragaman produknya. Untuk dapat harga miring ... boleh jadi tepat sasaran, asalkan Anda sudah survey sebelumnya di tempat lain. Maklumlah harga komoditas elektronik ini paling cepat tergerus waktu. Dalam tempo 3-6 bulan saja, harga boleh turun hingga 20-30%, sehingga belum tentu keuntungan signifikan diperoleh di pameran2 besar begini. Memang ada tawaran menarik yg sengaja jadi pemancing misalkan hanya untuk 10 pembeli pertama, harga spesial khusus pemegang kartu kredit A, atau mendapatkan hadiah langsung bla...bla senilai xxx dollars.


Turun naik di Suntec Expo

TV layar lebar selalu paling banyak dicari, tiap tahun semakin lebar
Saya amati baik gerai resmi, distributor, bahkan pemegang merek (principal) rajin berpameran di mana saja tanpa menunggu empat pameran besar tadi (Sitex, Comex, IT show, PC show). Tempat-tempat yg umum dipakai adalah shopping mall (dari kecil hingga besar) dan pusat elektronik spt Simlim Square dan Funan Center. Ada-ada saja cara mereka melabel acara tsb. mulai dari cuci gudang, jualan hari raya, great singapore sale, school holiday bazaar ... saling bergantian sepanjang tahun. Apapun namanya pasti jelas besar-besar terpampang tulisan SALE. :-)

Jadi memang tak perlu menyesal ada event yg terlewat krn pasti ada yg berikutnya. Sebagai calon pembeli tetapkan saja model yg dicari atau anggaran yg masuk akal. Sebelum beli di pameran, hunting dulu harga resminya di toko-toko. Tak perlu berpeluh mencari, pegal menggotong tivi  46  inch, dan harus lama mengantri taksi hanya untuk menyadari bahwa diskon yg didapat tidak sebanding dengan tenaga, waktu, dan biaya yg dikeluarkan (transport, makan).

Yang pasti penyelenggara, pemilik gedung, dan para pendukung acara (promoter, kontraktor, spg, dll) akan menikmati perputaran uang dari perhelatan besar semacam ini. Sementara utk calon pembeli akan beroleh informasi up-to-date untuk barang yg dicari, katakanlah utk membelinya bulan depan atau tiga bulan lagi. Namun jangan jadikan ini tempat hiburan karena mayoritas wanita dan balita (jg anak-anak) tak akan menikmati hiburan berpeluh, bising dan frequent body contact ini :-)




Oct 30, 2011

Sertifikasi QTRS

Spanduk di DQS
Segala puji bagi Allah SWT, perhelatan nasional tahunan untuk sertifikasi guru-guru mengaji di Singapura telah selesai siang tadi. Penyerahan sertifikat QTRS (Quran Teachers' Recognition Scheme) dilakukan di Auditorium Singapore Islamic Hub. Selamat bagi lima muslimah asal Indonesia yang telah dinyatakan lulus. Ini adalah untuk ketiga kalinya QTRS diadakan sejak tahun 2009. Total peserta adalah 100 orang yg didominasi muslimah dan dinyatakan lulus 86% dari keseluruhan.

Dua buku pegangan
Bagaimana kiat sukses menempuh QTRS ? Pertama, peserta harus lulus seleksi administratif berupa pengisian formulir dan menunjukkan semua salinan ijazah/sertifikat/penghargaan yg pernah diperoleh. Termasuk menyertakan info kursus yg pernah diikuti, pengalaman organisasi, dan  bekerja selama ini. Jika lulus maka peserta akan ditelefon panitia QTSC (QTRS Steering Commitee) utk lanjut ke tahap praktek yaitu ujian tulis dan interview (ujian lisan). Khusus yang diikuti Elwis, ujian tulis diadakan pada 2 April jam 09-11 pagi di Madrasah Aljunied al-Islamiah dan ujian lisan pada tengah hari 9 Juli di Darul Quran Singapura. Dari pengamatan kami syarat paling dasar untuk ujian ini adalah mampu membaca al-Quran dengan baik (tilawah, tajwid), memiliki pemahaman umum tentang al-Quran (sejarah), tahu metoda mengajar al-Quran dari tahap awal, dan aktif mempelajari ilmu-ilmu terkait dengan al-Quran (dpt ditandai dengan keikutsertaan atau ijazah pada kursus yg relevan). Jika ada kemahiran lain spt hafalan (tahfiz), qira'ah (membaca al-Quran dengan beberapa lafaz/dialek sesuai imam qira'at yang tujuh, ada yg menulis sepuluh), dan bahasa Arab tentu akan menjadi faktor penilaian yg sangat berharga.

