Nov 24, 2009

Hard Rock Bus !

Bus kota di sini benar-benar keras banget : ya body nya, goncangannya, dan in-house music nya. Makin tua, makin menjadi adalah istilah yg tepat ... supirnya makin ugal2an, ngerem mendadak, mengklakson sesuka hati, dan suara speaker nya itu lhoo mana tahan ... macam ada bioskop bollywood dolby stereo sepanjang jalan :-)

Tetap ada hal-hal yang baik, umumnya mereka menaikkan penumpang di tempatnya meski turun bisa dimana saja, ngetem sebentar dan jalan lagi, taat berhenti sebelum garis zebra, tidak ada pengamen/pedagang asongan seliweran di dalam dan kondektur nya memberikan karcis setelah penumpang membayar tiket. Tiket nya ada yang masih manual alias disobek dari bundelannya dan ada pula yg sudah memakai mesin otomatis yang disandang kondektur di pundaknya. Pak kondektur akan mengetikkan nama halte tempat naik dan tempat turun tujuan nanti, lalu mesin tsb akan mengeluarkan struk/karcis yg sudah tercetak data2 tadi termasuk tanggal/jam dan ongkos.

Biarpun ongkos bus kelipatan aneh-aneh macam 3, 5, 9, 12 rupees untuk bus2 pemerintah versi "hard rock" tadi, namun kondektur selalu mengupayakan uang kembalian.



This ancient thing is still working amazingly.


We are not talking contactless payment card or magnetic card here ! .

Pengalaman macam ini hanya ada di bus2 tempo doeloe saat saya masih SD di Jakarta dan mgkn kini sekelas BUSWAY di Jakarta. O..ya sebelum lanjut saya batasi dulu pengalaman ini hanya utk bus di kota Bangalore saat ini (nov 2009).

Intinya adalah amanah menunaikan kewajiban. Supir dan kondektur adalah pegawai pemerintah. Mereka mengenakan seragam coklat susu atau warna putih (untuk bus yg mahalan macam Volvo Vajra) meski kota ini cukup panas di siang hari. Tidak ada istilah rapat belakang, supir tembak, atau supir yang memutuskan untuk memutar alias tidak melanjutkan perjalanan ke tujuan krn alasan macet dan penumpang di bus tinggal satu atau dua orang. Jika memang jadwal bus jam 6 pagi maka memang ada bus itu, bila malam harus menunggu jam 11 lewat alhamdulillah masih ada juga, padahal hotel tempat tinggal sekarang jauh dari kota.

Alhamdulillaah letak hotel dekat dengan persimpangan rute bus yang mau keluar daerah, HOPE FARM nama simpang itu. Umumnya bus yg akan menuju kota (ada tiga interchange besar di pusat BLR: K.R Market, Majestic, dan Shivajinagar) lewat sana. Pengalaman pulang malam hari, sekitar 11:30, juga masih ada si Volvo 335E dari Corporation menuju Ladang Harapan. Bayangkan malam begitu kalau naik Auto (bajaj) kena 200 an (tarif resmi, jika tarif tembak lebih mahal lagi) atau taxi yang susah mencarinya dengan harga dua kali lipat pula pyuuh.

Hard Rock Bus and Conductor
Kondektur memegang peran penting terutama utk menagih bayaran dan memastikan penumpang dapat turun di tempat yg diinginkan, maklum saja jalanan itu berisik banget, bus penuh sesak (meski tak harus bergelantungan di pintu), dan nama halte sukar dilihat. Ada satu pengalaman saya terlewat satu halte dan alhamdulillaah penumpang2 lain cukup care meski dgn bahasa inggris pas-pasan mereka membantu saya memberitahu sang kondektur utk turun di halte selanjutnya. Kondektur memastikan bahwa deretan kursi utk WANITA sekitar 3-4 baris di belakang supir, memang diduduki wanita. Kondektur membawa lengkap peralatan tempurnya: bundel karcis beraneka harga dan warna, tas selempang kulit kecil, pulpen, dan sempritan (pluit). Pluit ini amat berguna utk memberitahu supir memberitahu supir atau sebagai alat aba2 lain di tengah kemacetan.

Bus2 buatan Tata atau Ashok Leyland cukup terawat meski kumal/berdebu di dalam, kaca jendela yang kusam dan lebih sering sukar digeser, dan tiang besi berkarat nampak di sana-sini. Mesin bus/truk ini cukup tangguh, sejauh ini belum pernah lihat gajahsaurus jalanan ini terdampar mogok kepanasan/terbakar di jalan. Jika terjebak macet atau lampu trafik yang masih lama (mungkin 3-5 menit menunggu) para supir lebih suka mematikan kendaraannya. Start engine lagi, tak masalah, langsung vrrrooooam melaju tanpa harus kesulitan. Hebat juga kendaraan2 dua mata bertampang sangar ini :-)

23:33 BLR time.(Last Volvo Bus maybe, see ticket Rs 50)



Kesulitan yang terasa saat ini adalah jadwal bus yg tak dapat diprediksi. Kadang ngebut banget dan mengerem mendadak bila harus. Badan terlambung krn supir yg tak sempat mengerem di depan polisi tidur (humps). Gila ! Ini bus badan dan interior nya keras banget. Lain repotnya adalah jarak antar kursi yang sempit dan bus yg kurang bersih krn debu. Tambah lagi hingar bingar musik dan percakapan penumpang lain yg harus bercakap keras akan membuat tambah suntuk di tengah kemacetan kota.

Tarif bus

Tarif bus rakyat "really affordable" dari 3-12 rupees, no aircon, with ash dan dust and full house music. Tarif bus volvo ber AC mulai dari 10 - 50 rupees utk jarak maksimum 25 km (it is expensive but comfortable with most of the conductors know English, helpful, and know its route well). Pengalaman jadi turis selama ini memang lebih aman naik kendaraan umum macam bus atau kereta/metro/mrt krn insya Allah aman sampai tujuan dengan ancar-ancar daerah yg kita dapat baca dari peta.

335E Corporation to Ladang Harapan


Yang AC, Yang Lebih Baru dan Nyaman. Lebih sedikit penumpangnya karena jalurnya tertentu dan tarifnya hingga 3-4 kali lebih mahal (lihat gambar).








Penutup cerita, seperti dikatakan kawan2 di kantor sini, bus umum itu reliable dan aman sampai tujuan. Meski menunggu di malam hari sampai sekitar pukul 11-12 malam akan masih ada bus. Persoalannya berapa lama nunggu nya dan apakah bus itu menuju tempat yang diinginkan :-)



Interior di Vajra Volvo, pak kondektur dengan mesin karcis (lihat gambar)







Bonus gambar penutup, sebuah bus swasta: full color, full music, and sometimes with kalungan bunga di hidungnya (lihat gambar).

Nov 23, 2009

H A L

Tiap akhir pekan melewati hampir 10 kilometer pagar kantor mereka, yang tersusun dalam beberapa komplek besar.

Beribu karyawan keluar masuk beberapa pintu gerbang dengan pemeriksaan ketat mengikuti shift dari Senin - Sabtu. Engineer, operator, teknisi, ataupun pekerja umum lainnya, baik yang berkemeja untuk pria maupun memakai sari/salwar/kurtas untuk wanitanya keluar masuk di tempat tsb.

Pada suatu masa dahulu industri pesawat kita di Bandung tentu seperti ini juga, menghidupi berpuluh ribu tenaga kerjanya. Hmm ... bagaimana dengan kondisi kini ya ...

They are not dreaming making double decker bird or another dreamliner but they are really investing in R&D in this serious business :-)


Hindustan Aeronautics Limited

Nov 15, 2009

What weekend means (sometimes ...)

Combining work and pleasure sometimes very difficult.

Shift the workloads on weekdays, that is obvious.

Then we left with two S days ... saturday and sunday, S can mean anything, but for me it is simply another selection of so many choices. What to do ... watch TV, read books, writing email, internet, call home, do home work (actually office work arrrggh) or sightseeing. Pls do remember after subuh prayer I only have two hours to decide and this is the hardest part !

And this weekend I plan to boost the stamina with sightseeing. For that I need to browse googlemaps, read how to get there, what is interesting, plan another sporty sweaty day ... Backpackers and enjoy the noises (air, sound, crowd...). There is no sightseeing tourist bus or guided tour available from my place, anything by your own, to be free and easy and ... cheap :-)

Welcome to central city of Bangalore, which I need one hour plus to reach there if quite lucky. It is so much crowded, jam, and lively everywhere. Circle the city with walking, buses or auto (black bajaj with meter). Backache, foot cramp, snap shoot here n there, while brain also has its own exercise to calculate how much 100 rupee is.


-- Gambar: Kapan ya punya bajaj macam gini, ada meternya, kembaliannya pas lagi he...he. Here the meter shows fare for 14.9 km --

Tapi urusan sport jantung, keahlian nyelip sambil diteriaki pemakai jalan lain, dan bau asap knalpotnya sama saja. Kawan2 di sini menasehatkan agar memakai bajaj/taxi utk upaya terakhir saja atau bila kita tahu jalannya, krn kadang2 ada supir nakal yg mencari jalur muter-muter.

Bedanya di sini bajaj tak berpintu dan tak berjendela. So mesti pegangan dan siap2 basah kalau hujan :-)

Tambahan pengalaman:
Sebenarnya banyak juga supir auto yang TIDAK mau memakai argo tsb sehingga terjadi tawar menawar terutama di malam hari. Ada juga yang tak mau banyak debat dengan calon penumpang dan hanya mengatakan "please pay 1.5 or 2 times my meter display" he..he..

(*) Diolah dari edisi pertama di FB (15/11/2009)

Oct 5, 2009

Ada Serasa Tiada

Ada serasa tiada. Lucu juga terdengarnya, tapi sungguh-sungguh nyata. Banyak hal dalam hidup kita bila dilacak keberadaannya ternyata masuk dalam file kehidupan dengan label ada serasa tiada.

Misalnya, siapa sih yang begitu serius mengingat dan merawat peniti miliknya, benda kecil yang bisa didapat selusin dengan harga hanya seribu rupiah? Hilang satu atau terbuang dua bagi kita tak jadi masalah. Bahkan kita pun kerap lupa menyimpannya di mana. Dia baru jadi masalah yang bikin pening kepala ketika di tengah kegiatan tiba-tiba tas sobek, sendal jebol, kancing copot atau saat jilbab sudah menempel di kepala sang peniti ini tak kunjung bisa kita temukan.

Ada serasa tiada bisa muncul karena beberapa sebab. Pertama karena sesuatu itu tidak berhubungan langsung dengan kepentingan kita lantas kita merasa tak tak perlu serius memikirkannya. Contoh saja soal Palestina. Banyak orang berdalih, buat apa mikirin Palestina nun jauh di sana, bahkan sampai berdemo segala, toh masalah dalam negeri Indonesia sudah sedemikian banyaknya ?

Mungkin kita terlupa bahwa Hadits riwayat Nukman bin Basyir ra., ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling kasih, saling menyayang, dan saling cinta adalah seperti sebuah tubuh, jika salahsatu anggotanya merasa sakit, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakan sulit tidur dan demam. (Shahih Muslim)

Kedua, karena kita menganggap remeh keberadaan sesuatu itu sehingga tak sungguh-sungguh memperhatikannya. Ambillah contoh pembantu rumah tangga. Karena dia cuma pembantu rumah tangga, sering kita lupa memberinya kelayakan hidup sebagaimana manusia umumnya menginginkannya. Bukan hanya kita menganggapnya tak perlu hiburan dan liburan, bahkan seringkali ketika satu keluarga berpergian dengan kerennya sang pembantu mengiringi dengan gaya 'berani tampil beda', baju lusuh dengan padu padan seadanya. Padahal Rasulullah telah mengingatkan, Pelayan-pelayanmu adalah saudara-saudaramu. Allah menjadikan mereka bernaung di bawah kekuasaanmu. Barangsiapa saudaranya yang berada di bawah naungan kekuasaannya hendaklah mereka diberi makan serupa dengan yang dia makan dan diberi pakaian serupa dengan yang dia pakai. Janganlah membebani mereka dengan pekerjaan yang tidak dapat mereka tunaikan dan jika kamu memaksakan suatu pekerjaan hendaklah kamu ikutt membantu mereka (HR Bukhari).

Ketiga, karena merasa begitu terbiasa dengan kehadirannya sehingga abai untuk memperhatikannya. Misalnya saja terhadap anak. Ya benar, anak tanpa sadar sering dilabelkan ada serasa tiada. Kesibukan mengejar dunia, harta, jabatan, maupun ilmu pengetahuan seringkali membuat hubungan kita dengan anak menjadi hubungan minimalis yang bersifat praktis. Urusan makan, pakaian, dan sekolah mungkin saja lengkap terpenuhi, tapi senda gurau curhat keluarga dan beragam ekspresi cinta bisa jadi semakin pudar intensitasnya.

Keempat, karena kita menganggap sesuatu itu bukan tanggung jawab kita sehingga tidak menjadi urusan kita, Maka bertebaranlah di sekitar kita anak yatim yang putus sekolah karena tak ada biaya. Dan seribu janda fakir yang terengah susah saat mencari sesuap nasi. Begitu pula jutaan kaum dhuafa yang tak mampu berobat meski sakit mendera hebat.

Anak memang menjadi tanggung jawab orang tua, suami, atau walinya dan seorang rakyat adalah tanggung jawab pemerintahnya, tetapi kita sering lupa bahwa, “Semua kamu adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang imam (amir) pemimpin dan bertanggung jawab atas rakyatnya. Seorang suami pemimpin dalam keluarganya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang istri pemimpin dan bertanggun jawab atas penggunaan harta suaminya. Seorang pelayan (karyawan) bertanggung jawab atas harta majikannya. Seorang anak bertanggung jawab atas penggunaan harta ayahnya (HR Bukhari dan Muslim).

Ada serasa tiada nyatanya memang ada di tengah kita. Namun semasa masih ada waktu, inilah saatnya kita memperbaiki diri. Wallahuálam. (disalin apa adanya dari tulisan sahabat: Zirlyfera Jamil, (c) UMMI 2008).

Sep 29, 2009

Menyampaikan dengan Bahasa Yang Dimengerti

SETIAP menjelang Lebaran, kita selalu disibukkan oleh penentuan kapan tanggal 1 Syawal jatuh. Karena penanggalan Islam memakai sistem lunar, tanggal baru dihitung setiap terlihat munculnya bulan baru yang berbentuk sabit dan hanya muncul beberapa detik di atas cakrawala. Sederhana, tapi karena terdapat banyak pendapat tentang bagaimana menentukan bulan itu terlihat atau tidak, masalah jadi pelik.

Ada yang cukup dengan menghitungnya di atas kertas dengan bantuan ilmu falak (astronomi), ada yang mewajibkan melihat dengan mata telanjang. Sebagian menganggap seluruh bumi Lebaran jatuh pada hari yang sama, yang lain mengatakan pasti terjadi dua hari, karena menurut ilmu astronomi, perbedaan letak geografis menentukan terlihat atau tidaknya bulan sabit di cakrawala.

Biasanya, perdebatan ini diakhiri (meski belum tentu disepakati) dengan pengumuman dari Badan Hisab Rukyat Departemen Agama. ”Berdasarkan hisab dan rukyat yang kami lakukan, hilal telah tampak sekian derajat di atas ufuk, maka 1 Syawal jatuh pada esok hari,” demikian pengumuman itu.

Bagi kebanyakan orang, kalimat itu tampak rumit, agak susah dimengerti. Kalimat singkat itu penuh dengan jargon yang diserap dari bahasa Arab: hisab, rukyat, hilal, ufuk. Padahal kata-kata itu bisa diterjemahkan menjadi kalimat yang sederhana dan gampang dimengerti: ”Berdasarkan perhitungan dan penglihatan yang kami lakukan, bulan sabit telah tampak sekian derajat di atas cakrawala, maka 1 Syawal jatuh pada esok hari.



Entah mengapa para ulama dan pemuka agama Islam mempertahankan kata-kata bahasa Arab yang tidak akrab bagi masyarakat itu dan mengapa mereka tidak menggunakan bahasa Indonesia yang lebih dimengerti. Jika memang tujuan pengumuman itu untuk mengumumkan sesuatu yang penting bagi umat, sistem komunikasi tentu bisa disampaikan dengan bahasa yang lebih sederhana agar bisa dipahami.

-- ini sebagian dari isi artikel dalam kolom Bahasa! ( Tempo edisi cetak 27/09/2009) oleh Qaris Tajudin di link ini

Budaya Memberi Tips

Tulisan ini pernah saya tampilkan di dua milis sekitar setahun yang lalu. Pada intinya apakah konsumen itu ikhlas memberikan tips karena rasa puas atau hanya karena terpaksa oleh keadaan. Teringat untuk menampilkan tulisan ini di blog setelah satu tahun berjalan.

Pulang lebaran kemarin ada beberapa kali saya memakai taksi untuk beberapa keperluan. Pertama kali saat tiba di Jakarta hari H-4, langsung kami menuju agen jasa Laks Transport di terminal 2-D bandara Sukarno-Hatta. Sejauh ini layanan taksi ini paling dapat diandalkan, harga ekonomis all-in dan pelayanan petugas di kaunter baik. Mereka klaim tarifnya paling murah dibandingkan jasa taksi serupa di bandara (seperti silver bird, golden bird, dll). Untuk wilayah rumah ortu kami di Cipinang masih masuk ring-1-Jakarta, jadi tarifnya Rp. 130 ribu bila memakai Avanza, 150 dengan Nissan Livina, atau 175 dengan Toyota Altis. Armada mobilnya baru dan bersih dengan supir yang taat peraturan dan ramah ! Tak perlu repot siapkan uang tol atau uang kecil karena sudah termasuk dalam tarif dan pembayaran langsung dilakukan di kaunter bandara, dapat memakai uang tunai/kartu debit/kartu kredit. Begitu mudah dan ekonomis.
Memberi tips bagi supir saat tiba di tujuan sudah lumrah karena puas dan diiringi ucapan terima kasih.