Para peserta sadar kriteria penilaian QTRS ini sangat tinggi. Semuanya mengacu pada standar (pakem) yg dihormati. Saat ini ada tiga institusi di Singapura yang mengakuinya yaitu MUIS (pemerintah), ARB (dewan ulama senior), dan DQS (Darul Quran Singapura). Kategori nilai A hanya diberikan untuk lulusan sarjana (strata 1) setingkat Universitas al-Azhar Mesir yg dapat membuktikan kemahirannya. Kategori B diberikan kepada para lulusan program diploma (D3) tahfiz dan qira'at (spt dari Darul Quran JAKIM), atau qari terbaik (pernah jadi juara musabaqah), atau mereka yg aktif mempelajari Sanad Riwayat (minimum tiga riwayat, dari yg paling luas tersebar adalah riwayat Hafsh dari Imam 'Aashim) dari guru-guru yg diakui QTSC. Terbayang kan, jika dari tiga tahun penyelenggaraan, tidak ada lulusan meraih kategori A (mungkin ini hanya tim penguji QTSC saja atau memang tak ada yg merasa perlu ikut) dan sedikit sekali yg berada pada kategori B (top of the cream: dua, tiga orang per tahun sahaja).
Mayoritas peserta yg lulus mendapat C dan D.
Porsi terbesar dari peserta yg lulus memang layak utk mengajar tilawah dasar atau tilawah dengan taranum (irama) yg baik melalui salah satu periwayat imam Qurra yg sepuluh tadi. Persiapannya lumayan ... banyak hafalan terutama Ulum Al-Quran dan istilah-istilah tajwid yg jarang dipakai. Terasa sekali jari-jemari akan pegal menulis jawaban saat ujian tulis atau lidah yg kurang kompak dengan hafalan tajwid saat diuji tilawah di hadapan tim juri :-) Maklumlah demam panggung dan grogi saat hafalan membludak di kepala.

Saya mengakui langkah sertifikasi dari pemerintah ini bagus meski tak semua guru atau calon guru mengaji (yg belum bersertifikat) merasakan hal ini berguna bagi mereka. Tujuannya jelas, seperti yg dicantumkan dlm situs QTRS, yaitu utk menghasilkan guru-guru mengaji yg kompeten, menyeragamkan  metode pengajaran yg terstruktur mulai dari dasar hingga mahir, dan terpenting agar para guru secara kontinu meningkatkan ilmu tentang al-Quran dan ketrampilan mengajarnya (pedagogy). DQS pun aktif meluncurkan kursus-kursus yg diperlukan, kalau tak salah mereka namakan dgn program QTT (Quran Teachers' Training). Dengan mengikuti modul-modul QTT para peserta ujian berkesempatan utk meningkatkan kategori QTRS mereka di kemudian hari.

Di akhir acara penyerahan ijazah, ketua tim juri kembali mengingatkan peserta agar selalu menjaga akhlak dan nama baik sesama guru al-Quran selama menyebarluaskan ilmu, menaati tiap arahan yg diberikan QTSC, dan bersemangat utk meningkatkan kualitas ilmu dgn mengikuti pengajaran yg sejalan dgn prinsip syar'i dan diterima oleh QTSC. Ini Singapura, semua perlu aturan main yg bertanggung jawab agar memberi kebaikan pada semua pihak (murid, guru, institusi, dan masyarakat). 

Sekali lagi selamat ! Semoga menjadi ilmu yg berkah dan ladang amal yg tak akan putus hingga hari akhir. 

Ayo mari menyusul !
Majlis Penyampaian Sijil QTRS 30-10-2011 11AM


Oct 27, 2011

Play, Pray, ... Pay

  1. Ada play area untuk anak-anak bermain bola
  2. Ada prayer room untuk muslim dan staf toko yang ingin menegakkan shalat.
  3. Dan yang pasti pengunjung perlu pay untuk produk yg akan dibawa pulang dan wisata kuliner di lantai atas.