Pada kesempatan berikutnya kami panggil taksi (biasanya Bluebird group yang terkenal masih pakai tarif atas meski harga bbm sudah turun he..he..). Kadang pesan lewat telpon atau stop di jalan. Pelayanannya baik, supirnya hafal jalan, dan mobilnya terawat, ... namun ada satu cacat yang mungkin tidak dilakukan oleh tiap supirnya. Hal tersebut adalah "kepolosan" pak supir mengatakan "... maaf tak ada uang kembaliannya neeh". Lha setahu saya ini kan trik supir-supir taksi nakal dari armada taksi yang warna-warni itu ! Mengapa pihak pengelola taksi tidak mewajibkan supir2 tsb membawa pecahan Rp. 1000 dan Rp. 5000 (mungkin juga sekarang dengan Rp. 2000) setiap kali mereka memulai perjalanan (rit) ?. Selama ini kami masih dapat menerima jika uang kembalian masih dibawah Rp. 4999. Supir yang "baik" masih mau memberikan Rp. 2000 untuk kembalian yang seharusnya Rp. 3500 (sejauh ini belum pernah bertemu supir yang bela-belain cari kembalian pecahan Rp. 500). Tapi ada juga supir Bluebird yang bandel yang memaksa kita menerima uang kembali apa adanya, padahal kita sudah cari pecahan uang kecil agar bulat uang kembaliannya, misalnya ongkos Rp. 87000, kami bayar Rp 107000 agar uang kembalinya Rp. 20000. Pak supir ngotot mengembalikan Rp. 10000 dan mengambil selembar merah 100 ribu (artinya ia dapat ekstra Rp 3000).

Memang contoh di atas belum serusak kasus penumpang yang seharusnya membayar Rp 23 ribu tapi "terpaksa" bayar Rp. 40 ribu karena pak supir mengaku baru dapat satu penumpang dan ia hanya membawa uang Rp. 10 ribu untuk uang kembalian (sang penumpang menyerahkan selembar biru 50 ribu). Atau contoh lain dimana si penumpang merelakan uang ekstra yang berlipat-lipat ongkos taksinya karena pada saat itu ia hanya punya selembar seratus ribu :-( Apess... dan penumpang memang harus siap dengan uang pas !

Perlu diingat dengan menerapkan tarif atas, harga jasa taksi di Jakarta tidak lebih murah dibandingkan di Singapura dengan kualitas kenyamanan yang lebih baik ... dan uang kembali yang pas :-) Apa banyak penumpang merasa uang kembali di bawah Rp. 5000 itu layak diabaikan dan membuang-buang waktu menunggu pak supir mencarinya. Lha ini preseden buruk untuk membuat supir taksi memakai trik-trik yang sama di masa depan.

Ok, intinya saya masih bingung dengan "memberikan tips". Apa ini baik utk dibudayakan, berpahala karena termasuk sedekah, atau justru mengajarkan budaya mark-up service (uang pelicin) secara tak langsung utk sebuah jasa yang semestinya dilakukan.

Contoh-contoh lain:
(2) Biaya kurir/tukang pos/antar tiket
- Sudah tugas tukang pos untuk mengantar paket ke rumah, tapi si penerima memberi tips sbg uang lelah.
- Sudah ditulis dalam TOC bahwa servis kurir itu door-to-door tapi diberi tips kepada petugasnya.
- Sudah dijelaskan bahwa agen tiket menyediakan pengantaran tiket ke rumah gratis, tapi diberi uang rokok juga.

(3) Uang jasa
- Sudah jelas tidak ada biaya utk pengurusan bebas fiskal di bandara. Namun karena urusan kita terasa lancar dan mudah, tanpa banyak tanya ini itu (malah terkesan membantu), di akhir berita acara petugas pajak tsb kita beri tips.

(4) Pak ogah
- Perlu tidaknya pak ogah di persimpangan atau putaran arah ? Karena terbiasa, yah beri juga deh cepek.

(5) Parkir modern
- Meski sudah jelas bayar parkir secara elektronik di pintu keluar tapi tetap memberi Rp. 1000 untuk pak satpam yang sudah membantu kita masuk/keluar lajur parkir di dalam gedung. Padahal pak satpam nya tak minta lhoo ..

(6) Jalan rusak, sumbangan sukarela
- Ini tidak jelas dan atas inisiatif siapa ? Koq pengendara mobil dimintai bayaran untuk menikmati jalanan rusak. Biaya perbaikan jalan tentunya diperoleh dari pemerintah setempat dong :-)

Jika dicermati kasus demi kasus memang uang tips itu seringkali wajar apalagi jika diiringi keikhlasan maka insya Allah bernilai sedekah. Ada tips karena kita puas, karena pelayanannya ramah, karena kita merasa terbantu dan "sang penolong" tak berharap apa-apa, ada juga yang sudah otomatis tergerak untuk berbagi rezeki mengingat tarif jasa di negeri kita untuk para pekerja kerah biru ini masih amat rendah.

Bagi saya, tips diberikan tidak dengan terpaksa dan perlu diiringi lisan bahwa saya puas atau senang dengan jasa yang telah berikan (baik kepada supir, asisten parkir, petugas bebas fiskal, kurir dll). Intinya si pemberi jasa juga perlu tahu atas dasar apa ia menerima tips. Tentunya kita berharap si pemberi jasa akan dapat tetap melayani dengan baik di masa-masa datang dan bukannya hanya saat diberi tips saja.

Tindakan memberi tips yang tidak diiringi kesadaran si penerima dapat berakibat buruk yaitu terjadinya pemerasan secara halus atau turunnya kualitas pelayanan jika tidak ada uang tambahan. Lebih buruk lagi tindakan memberi tips yang "sengaja" dilakukan cukong atau preman yang ingin usaha/bisnisnya lancar. Tidak heran kalau kita masih melihat oknum/cukong yang mendapat "perlakuan istimewa" saat di bandara, kantor polisi, imigrasi, dan kantor2 pelayanan pemerintah lainnya. Cukong ini sudah menanamkan ranjau (kasarnya: menyuap para petugas) sehingga mereka terlena dan tidak tahu bahaya laten dari hal tsb. Koruptor dapat kabur dari penjara atau lolos ke luar negeri kan semua berawal dari "uang tips" yang berlebihan yang terkenal dengan nama sogok.

Contoh memberi tips terpaksa lain adalah pungli. Baik dilakukan oknum petugas ataupun yang dilakukan preman kampung atau terminal yang minta uang keamanan dari tiap supir mikrolet yang lewat di kampungnya atau supir bajaj/taksi yang mangkal di dekat supermarket yang ramai. Uang keamanan ini juga biasa dibayar pedagang kaki lima liar ataupun pengusaha resto/dugem resmi agar usaha mereka tidak diganggu. Besarnya tips tentu bervariasi tergantung kelas okunum/premannya. Sudah tak terkira banyaknya anak istri yang terpaksa nrimo dihidupi dengan rezeki yang tak berkah ini.

Nah dari contoh2 di lapangan tadi apakah wajar budaya memberi tips dilestarikan di negeri kita ? Amat disayangkan pada saat penerima jasa memberi tips ia tidak menegaskan alasan mengapa tips tsb diberikan dengan alasan/dampak yang sudah dikemukan di atas. Ini sama sekali tak ada niat utk pelit ya... Bedakan suap dengan tips dan tidak memberi tips dengan pelit :-)

Saya lihat di beberapa negara maju (terkecuali AS yang membiarkan budaya tips) tidak ada pelayan atau pemberi jasa yg menanti tips tadi. By default, mereka laksanakan tugas, kita tanda tangan (confirmed, approved sesuai berita acara, faktur) dan mereka segera pergi. Rasanya mereka ingin segera menyelesaikan pekerjaan berikutnya daripada membuang waktu beramah tamah dengan Anda apalagi menunggu tips. Jangan memulai memberikan tips di Jepang karena kita akan dianggap menghina si pemberi jasa.

Mungkin ini sebabnya POS Indonesia dan sejarah kurir semacam Titipan Kilat yang sudah berpuluh tahun usianya tertinggal jauh dari saudara2 mudanya di luar negeri spt Fedex, UPS, dll. Ini juga sebabnya mengapa penyedia jasa kendaraan umum mengeluh penerimaan mereka tergerus pungli setiap hari. Dan ini pula sebabnya para penanam modal asing merasa enggan masuk negeri ini jika mereka tidak mendapat kepastian hukum berusaha dan perlindungan keamanan dari pemerintah setempat. Kalau memang pengelola usaha merasa tarif jasa terlalu kecil maka naikkanlah biaya tsb dan lebihkan pendapatan untuk pekerja-pekerjanya. Jangan sampai si pelaksana (kurir, tukang cuci mobil, supir dll) membedakan pelayanan yang sudah disepakati harganya dari awal.

Sep 28, 2009

Kantuk dan Serak

Ada target mengkhatam al Quran di bulan Ramadhan, sekurangnya sekali khatam. Bagi saya mengaji di bulan Ramadhan atau bulan lain sama saja, ya kecepatannya ya iramanya, mencoba untuk tertib tajwid sebagaimana yang telah dipelajari. Hanya saja volume suara yang berangsur menurun di kala mengaji selepas tengah hari menuju maghrib seiring berkurangnya kadar air di dalam tubuh :-) Ramadhan kemarin cukup menantang karena di penghujung bulan (sekitar H-3) masih ada sisa 9 juz lagi sementara badan kurang fit.

Dua faktor fisik yang menantang dalam mengkhatam al Quran di bulan Ramadhan adalah mata yang mengantuk dan suara serak karena tenggorokan kering. Siang hari dihabiskan di tempat kerja, mengaji hanya dapat dikerjakan sesudah Subuh atau saat menunggu Zuhur di mesjid. Di malam hari mengaji seusai Isya atau mengiringi tahajjud (bila masih ada waktu sebelum sahur). Siang hari tantangannya dua yaitu mengantuk dan kering, sementara di malam hari tantangannya mengantuk dan waktu yang sempit (salah sendiri juga mengapa terlampau banyak makan dan bangun malam terlampau mepet dengan sahur ... satu jam sebelum imsak). Paling enak memang akhir pekan Sabtu Minggu untuk kejar setoran, meski harus pandai mengatur waktu antara beberapa undangan pengajian/bukber atau menemani istri jjs :-) Alhamdulillaah jika tubuh sehat sebulan penuh. Bila flu/batuk menyerang wah akan makin susah mengejar target tadi. Bayangkan dengan kaum muslimah yang perlu menyiapkan sajian ifthar/sahur sementara bagi yang punya siklus bulanan tentunya hari2 beribadahnya lebih singkat lagi dibandingkan saya :-)


Karena sudah mengenal kedua tantangan tadi saya membiasakan diri dengan mengawali membaca al Quran dengan berdoa dalam hati agar Allah menjauhkan kantuk dari mata dan mencukupkan kesegaran di kerongkongan ini. Mata yang mengantuk akan mengacaukan bacaan dan tubuh pun tak berdaya untuk tetap tegak. Tenggorokan kering akan menyetop saya meneruskan bacaan karena makhraj huruf menjadi sukar dilafazkan dengan baik.

Di lain waktu untuk menyiasati rasa kantuk adalah dengan berhenti membaca setiap 5 atau 10 halaman (1/2 juz), lalu istirahat sejenak dengan memandang kehijauan atau kolam ikan (pengalaman kemarin pulang ke rumah ortu sambil menikmati semilir angin dan gemercik air). Namun untuk mengusir kerongkongan kering memang belum bertemu caranya selain menunggu waktu shalat fardhu berikutnya (berwudhu lagi maksudnya ...). Kadang kala kemewahan waktu luang atau tempat yang pas (macam di mesjid yang tidak panas atau rumah yang nyaman dengan taman) tidak juga membantu bila flu, hidung meler atau batuk kering menyerang. Untuk kondisi ini saya lebih memilih untuk tidur atau mengerjakan shalat sunnah sambil berdoa agar Allah memudahkan saya memenuhi target khatam al Quran di bulan yang mulia tsb.

Namun terpenting dari segala hal di atas adalah niat membaca al Quran yang ditujukan dalam mencari ridha Allah semata diiringi usaha yang sungguh untuk menggapainya. Ketahuilah kita membaca ayat-ayat Nya, Dia lah yang memberi kemudahan dan kesanggupan bagi sesiapa yang dikehendaki Nya.

p.s Foto dari koleksi temen (dks photography)


Sandal Jepit Putus

Cerita sendal jepit hilang atau tertukar di mesjid sudah biasa. Kejadian ini sudah semakin jarang terjadi terutama di mesjid/mushalla lingkungan kantor atau perumahan. Nah mudik lebaran kemarin ada kejadian yang menurut saya luar biasa, skenario nya jelas sudah ditulis Allah SWT bahwa transaksi amal tsb pasti berlaku, tak meleset sedetik ataupun selangkah pun.

Pagi itu kami baru pulang shalat Subuh berjamaah di mushalla depan rumah. Tak lebih dari 10 meter dari pagar rumah ke pagar mushalla. Seperti biasa ada beberapa jamaah yang baru pulang menunggu doa terakhir dari sang Imam shalat Subuh, berjalan santai beriringan sambil ngobrol ringan. Kalau tak salah ada lima orang termasuk Papa dan saya. Eh tiba-tiba salah seorang Bapak terhenti dan membungkuk melepas sandal jepitnya yang ternyata putus sebelah. Saat itu Papa menoleh ke kanan dan ikut berhenti.

Refleks ... Papa melepas sepasang sandal jepitnya di jalan dan langsung menawarkan kepada si Bapak yang sudah bertelanjang kaki menjinjing sandal jepit kiri putusnya dengan tangan.

Sandal jepit empuk biru yang dipakai Papa pun segera berpindah tangan. Sang Bapak tersenyum senang dan berterima kasih, sambil menanyakan "Pak, ini buat saya ?" dan Papa pun mengangguk .. "bawa saja". Subhanallaah, Superb ! Saat itu saya yang berjalan lebih dulu sudah hampir tiba di pintu pagar rumah dan hanya terkesima melihat kejadian yang amat cepat tsb. Tanpa basa-basi dan begitu ringkas prosesnya. Saya yakin benar proses kilat tsb tak akan dapat berlaku tanpa diiringi hati yang ikhlas dan tangan yang sudah terbiasa bersedekah.

Memang nilai nominal sendal jepit itu tak seberapa mungkin kurang dari 10 ribu rupiah saja, namun gerakan hati itulah yang menjadi pelajaran berharga pagi itu. Empati dan ikhlas memberi tanpa pamrih karena kejadian yang begitu nyata di depan mata.

Ingatan saya melayang pada saat kami berdesak-desakan pulang shalat berjamaah fardhu dari Masjidil Haram dua tahun yang lalu (1427H). Jamaah keluar mesjid membanjiri jalan2 depan mesjid di antara hotel-hotel dan kedai-kedai yang menjual berbagai kelontong dengan hingar bingar alunan qasidah, murattal, dan shalawat nya. Saya yang berjalan bersama Papa tak dapat berjalan secepat jamaah2 lain, harus berhati2 memilih celah yang tidak ramai dan dijejali orang2 yang mau mampir di kedai2 tsb. Belum lagi ada kaki lima yang menggelar dagangan seenaknya di pinggir jalan atau pengemis2 kecil profesional yang duduk berjejer di tengah jalan tanpa takut terinjak orang ramai.

Nah pada masa-masa itu mata yang awas, kekuatan kaki, dan kesabaran jelas modal utama menapaki 1.5 km menuju hotel Yamamah tempat kami menginap di Misfalah. Badan yang terdorong-dorong, terkena sikut-sikut kecil dari kiri kanan, atau berhenti mendadak karena ada rombongan lain dari arah berlawanan adalah kejadian biasa setiap pulang shalat fardhu. Memang kalau mau menunggu bisa pulang lebih telat lagi agar jalanan lebih sepi tapi kadang ada hal2 alami yang tak bisa menunggu terutama perut yang minta diisi atau tubuh letih yang perlu beristirahat karena sudah jalan ke mesjid satu dua jam sebelum Subuh untuk berqiyamul lail. Papa tak bisa menunggu lama karena perlu beristirahat dan menjaga kestabilan gula dalam darahnya. Bila dibiarkan terlalu rendah akan membuat keletihan yang luar biasa.

Di saat-saat genting menuju hotel itu sendal jepit putus (atau hampir putus) karena terinjak rombongan lain dari belakang adalah hal biasa. Tak terhitung berapa kali sendal kami terinjak, alhamdulillah tak semuanya berakibat putus. Namun herannya, sungguh heran, koq para calon haji atau hajjah ini begitu rendah rasa empati mereka. Ada yang hanya melongo saja menyadari ia menginjak sendal kami, atau meminta maaf ringan saja sambil berlalu cepat, atau ada yang sama sekali tak peduli dan bermimik marah mungkin karena dianggapnya kami menghalangi laju perjalanannya. Sendal putus artinya siap meneruskan perjalanan menuju hotel tanpa alas kaki (jangan coba2 di waktu zuhur/ashr ... melepuh boo) atau kalau beruntung dapat segera menemukan penjual sendal di dekat sana :-)

Nah dari dua contoh di atas saya belajar:

  • Kadang kesempatan beramal itu amat sempit waktu dan tempatnya, tidak dapat diduga bila Allah memberi kesempatan tsb di depan mata kita. Maukah dan mampukah kita merebutnya ? Jangan anggap enteng, ini perlu latihan sehingga menjadi terbiasa !
  • Tingkatkan rasa empati: senang melihat orang lain senang dan susah melihat orang lain susah.
  • Ingatlah ada orang lain di sekitar kita, jangan menzhalimi mereka baik tak sengaja apalagi sengaja.
Hmm ... memang kita umat Islam masih perlu belajar untuk berempati dan merebut peluang amal ini dimana saja. Hanya Allah yang dapat membalas amal-amal baik yang dilakukan. Amalan sendal jepit yang tak seberapa nilainya itu insya Allah dapat melindungi kaki-kaki kita dari panasnya hari perhitungan kelak di padang mahsyar dan membebaskan kita dari dasar neraka.

Rabbighfirli waliwalidayya warhamhuma kama rabbayani saghira. Amiin...