Salut untuk prayer room IKEA Singapore, ruang shalat sejak area terbesar di Tampines ini dibuka lima tahun lalu. Ruang shalat mungil yg bersih disertai tempat wudhu yg nyaman. Tak perlu cemas untuk melanjutkan mencari lemari buku yg sesuai atau mencoba sofa yg empuk sesuai anggaran. Mushalla ini juga mudah dikunjungi bagi para pengunjung yg sedang berbelanja di waralaba elektronik Courts atau hypermart Giant yg terletak di kompleks yg sama.




Bicara wisata kuliner di IKEA, seorang rekan kerja saya yg berasal dari Swedia mengatakan bahwa bisnis makanan IKEA adalah salah satu income terbesar dari bisnis mereka. Tak ada satupun gerai IKEA tanpa restoran ! Harganya wajar dan menu yg standard dari orang dewasa hingga anak-anak.

Niat awalnya hanya mau cari keset seharga $6 namun "terpaksa" mampir dulu untuk beli Swedish meatballs $5.40 dan segelas minuman lunak $1 he..he... maklumlah yang dicari memang keset namun pengunjung harus menggoyang betis sejauh ularnaga panjangnya di warehouse full-AC yg berpemandangan menarik tsb. Ujung-ujungnya letih lapar, sementara di etape terakhir kebelet pula ke toilet ... tanpa sadar tergoda aroma dari restoran IKEA pula. Memang sudah disengaja, jalur menuju toilet umum dan check-out (kasir) / pintu keluar itu harus melalui restoran  :-) Di akhir pekan atau hari libur umum, selalu ramai, tiap jam rata-rata ada 500 penikmat kuliner di sana (minimal). Asumsi saja satu orang menghabiskan $5 berarti tiap jam cash register mereka menerima $2500 khusus dari bisnis ini. Bahkan ada yg menjadikan IKEA ini bagian dari hiburan dan makan keluarga di akhir pekan. Mengintip menu yg paling banyak dipesan adalah baso swedia dan sayap ayam goreng dan keduanya terletak di HALAL line !

Alhamdulillah dan sekali lagi salut untuk IKEA Singapura dgn fasilitas shalat dan menu halal ini.

*foto mandi bola dari sini.




Halte Mandiri

Halte ini mampu "membiayai" perawatan dirinya sendiri. Biaya membangun satu halte kecil spt yg tampak di foto sebelah tentu tak murah, mungkin dua ratus juta rupiah atau lebih (*maaf tanpa data dari LTA). Namun setelah dibangun, halte ini mampu berdikari. Listrik yg menghidupkan dua lampu hemat energi otomatis dan kebersihan halte didanai oleh pemasukan iklan yg mejeng di panel-panel iklan di halte tsb. Tentunya, biaya listrik dan kebersihan hanya sebagian kecil dari pemasukan, selebihnya kembali ke kas negara yg membiayai pembangunannya.

Bandingkan dengan halte yg disia-siakan atas nama *proyek* di Jakarta. Halte bus tanpa lampu dan informasi. Halte yg diabaikan, baik oleh penumpang maupun supir bus angkutan, karena bus tak pernah menghampiri halte sehingga penumpang pun rela menunggu di luar saja.  Penikmat halte yg dibangun dgn pajak uang rakyat ini hanyalah penumpang yg kesal menunggu bus yg tak kunjung tiba saat hujan atau pedagang asongan yg kebetulan berjualan di dalam nya ... membayar lapaknya kepada preman pengelola halte tak bertuan ini. Sungguh mengherankan seorang preman merasa lebih memiliki halte ini dibanding Pemda yg telah membuatnya. Halte yg mestinya menjadi sumber pendapatan daerah justru menjadi liabilitas (kotor, gelap, sumber nyamuk, copet) dan  akhirnya patut dirobohkan *sebelum ia sempat berjasa* karena sudah tak cocok lokasinya !

Hmm apalagi jika iklannya heboh seperti ini, pasti bayarannya lebih besar lagi :-)

*tulisan terkait halte-bus-untuk-helipad.html

Oct 16, 2011

Ustadz Ngaji Mau Dibayar Berapa ?