Sep 15, 2009

Sekelumit tentang I'tikaf

I'tikaf, secara bahasa, berarti tinggal di suatu tempat untuk melakukan sesuatu yang baik. Jadi, i'tikaf adalah tinggal atau menetap di dalam masjid dengan niat beribadah untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.

Beri'tikaf bisa dilakukan kapan saja. Namun, Rasulullah saw. sangat menganjurkan di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Inilah waktu yang baik bagi kita untuk bermuhasabah dan taqarub secara penuh kepada Allah swt. guna mengingat kembali tujuan diciptakannya kita sebagai manusia. "Sesungguhnya tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu," begitu firman Allah di QS. Az-Zariyat (51): 56.


Para ulama sepakat bahwa i'tikaf, khususnya 10 hari terakhir di bulan Ramadhan, adalah ibadah yang disunnahkan oleh Rasulullah saw. Beliau sendiri melakukanya 10 hari penuh di bulan Ramadhan. Aisyah, Umar bin Khattab, dan Anas bin Malik menegaskan hal itu, "Adalah Rasulullah saw. beri'tikaf pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan." (HR. Bukhari dan Muslim). Bahkan pada tahun wafatnya, Rasulullah saw. beri'tikaf selama 20 hari. Para sahabat, bahkan istri-istri Rasulullah saw., selalu melaksanakan ibadah ini. Sehingga Imam Ahmad berkata, "Sepengetahuan saya tak seorang ulama pun mengatakan i'tikaf bukan sunnah."


"I'tikaf disyariatkan dengan tujuan agar hati beri'tikaf dan bersimpuh di hadapan Allah, berkhalwat dengan Nya, serta memutuskan hubungan sementara dengan sesama makhluk dan berkonsentrasi sepenuhnya kepada Allah," begitu kata Ibnu Qayyim. Itulah urgensi i'tikaf. Ruh kita memerlukan waktu berhenti sejenak untuk
disucikan. Hati kita butuh waktu khusus untuk bisa berkonsentrasi secara penuh beribadah dan bertaqarub kepada Allah saw. Kita perlu menjauh dari rutinitas kehidupan dunia untuk mendekatkan diri seutuhnya
kepada Allah saw., bermunajat dalam doa dan istighfar serta membulatkan iltizam dengan syariat sehingga ketika kembali beraktivitas sehari-hari kita menjadi manusia baru yang lebih bernilai.

I'tikaf yang disyariatkan ada dua macam
  1. I'tikaf sunnah, yaitu i'tikaf yang dilakukan secara sukarela semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Alah. Contohnya i'tikaf 10 hari di akhir bulan Ramadhan.
  2. I'tikaf wajib, yaitu i'tikaf yang didahului oleh nadzar. Seseorang yang berjanji, "Jika Allah swt. menakdirkan saya mendapat proyek itu, saya akan i'tikaf di masjid 3 hari," maka i'tikaf-nya menjadi wajib.
Karena itu, berapa lama waktu beri'tikaf, ya tergantung macam i'tikafnya. Jika i'tikaf wajib, ya sebanyak waktu yang diperjanjikan. Sedangkan untuk i'tikaf sunnah, tidak ada batas waktu tertentu. Kapan saja. Bisa malam, bisa siang. Bisa lama, bisa sebentar. Seminimal-minimalnya adalah sekejab. Menurut mazhab Hanafi,
sekejab tanpa batas waktu tertentu, sekedar berdiam diri dengan niat. Menurut mazhab Syafi'i, sesaat, sejenak berdiam diri. Dan menurut mazhab Hambali, satu jam saja. Tetapi i'tikaf di bulan Ramadhan yang dicontohkan Rasulullah saw. adalah selama 10 hari penuh di 10 hari terakhir.


Syarat dan Rukun I'tikaf

Ada tiga syarat orang yang beri'tikaf, yaitu muslim, berakal, dan suci dari janabah, haid dan nifas.
Artinya, i'tikaf tidak sah jika dilakukan oleh orang kafir, anak yang belum bisa membedakan (mumayiz), orang yang junub, wanita haid dan nifas.


Sedangkan rukunya ada dua, yaitu, pertama, niat yang ikhlas.
Sebab, semua amal sangat tergantung pada niatnya. Kedua, berdiam di masjid. Dalilnya QS. Al-Baqarah (2): 187, "Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu sedang kamu beri'tikaf di masjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepada manusia supaya mereka bertakwa."

Masjid yang mana ?
Imam Malik membolehkan i'tikaf di setiap masjid. Sedangkan Imam Hanbali membatasi hanya di masjid yang dipakai untuk shalat berjama'ah atau shalat jum'at. Alasannya, ini agar orang yang beri'tikaf bisa selalu shalat berjama'ah dan tidak perlu meninggalkan tempat i'tikaf menuju ke masjid lain
untuk shalat berjama'ah atau shalat jum'at. Pendapat ini diperkuat oleh ulama dari kalangan Syafi'i. Alasannya, Rasulullah saw. beri'tikaf di masjid jami'. Bahkan kalau kita punya rezeki, lebih utama kita melakukannya di Masjid Haram, Masjid Nabawi, atau di Masjid Aqsha.

Rasulullah memulai i'tikaf dengan masuk ke masjid sebelum matahari terbenam memasuki malam ke-21. Ini sesuai dengan sabdanya, "Barangsiapa yang ingin i'tikaf denganku, hendaklah ia i'tikaf pada 10 hari terakhir."
I'tikaf selesai setelah matahari terbenam di hari terakhir bulan Ramadhan. Tetapi, beberapa kalangan ulama lebih menyukai menunggu hingga dilaksanakannya shalat Ied.


Ketika Anda i'tikaf, ada hal-hal sunnah yang bisa Anda laksanakan. Perbanyaklah ibadah dan taqarub kepada Allah. Misalnya, shalat sunnah, tilawah, bertasbih, tahmid, dan tahlil. Beristighfar yang banyak, bershalawat kepada Rasulullah saw., dan berdoa. Sampai-sampai Imam Malik meninggalkan aktivitas ilmiahnya. Beliau memprioritaskan menunaikan ibadah mahdhah dalam i'tikafnya.

Meski begitu, orang yang beri'tikaf bukan berarti tidak boleh melakukan aktivitas keduniaan. Rasulullah saw. pernah keluar dari tempat i'tikaf karena mengantar istrinya, Shafiyah, ke suatu tempat. Orang yang beri'tikaf juga boleh keluar masjid untuk keperluan yang diperlukan seperti buang hajat, makan, minum, dan semua kegiatan yang tidak mungkin dilakukan di dalam masjid. Tapi setelah selesai urutan itu, segera kembali ke masjid. Orang yang beri'tikaf juga boleh menyisir, bercukur, memotong kuku, membersihkan diri dari kotoran dan bau. Bahkan, membersihkan masjid. Masjid harus dijaga kebersihan dan kesuciannya ketika orang-orang yang beri'tikaf makan, minum, dan tidur di masjid.

I'tikaf dikatakan batal jika orang yang beri'tikaf meninggalkan masjid dengan sengaja tanpa keperluan, meski sebentar. Sebab, ia telah mengabaikan satu rukun, yaitu berdiam di masjid. Atau, orang yang beri'tikaf murtad, hilang akal karena gila atau mabuk. I'tikaf juga batal jika wanita yang beri'tikaf haid atau nifas. I'tikaf juga batal kalau yang melakukannya berjima' dengan istrinya. Begitu juga kalau ia pergi shalat Jum'at ke masjid lain karena tempatnya beri'tikaf tidak dipakai untuk melaksanakan shalat jum'at.

I'tikaf bagi muslimah

I'tikaf disunnahkan bagi pria, begitu juga wanita. Tapi, bagi wanita ada syarat tambahan selain syarat-syarat secara umum di atas, yaitu, pertama, harus mendapat izin suami atau orang tua.


Kedua, tempat dan pelaksanaan i'tikaf wanita sesuai dengan tujuan syariah. Para ulama berbeda pendapat tentang masjid untuk i'tikaf kaum wanita. Tapi, sebagian menganggap afdhal jika wanita beri'tikaf di masjid tempat shalat di rumahnya. Tapi, jika ia akan mendapat manfaat yang banyak dengan i'tikaf di masjid, ya tidak masalah.


Terakhir, agar i'tikaf kita berhasil memperkokoh keislaman dan ketakwaan kita, tidak ada salahnya jika dalam beri'tikaf kita dibimbing oleh orang-orang yang ahli dan mampu mengarahkan kita dalam membersihkan diri dari dosa dan cela.

Contoh Agenda I'tikaf

Magrib: ifthar dan shalat magrib
Isya: Shalat Isya dan tarawih berjamaah, ceramah tarawih, tadarus Al-Qur'an, dan kajian akhlak.

Tidur hingga jam 02.00.
Qiyamullail, muhasabah, dzikir, dan doa.
Sahur.
Subuh: shalat Subuh, dzikir dengan bacaan-bacaan yang ma'tsur (al-ma'tsurat), tadarus Al-Qur'an.

Pagi: istirahat, mandi, cuci, dan melaksanakan hajat yang lain.
Dhuha: shalat Dhuha, tadzkiyatun nafs, dan kuliah dhuha.
Zhuhur: shalat Zhuhur, kuliah zhuhur, dan tahsin tilawah.
Ashar: shalat Ashar dan kuliah ashar, dzikir dengan bacaan-bacaa yang ma'tsur (al-ma'tsurat).

[copy paste dari milis, semoga bermanfaat]
p.s Foto dari koleksi Ruly

Makin Mesra di Ramadhan 1430H

Kapan lagi bisa merasakan ifthar bareng presiden MUIS (H. Mohd Alami Musa) dan peserta lain dari berbagai negara. Undangan khusus yang dihadiri enam orang sahabat kami untuk hadir dalam acara ifthar bersama di gedung MUIS yang baru ini saya fikir sebuah awal yang baik. MUIS berinisiatif untuk jemput bola mengundang masyarakat muslim berbagai negara yang memang exist di Singapura ini.

Ini foto dari guntingan Berita Harian.
(satu-satunya pria ganteng pemakai batik tentu asli Indonesia)



MAJLIS Ugama Islam Singapura (Muis) mengadakan majlis iftar khas bersama 80 anggota kumpulan Islam baru yang berasal dari India, Pakistan, Bangladesh, Turkey, Indonesia, Arab Saudi and Palestin Jumaat lalu (11-Sep-2009). Acara anjuran Unit Strategik Rangkaian Rakyat (PNSU) Muis itu diadakan bagi mendekati kumpulan-kumpulan tersebut demi memahami keperluan mereka dan membantu mereka memulakan kehidupan baru di sini. Majlis tersebut diadakan di Hab Islam Singapura di Braddell Road.


Saya mencoba menggaris bawahi ucapan dari Timbalan Pengarah Pendekatan Masyarakat MUIS, Encik Zainal Abidin Ibrahim dalam liputan tsb.:

(1) Memang penting mendekati kumpulan-kumpulan baru itu dan memahami kesan kehadiran mereka terhadap institusi-institusi sosial dan agama setempat.
"Dengan cara ini kita dapat membantu mereka menyesuaikan diri dengan cara hidup di Singapura dan memahami kegiatan agama yang dianjurkan di sini".
Program pendekatan itu dimulakan Muis sejak awal tahun lalu dan sejauh ini pelbagai kegiatan telah diadakan. Menerusi program yang diadakan di masjid-masjid setempat, anggota kumpulan-kumpulan Islam baru itu berpeluang menjalin rangkaian kerja dan sosial bersama para pemimpin dan sukarelawan masjid setempat. Selain majlis iftar dan program di masjid-masjid setempat, Muis turut menyokong program dan kegiatan anjuran kumpulan-kumpulan baru Islam itu.

(2) "Memandangkan ramai anggota kumpulan-kumpulan Islam baru ini terdiri daripada para karyawan, mereka boleh dijadikan asset yang mampu memperkaya masyarakat umum"
MUIS menyedari peri pentingnya mendekati kumpulan-kumpulan tersebut bagi mengelak trend yang berlaku di negara-negara lain yang mengalami kemasukan pendatang Islam. Sering kali kegagalan mendekati, memahami dan mengenali kumpulan-kumpulan baru boleh menyebabkan rasa sangsi dan kadangkala ketegangan boleh tercetus yang berpunca daripada berbezaan budaya, sosial dan agama dalam kalangan penduduk setempat dan pendatang baru.

Saya berharap semoga kerjasama ini makin mesra dan menghasilkan kegiatan/produk yang lebih positif di masa depan ... insya Allah.

p.s:
berita ini disunting dari wartawan asalnya di link ini
foto kedua dari koleksi Ruly di sini.

Ifthar IMAS: 5 years series

Di bulan Oktober 2005 (1426H) kita masih mampu mengadakan buka bersama (ifthar) dari rumah ke rumah tiap minggu. Pesertanya masih sekitar 50-60 orang plus anak-anak.

Namun di tahun berikutnya, flat HDB terbesar di Singapura pun tak akan muat menampung antusias peserta ifthar yang sudah makin membesar jumlah (dan bobot badannya he..he..). Panitia kebingungan untuk menciptakan majelis kebersamaan di bulan Ramadhan. Mau berbuka ke KBRI pun rasanya cukup jauh untuk dijangkau.

Alhamdulillaah Allah membukakan jalan bagi kami, ada mesjid baru di pusat Singapura, tepatnya di Bishan diresmikan di awal 2006. Masjid An Nahdhah nan baru dan kinclong ini terletak di pusat kota sehingga mudah dijangkau darimana saja. Disinilah bermula ifthar bersama warga muslim Indonesia yang didominasi profesional dan mahasiswa pada Ramadhan 1427H. Masjid tiga lantai yang juga menjadi host dari MUIS Harmony Center ini tak hanya menyediakan kemudahan fasilitas untuk beribadah namun juga audio visual yang apik.


Kini sudah empat kali acara marathon ini diadakan (1427 - 1430 H) dan pesertanya terus bertambah dengan hadirnya muka-muka baru. Ini dapat dilihat dari buku penerima tamu yang mencatat lebih dari 400 nama yang menghadiri bukber Sabtu lalu (12-Sep-2009). Pelaksanaan makin baik karena panitia dan jemaah nya makin solid. Kerjasama dengan pihak masjid dan MUIS pun makin mempermudah akses dan lancarnya kegiatan ifthar. Persiapan awal, konsumsi, agenda acara, registrasi peserta, child-minding, dan itikaf makin membaik dengan sertanya darah-darah baru dari generasi muda Islam di Singapura ini. Pihak masjid pun senang dengan ramainya pengunjung masjid (full house !) yang artinya kotak kencleng mereka pun banyak pemasukan :-)



Tampak dari foto di atas para peserta sudah harus duduk bersempit-sempit, dan mungkin 1 atau 2 tahun lagi perlu difikirkan untuk makan di pinggan rame-rame he..he.. Konsumsi lengkap dari hidangan pembuka, menu utama, dan penutup disiapkan khusus oleh kaum muslimah yang semakin terasah kepiawaian kuliner nya dengan undangan2 makan sutra berskala besar macam ini :-) Jumlah yang hadir malam itu memang masih jauh lebih sedikit dari total muslim Indonesia yang bekerja/sekolah di sini. Sebagian besar yang tidak hadir tentunya karena tidak tahu event ini, hadir di KBRI (kebetulan bersamaan waktunya), atau hadir pada undangan pribadi/keluarga lainnya pada hari yang sama.

Efek samping positif dari kegiatan ramadhan ini adalah makin eratnya hubungan pihak mesjid dengan jamaah Indonesia. Pengurus mesjid mengundang ustadz-ustadz kondang dari tanah air macam Aa Gym dan kami pun menjadikan tempat ini beberapa kali event publik IMAS sendiri (seminar, pesta pernikahan sahabat kami RnR 2009, dan juga akan disusul seorang lagi akhir tahun ini).

Tahniah ! Alhamdulillaah, semoga Allah mempererat ukhuwah dan memberikan rahmat yang tak putus-putus bagi kita semua. Amiin.

p.s
- Foto dari koleksi Ruly




Sep 10, 2009

ATIC bought CHRT

1. Abu Dhabi firm offers to buy Singapore's Chartered Semiconductor

Posted: 07 September 2009 1233 hrs

SINGAPORE: An Abu Dhabi investment firm has offered to buy Singapore's Chartered Semiconductor for US$3.9 billion, which would create one of the world's largest microchip makers, officials said on Monday.

The buyout by Advanced Technology Investment Company (ATIC) comes as chip companies around the world look to boost sales after being hit hard by falling demand brought about by the global slump.

Chartered chairman James Norling said the firm had been looking at several "potential strategic options" and the offer from ATIC was the best. "After carefully looking at all of these strategic options in front of us, we believe this proposal is definitely worthy for the company shareholders to consider," he said at a news briefing.

ATIC, Abu Dhabi's investment vehicle in the high-tech sector, is also the main shareholder in Globalfoundries, a joint venture with US firm Advanced Micro Devices (AMD), focused on making next-generation chips.

Chartered is the world's third biggest maker of custom-made chips, but it has been struggling to catch up with leaders Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC) and United Microelectronics Corp (UMC), also of Taiwan. It has also been hit by the global economic crisis, but the industry is banking on rising demand for "billions of new mobile phones, cars, televisions, computers and other devices" that are run by chips, the firms said in a joint statement.

ATIC chief executive Ibrahim Ajami said the combined strengths of Chartered and Globalfoundries would make them number two in the world, behind market leader TSMC in terms of capacity. "Right now Chartered is ranked, from the microchip perspective, as the third leading foundry in the world. A combination with Globalfoundries would put us as the second leading foundry in the world," he said.

ATIC, which is owned by the Abu Dhabi government, wants to buy each Chartered ordinary share at S$2.68 in cash, valuing the company at about US$1.8 billion. Including Chartered's debt and convertible redeemable preference shares totalling US$2.2 billion, the transaction will have a total value of about US$3.9 billion, the two companies said in a joint statement. ATIC's offer per share for Chartered represents a premium of 14.2 per cent on its 30-trading day volume weighted average price, the statement said.