Ustad yg ngasih pengajian pasang tarip memang kebangetan, tapi tak kalah kebangetan yg ngundang maunya gratisan. Lha trus ustadnya mau makan apa kalau hari2-nya habis buat khotbah gratis ?
Barang siapa yang mau meniru cara berdakwah Rasulullah, maka tidak selayaknya dia meminta upah apalagi mematok tarif. Sekarang siapa yang mau anda ikuti, Rasulullah SAW atau para penceramah yang memasang tarif?
Saya kasih contoh kasus, seorang guru ngaji dng keilmuan di bidang bhs arab mengadakan les bhs arab & baca tulis quran. Orang tersebut mematok harga untuk JASA nya itu sbesar 2jt /bln. Apakah dng mematok 2jt tersebut si orang tersebut salah ?
"Saya tidak meminta bayaran. Tapi setiap kali selesai memberikan les. orang tua murid selalu saja ada yang memberi uang". Karena cukup banyak muridnya, pendapatan Aiman dari memberikan les mengaji itu lebih dari cukup untuk biaya hidup.
... dan komentar-komentar senada di atas pun akan selalu muncul, terus berulang dengan maksud yang mirip. Jarang didiskusikan di forum terbuka, kadang hanya gerutu di warung kopi, atau sudah sesuatu yg tahu-sama-tahu saja. Bagi da'i nge-top bin jadwal padat malah hal-hal *remeh tapi penting* di atas harus dibicarakan dulu melalui manajer atau sekretaris operasional nya.

Jadi apakah honor ustadz atau guru agama itu ada ? Jika ada, kita beri berapa wajarnya ? Apa cukup uang amplop seikhlasnya utk menutupi ongkos transport ? Bgm dengan ustadz selebriti yg hidup jauh lebih berkecukupan dari jemaah terkayanya sekalipun dan "memiliki" tarif khusus ?

Memang tak sedikit ustadz yang sukses dan kaya karena punya wirausaha (travel, sekolah, kost, peternakan, dagang, dll), kerja sampingan (pemandu haji/umrah, motivator, kepala sekolah, dll), atau boleh jadi suaminya kaya (jika ustadzah), dapat warisan dll. Sebagai jamaah tak perlu rewel mempertanyakan darimana datangnya kekayaan ustadz tsb he..he.. Namun lebih banyak mereka yg hanya mengandalkan pendapatan utama dari mengajar agama. Waktunya memang difokuskan utk berdakwah, ibadah, dan keluarga.

Dua sisi IKHLAS bertemu -- satu sisi memberi jasa profesional dengan ikhlas dan satu sisi lain membayar jasa yg telah diterima seikhlasnya. Bagaimana pendekatan definisi ikhlas yg tepat, win-win solution dan tidak mengundang murka Allah sebagai Sang Pemilik Ilmu dan Kekayaan. IKHLAS menurut Syekh Imam Abu al-Qasim al-Qusyairi dalam kitabnya Risalah al-Qusyairiyah adalah "Melakukan sesuatu dengan tujuan untuk mendekatkan diri hanya kepada Allah SWT, bukan untuk mendapatkan sesuatu, atau bukan untuk mendapat kasih sayang daripada mahluk Nya".

Tanpa disadari sebagian kita memasang definisi berbeda tentang ikhlas apabila dikaitkan dengan ustadz, guru mengaji, atau iuran kelas madrasah Islam di dalam praktek. Ungkapan seikhlasnya sebagai balas jasa (honor) sering diartikan gratis atau semurahnya. Lebih murah iuran pengajaran (tuition fee) yg dikenakan oleh seorang pengajar agama, maka lebih tinggi lagi keikhlasan yg kita rasakan. Apalagi kalau benar digratiskan sama sekali.

Sungguh tulus dan ikhlas guru mengaji ini !
Sebaliknya bila semakin tinggi iuran yg dikenakan, semakin tipis keikhlasan guru tsb kita rasa di dalam hati.

  1. Seringkali orang tua merasa berat utk mendaftarkan anaknya belajar mengaji ke seorang guru apabila mengetahui iuran per bulannya Rp. 100 ribu, namun merasa wajar saja jika sang anak ikut les pelajaran dengan biaya dua / tiga kali lipatnya utk satu mata pelajaran yg akan keluar di ujian kenaikan kelas.
  2. Individu bukan pendakwah dipandang hebat jika mengemudikan mobil mewah atau memiliki rumah mewah namun label yang kurang pantas akan ditempelkan pada pendakwah yg bergaya hidup sama  (ustadz mata duitan, cari popularitas dengan mengorbankan ilmunya dll).
  3. Aneh jika seorang guru agama meletakkan *harga* bagi jasanya, namun hal yang biasa bagi seorang dokter, arsitek, pengacara utk menentukan tarif mereka.
Tidak ada yang melarang seorang pun dlm mengajar agama atau ceramah jika ia meminta upah. Ini kembali pada niat. Apakah seseorang berdakwah (di jalan Allah) untuk semata mencari uang atau mencari ridha Allah dan menegakkan kalimat Allah dimuka bumi. Mereka juga manusia yg memerlukan dukungan finansial dalam menjalankan tugas (pangan, sandang, transport), menafkahi keluarga, sekolah anak, bayar rekening, cicilan rumah dll. Tidak ada yg menggaji mereka secara rutin. Sudah selayaknya mereka pun berhak untuk menetapkan tarif jasa yang pantas atas ladang amal mereka yg khas tsb sebagaimana profesional yg lain. 

Bagi mereka *honor* adalah pilihan. Ada kalanya mereka sudah berkecukupan karena ada sumber finansial yg lain maka mereka pun segan utk meminta bahkan mereka akan memberi para murid yg kekurangan. Namun bagi mereka yg tidak memiliki sumber lain sudah selayaknya mereka dibantu. Allah SWT berfirman, "(Berinfaklah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah, mereka tidak dapat (berusaha) di bumi. Orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah Maha mengetahui," (Al-Baqarah: 273). 


*terinspirasi tulisan di Menara Sinar edisi 1/2011 oleh ust Kauthar Riduan
*baca juga pandangan Dr. Yusuf Qardhawi dalam kitab Fiquzh Zakat mengenai para pendakwah dan berhak menerima zakat, seperti di tulisan ust Ahmad Sarwat.




Oct 10, 2011

Bank Syariah di Singapura


Di sebuah meja kecil dekat pintu keluar masjid tampak setumpuk majalah bernama Menara Sinar. Gratis utk jamaah di masjid tempat saya baru menunaikan shalat tarawih malam itu. Majalah bersampul ungu edisi perdana 2011 ini dibuat oleh pihak masjid, berisi informasi kegiatan, nama-nama pengurus, laporan keuangan, artikel yg ditulis ustadz/pengurus, dan ajakan berderma selama Ramadhan. Agak terkejut  membaca catatan kaki di tiap halaman: biaya operasional bulanan masjid berlantai tiga dengan kapasitas 3000 jamaah ini rata-rata S$70 ribu per bulan dan aktivitas harian selama bulan Ramadhan memerlukan belanja $2000 per hari ! Pengeluaran terbesar adalah gaji pegawai dan biaya pemeliharaan. Alhamdulillah tidak tekor :-)

Mulai saya  membolak-balik halamannya yg dicetak dengan kertas mewah glossy full-color dan  bertemu satu artikel keuangan Islam yg dibuat Ust Kauthar Ridzuan. Temanya isu lama yg dipertegas kembali, mengenai kewajiban umat Islam utk meninggalkan praktek riba di bank konvensional dan utk segera bergabung dengan bank Islam. Secara terbuka beliau menyatakan HARAM hukumnya bagi nasabah muslim yg bertahan di bank konvensional setelah bank Islam hadir (secara cukup meluas) di sebuah negeri. Alasan pelarangan mengutip ayat dari al-Baqarah 2:278 dan dua hadits mengenai riba yg memiliki 72 pintu (HR at-Tabrani) dan memakan riba adalah salah satu dari tujuh dosa besar (HR Bukhari). Jika di Indonesia aturannya sudah disosialisasikan dengan fatwa MUI (24 Januari 2004) dan fatwa majelis tarjih dan tajdid Muhammadyah (27 Juni 2006).

Dalam paparannya ustadz tetap menyalahkan orang yg hanya menyimpan uangnya di bank tanpa mengambil bunga nya (interest = riba). Alasannya, hal itu tetap berdosa krn secara tak langsung nasabah muslim tsb sedang *menyokong* pembangunan atau perniagaan haram dan riba, dimana uang simpanan tsb tanpa disadari kemungkinan atau telah digunakan oleh pihak bank untuk berinvestasi kepada institusi/ perusahaan/pelaku bisnis yg belum tentu halal (sesuai syariah Islam). Namun jika di suatu negeri, bank syariah belum hadir, maka praktek memarkir uang di bank non-Islami ini masih diperbolehkan dengan mengambil situasi darurat.