Singapore's Temasek Holdings, which owns about 62 per cent of Chartered, has thrown its support behind the deal, said Norling. He added that Morgan Stanley and Citigroup Global Markets have been hired as financial advisers to the Chartered board of directors while Deutsche Bank has been called in to advise shareholders, who must approve the move. The offer will also have to be sanctioned by the Singapore High Court. If it all goes ahead, the transaction could be sealed by the end of the year, Norling said.

Chartered chief executive Chia Song Hwee said the company would not solicit competitive bids, but would have to go through the process if there were unsolicited offers. "All parties concerned are very committed to make this scheme go through," Chia said at the news briefing.

ATIC chairman Waleed Al Mokarrab Al Muhairi said he believes Temasek's support for the deal will discourage any other interested parties. "We believe that we are the best choice for Chartered's current investors. We believe we have a compelling offer on the table," he said.

Ajami said if the deal goes through, both Chartered and Globalfoundries will have different management teams. However, he would not rule out merging the two in the future.

Globalfoundries chief executive Douglas Grose told AFP in an interview in April that the company will spend US$3.3 billion to build a manufacturing plant in New York's Saratoga County, which will be fully operational by 2012. Another US$2.7 billion will be invested to upgrade its operations in the German city of Dresden and boost overall processes as well as sales, marketing and design activities.

- AFP/yb/ir


2. Temasek Holdings to sell 62% stake in Chartered Semiconductor Manufacturing to Advanced Technology Investment Company

Sep 10, 2009 (Datamonitor Financial Deals Tracker via COMTEX) -- CHRT --

Singapore-based investment company Temasek Holdings (Private) Limited has agreed to sell its approximately 62% stake in Chartered Semiconductor Manufacturing, Ltd. to Advanced Technology Investment Company (ATIC).
ATIC is a technology investment company wholly-owned by the government of Abu Dhabi in the UAE, while Chartered is a Singapore-based semiconductor foundry that provides wafer fabrication services and technologies to semiconductor suppliers and systems companies.

Under the scheme of arrangement, each Chartered ordinary share will be acquired by ATIC for a cash consideration of SGD2.68 ($1.86) per share. The transaction represents an equity value of approximately SGD2,500 million ($1,739.48 million) and a total value of approximately SGD5,600 million ($3,896.44 million), including debt and convertible redeemable preference shares of approximately SGD3,100 million ($2,156.96 million) as of June 30, 2009.

The price represents a premium of 14.2% to its 30 trading-day volume weighted average price, 26.8% to its 90 trading-day volume weighted average price, and 44.2% to its 6-month volume weighted average price.

The acquisition of Chartered will be made through ATIC International Investment Company LLC, a subsidiary of ATIC. Once the transaction is completed, ATIC will be the sole owner of Chartered.

Earlier on May 29, 2009, according to Reuters, The Business Times reported that ATIC has made an offer to acquire a 60% stake in Chartered from Temasek Holdings. On the same day Chartered has denied of receiving such a bid from ATIC.

Morgan Stanley Asia (Singapore) Securities Pte., Ltd. and Citigroup Global Markets Singapore Pte., Ltd. are acting as joint financial advisors to Chartered, and each providing a fairness opinion to the board of directors of Chartered in connection with the transaction. Deutsche Bank AG is acting as an independent financial advisor to advise shareholders on the fairness of the offer.

Deal Value (US$ Million) 2415.79
Deal Type Private Equity
Sub-Category Exit
Deal Status Announced: 2009-09-07
Deal Participants

Target (Company) Chartered Semiconductor Manufacturing Ltd.
Deal Rationale

The transaction would allow ATIC to build on the complementary platforms of Chartered and GLOBALFOUNDRIES, with Chartered's customer relationships and capabilities in both 8-inch and 12-inch fabrication, and GLOBALFOUNDRIES' technology expertise, capacity profile and global footprint. By acquiring Chartered, ATIC is expanding its investments in the semiconductor industry which currently consist of a GLOBALFOUNDRIES facility in Dresden, Germany.

Sep 9, 2009

Otak Mahal Punya Siapa ?

Tebakan awal saya para pemilik otak termahal di dunia ini mungkin didominasi orang-orang ternama semacam pemenang nobel sains iptek, filsuf, quants, artis kelas dunia, politisi, dan berbagai profesi top lainnya. Namun itu keliru, jawabannya adalah otak orang yang tidak pernah atau belum banyak dipakai. Andai saja jual beli otak manusia dilegalkan, maka otak yang berharga paling mahal itu adalah otak yang masih segar, sama dengan sayuran, buah, atau komoditas pakan lainnya :-) Sebuah humor di internet juga menawarkan otak polisi dengan harga paling mahal dibandingkan otak seorang doktor atau ilmuwan NASA (upps ... sorry no offence).


Di negeri kita yang katanya gemah ripah loh jinawi (bukan: gemah ripah loh koq begini) memang dengan usaha minimal pun seseorang tetap dapat hidup. Hidup di alam desa yang subur macam di Bukittingi sampai saat ini pun cukup menyenangkan: ada ikan di sungai/kolam, ada sayur di kebun, atau kebutuhan hidup lain yang bisa diusahakan dari alam. Tak perlu berfikir keras macam penduduk di Singapura yang harus 9t05 setiap hari untuk bertahan hidup dan membayar hutang ini-itu.

Sikap "membudidayakan otak segar" ini dikhawatirkan terus berlanjut di masa modern yang penuh persaingan kini. Pemiliknya akan tertinggal dan hanya duduk-duduk sebagai penonton orang lain yang sukses. Pemilik otak mahal memelihara fikiran yang sempit dan dangkal ... mau cari cepat enak, cepat untung, terhimpit nak di atas, terkurung nak di luar (tanpa mau memikirkan caranya ...). Kadang2 tak perlu otak sama sekali dan menggunakan otot alias berkelahi untuk mempertahankan opini yang salah. Pemilik otak mahal lebih mengedepankan nafsu dan mengikuti perasaan tanpa pernah mau berfikir tenang dan fokus tentang sebab musabab kejadian dan konsekuensi tindakannya nanti. Parahnya bila sifat ini dipelihara sejak kecil, seperti suka melamun, gemar menggosip, baca harian mistis/klenik, menonton sinetron sampah, ikut kuis ini itu, sms berhadiah ... dan hal-hal lain yang mengangankan sesuatu yang besar tanpa ada usaha, maka ini cikal bakal masa depan suram bagi bangsa ini :-(

Secara alamiah bahan mentah otak manusia yang lahir normal tidak berbeda antara si pintar dengan si bodoh. Sel-sel otak (neuron) tumbuh mulai minggu kelima kehamilan dan terus berkembang pesat hingga bulan kelima (kecepatan tumbuh 5000 sel/detik). Menurut buku keajaiban penciptaan manusia (Harun Yahya) terdapat lebih dari 10 milyar sel otak dengan 100 triliun koneksi antar neuron. Selama neuron mendapat pasokan oksigen melalui darah maka otak tak akan mati.


Otak Mahal dan Otak Murah

Beda antara otak murah dan otak mahal adalah frekuensi pemakaiannya. Otak murah lebih sering menerima "tempaan" dengan menerima rangsangan2 positif seperti membaca buku, berlatih ketrampilan baru, menghafal, menulis, berdiskusi, mengadu ketrampilan (permainan, strategi, dll) sementara otak mahal justru dibiarkan lama-lama menganggur. Membiarkan otak menganggur berarti "membiarkan" neuron-neuron berangsur punah, sementara memberikannya rangsangan akan membuat mereka tetap hidup dan
berkembang. Jika kita berolahraga untuk melatih dan membesarkan otot demikian pula dengan otak. Balita yang sering mengulang-ulang perkataan atau meminta orang tuanya untuk membacakan kembali cerita-cerita yang sama sebelum tidur adalah sebuah contoh bagaimana interkoneksi sel-sel memori di dalam otak itu dibentuk. Bila koneksi itu sudah kokoh tercipta maka upaya untuk mengingat-ingat atau melakukan rutinitas sesuatu pekerjaan akan menjadi mudah dan cepat (ala bisa karena biasa).

Sebaliknya untuk otak menganggur mirip dengan mobil yang sudah lama tak dipakai maka mobil akan sukar dihidupkan karena akinya soak (flat battery). Contoh lain misalnya komputer/alat elektronik/jam otomatis yang dibiarkan terlalu lama menganggur akan berangsur berkarat, kotor (jamuran) rusak, dan mati sama sekali.

Use It or Lose It

Amat tepat slogan ahli syaraf ibu doktor Marian C. Diamond tentang otak manusia, Use It or Lose It. Mengenai topik otak secara rinci akan saya coba uraikan pada tulisan lain. Tentunya otak tidak dapat terus menerus dipaksa bekerja, istirahat atau tidur yang berkualitas dapat membuatnya rileks. Aktivitas piknik keluarga, silaturahmi dan berolahraga akan membuatnya segar kembali dan siap menerima hal-hal baru. Jangan lupa makanan yang sehat dan minum teratur akan memperlancar pasokan nutrisi dan oksigen yang amat diperlukan dalam regenerasi sel-sel otak.