*******

Saya memiliki dua tabungan di unit syariah dua bank umum di Singapura, OCBC al-Wadiah Savings Account dan Maybank Savings Account-i. Keduanya memakai sistem Al-Wadiah Yad Dhamanah (Guaranteed Safe Custody = bank bertanggung jawab menjaga titipan amanah nasabah) dan berada satu atap bersama induknya yg merupakan bank konvensional OCBC (berpusat di Singapura) dan Maybank (berpusat di Malaysia). Pertama kali saya membuka di OCBC empat tahun yang lalu dan* baru-baru ini di Maybank. Beda masa empat tahun tidak ada bedanya dari sisi layanan nasabah baru . Calon nasabah mendaftar persis seperti membuka rekening konvensional, tak ada ciri khas, krn petugas bank hanya mengerti satu perbedaan saja: interest (konvensional) atau dividen (syariah). Selebihnya sama saja: persyaratan, saldo minimum, fee, fasilitas (buku, atm, online banking, ...), aktivasi atm, jaringan atm bersama dan token langsung saat itu juga ... perfect tak ada beda ! Namun hilang sentuhan syariah nya, nasabah tak pernah dijelaskan mengapa ada dua produk dan bagaimana bank menghitung bagi hasil (dividen) tsb. Petugas tak ambil pusing mengkaji produk ini ! Anda cukup baca di website mengenai informasi lanjut.

Tak heran pertama kali menerima istilah dividen di laporan rekening al-Wadiah saya pun heran, koq angka dividennya 0.25% persis spt bunga tabungan konvensional.  Dijawab dgn cukup panjang yg intinya sama dgn link yg diberikan di atas: "Under the Al-Wadi’ah concept, the Al-Wadi’ah accounts do not promise a fixed rate of returns or interest since interest is not permissible in Islam. However, based on past returns, the returns paid from the Bank’s profits are normally similar to the conventional accounts at the sole discretion of the Bank. This is permissible in Islam".







Selanjutnya dijelaskan kaidah umum:
  • Deposits made are invested in Halal instruments approved by the Syari'ah Advisory Council.
  • The depositors are not entitled to any share of the profits but the Bank may provide returns to depositors as token of appreciation.
Di poin kedua akan bingung, bgm menetapkan dividen nya jika bank menetapkan seenak hati ? Jadi selama ini saya hanya menerima hadiah penghargaan saja (token of appreciation). Dan pada prakteknya hari ini jumlah dividen ini sudah dapat diketahui kapanpun karena bank mengumumkannya online: OCBC dan Maybank, Jadi apa bedanya dengan interest :-(

Memang sampai hari ini keadaannya masih begitu. Sampai hari ini saya masih mengandalkan bank syariah utk menjamin bahwa simpanan uang di bank tsb tidak dipakai untuk membiayai produk/jasa/instrumen keuangan yg diharamkan. Ini tentunya kita harus percaya pada itikad baik bank yg sudah ditulis jelas-jelas di atas. Mengambil sepotong komentar rekan Willy Mardian di situs BSM yg populer ini: Ma La Yudriku Kulluhu La Yatraku Kulluhu (apa-apa yang sebenarnya bisa berkembang dengan baik namun belum optimal jangan tinggalklan sama sekali), berarti umat Islam memang harus mendukung sistem keuangan berbasis syariah ini, hingga di suatu saat nanti semuanya syariah. Tidak ada keraguan dan kondisi yg membuat kita sinis sambil berkata "namanya saja yg beda, prakteknya sama !".


Ramadhan 1432 H

*Al-Wadiah Yad Dhamanah: titipan nasabah (wadiah) di mana si penerima titipan dapat memanfaatkan barang titipan tersebut dengan seizin pemiliknya dan menjamin untuk mengembalikan titipan tersebut secara utuh setiap saat kala si pemilik menghendakinya. Dalam hal ini bank boleh memanfaatkan harta titipan tsb, krn bank bertindak sbg peminjam dan dan nasabah adalah pihak yg meminjamkan.

Ebooks yg dapatdibaca dari situs pusat komunikasi ekonomi syariah:
- Perbankan Syariah
- Tuntunan praktis menggunakan jasa perbankan syariah