Otak Seorang Muslim


Dari uraian di atas dapat diingat bahwa aktivitas yang menunjang otak yang sehat dilakukan secara aktif (memberi rangsangan2 positif) dan pasif (istirahat, rileks, dll) secara berkesinambungan. Otak yang dibiarkan menganggur akan memacu kematian seluruh sistem kendali sadar tsb yang beresiko munculnya penyakit pikun (Alzheimer), stroke, dan hal-hal lain yang mengerikan di usia muda. Naudzubillaahi min dzalik ...

Seorang muslim memiliki panduan lengkap untuk menjamin kesehatan otak nya, diantaranya:
  1. Generasi Rabbani dalam firman Nya, QS. Al Imran 79. Generasi yang mempelajari ilmu, memahami, mengamalkan, dan mengajarinya.
  2. Pemilik ilmu memiki derajat lebih tinggi di hadapan Allah, QS. Al Mujadilah 11.
  3. Ayat-ayat al Quran banyak mengandung pilihan kata-kata agar manusia memakai akalnya, agar manusia memperhatikan ayat-ayat Nya di alam ini (ayat-ayat Qauniah), agar manusia memikirkannya, dll. Ini semua memacu rasa ingin tahu dan keinginan untuk bereksplorasi hal-hal baru.
  4. Untuk menambah hafalan surat-surat dalam al Quran secara kontinu. Ini berarti melatih ingatan di setiap saat. HR Bukhari Muslim: "Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al Quran dan mengajarkannya." Selanjutnya dapat dibaca di sini untuk fadhilah nya di dunia dan di akhirat.
  5. Menunaikan shalat lima waktu dengan disiplin. Ini adalah jeda yang amat bermanfaat untuk memberi otak rehat sesaat. Di siang hari 10 menit per shalat (Zuhr dan Ashr) adalah waktu yang cukup untuk hal ini.
  6. Menjadikan malam sebagai sarana beristirahat setelah lelah bekerja di siang hari, QS an Naba 9-11. Dan memanfaatkan seperdua atau sepertiga malam terakhir untuk beribadah, QS al Muzammil 7-8.
  7. Memulai pekerjaan dengan niat ibadah (ikhlas lillaahi ta'ala), giat dan terorganisir dalam bekerja, dan menyelesaikan pekerjaan dengan tuntas. Ini diterangkan dalam QS al Qashash 77, QS al Insyirah 7, dan QS al Jumuah 10. Profesional dan spesialisasi, QS al Isra 36.
  8. Menyibukkan diri dengan kegiatan bermanfaat dan menjauhkan diri dari kegiatan yang sia-sia dan berpotensi maksiat (d0sa).
  9. Membiasakan diri Menulis, sebagai sarana untuk menuangkan ide/gagasan dari apa yang telah pernah dibaca, dialami, dan dipelajari. Menulis juga melatih otak untuk berfikir sistematis dan terorganisir. Ungkapan terkenal dari Imam Ali ra adalah "Ikatlah ilmu dengan menuliskannya".
  10. Disiplin waktu dan mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal dan baik.
Ingatlah akan hakikat manusia diturunkan ke muka bumi adalah untuk beribadah dan menjadi khalifah bagi mahluk-mahluk bumi lainnya. Perbaiki niat semata-mata karena Allah dan mengharapkan ridha Nya, semoga otak kita selalu dalam pemeliharaanNya untuk dapat terus berkontribusi manfaat bagi diri sendiri, keluarga, dan umat.



Sep 8, 2009

Bubar Bukber

Buka Bareng ... Buka Bersama ... musimnya sudah tiba. Biasanya jadwal sore hari jum-sab-min antara pukul 17-20 sudah penuh dengan jemputan (undangan) di sana-sini. Alhamdulillaah salahsatu kenikmatan orang yang berpuasa memang saat berbuka. Semoga penyedia hidangan berbuka mendapatkan pahala dan rahmat dari Allah SWT. Berbuka di kawasan baru artinya mendapat kenalan baru dan cerita-cerita baru. Enak dan beragamnya menu tak perlu diragukan. Sehingga ini menjadi salah satu "kesulitan" di malam-malam tsb ... bagaimana mengatur waktu setelah makan berat dengan shalat Isya dan tarawih :-) Biasanya sebelum shalat Maghrib, buka ringan dulu dengan kurma, es buah, kolak, lemper, bakwan ... wah ini pun sudah bukan ringan lagi. Seusai Maghrib, masuk ke antrian makan yang biasanya dua ronde plus dessert nya lagi he..he.. Dilanjutkan dengan ngobrol, waktu satu jam tak akan terasa. Saat azan Isya, perut sudah kenyang, duduk sudah harus berlapang-lapang dan suasana flat yang kurang dari 100 meter persegi itu biasanya sudah condensed dengan hawa masakan dan gas asam arang :-) Nah bagaimana trik nya agar acara bukber tetap dapat dilanjutkan dengan tarawehan ? Biasanya untuk pulang ke rumah pun makan waktu dan tiba di rumah badan sudah capek. Mau ikut di mesjid terdekat (?) pun pasti sudah tertinggal mungkin beberapa rakaat. Saya usul agar bertambah berkahnya, bagaimana jika tuan rumah mengusulkan taraweh tsb. Mau pengikutnya sedikit atau banyak silakan saja :-)


O.. ya ini ada foto bukber pertama di kejiranan CCK/BP/YT saya pertama kali. Duh, mudah-mudanan masih ingat nama-nama kawan baru di sini. Habisnya baru pertama kali itu bertemu dan kapan lagi undangan berikutnya. Thanks for invitation and great iftar !

Antara kapasitas dan ongkos bus

Lanjut cerita bus ya, ini masih cerita bus SBS yang merah putih ungu itu.

License to carry
Kapasitas penumpang single deck (bus tak bertingkat) untuk bus-bus tua seperti tampak di foto ini adalah 1 pengemudi + 50 penumpang duduk + 40 penumpang berdiri. Bandingkan dengan bus-bus baru (after y 2007) yang mengangkut 1 + 34 + 53 penumpang. Jelas saja bus baru tampak lebih lapang karena tak banyak dijejali kursi, selain itu kaca jendelanya lebih lebar dan atap lebih tinggi. Namun hal ini tidak disukai penumpang, yang sebenarnya lebih ingin bus dengan kursi yang lebih banyak :-) Bus baru yang lebih lega footprint nya ini adalah untuk memberi kesempatan penumpang berkusi roda untuk naik bus, namun saya perhatikan amat-amat jarang ada penumpang dengan ketidakberdayaan ini menumpang bus. Pemakai yang cukup sering adalah ibu-ibu yang membawa pram/stroller (kereta bayi) dan penumpang dari airport dengan tas bawaan besar. Sayangnya peraturan SBS mengharuskan kereta bayi tersebut dimasukkan dalam posisi terlipat ! bukan terbuka dengan bayi di dalam, untuk menghindari bahaya bagi si bayi atau penumpang lain di dekatnya (heran kan ???...).

Ongkos
Hal yang satu ini secara berkala naik. Tidak terasa karena dikompensasi dengan diskon (rebat) yang diperoleh bila penumpang bertukar bus. Saat ini rebatnya 50 sen dan ongkos terdekat adalah 69 sen (dengan ezLink). Bila membayar uang tunai maka ongkos terdekat adalah $1 dan tidak ada rebat sama sekali saat bertukar bus/mrt. Dulu masih ada ketetapan, selama kita bertukar dengan sesama SBS bus, maka total biaya perjalanan adalah $1.90. Terserah mau tukar berapa kali asalkan selang waktu antara bus satu ke bus berikutnya kurang dari 40 menit dan tidak menumpang bus dengan nomor yang sama (misalnya naik bus yang sama berbalik arah). Fitur ini amat menyenangkan karena murah saat berkendara jauh, namun ada satu jebakannya ... pastikan saat bertukar ke bus berikut, saldo kumulatif (total ongkos sejak berangkat dengan bus pertama) masih tetap di bawah $1.90. Sehingga ada kalanya untuk bus terakhir, penumpang hanya bayar 1-2 sen saja. Bila batas $1.90 sudah terlewat ... maka bus berikutnya hanya akan memberi rebat biasa dari tarif normalnya.

Nah saat ini sudah tidak ada lagi batas atas (cap) tadi. Rebat hanya berlaku bila penumpang bertukar bus/mrt/lrt dalam jarak 45 menit sejak ia turun di kendaraan sebelumnya dan maksimum ia hanya dibolehkan pindah tiga kali.

Dengan sistem baru ini, penumpang dihadapi kondisi untung rugi seperti ini. Ambil contoh saya pergi ke kantor:
  • Naik 1 bus saja dari titik halte depan rumah ke kantor, ini opsi paling mahal, saya contohkan $1.31.
  • Naik 2 bus saja, namun bus kedua melalui jalur ekspres (expressway macam PIE), maka biayanya $0.69 + (1.11 - 0.50) = $1.30. Opsi ini lebih cepat dari opsi pertama asalkan PIE tak macet dan jarak tunggu tidak lama.
  • Naik 3 bus, opsi paling lama dan paling murah: $0.69 + (0.69-0.50) + (0.69-0.50) = $1.07. Padahal jarak yang ditempuh sama dengan opsi 1 di atas. Opsi ini harus dilakukan berhati-hati, perlu tahu pasti dimana harus bertukar bus.
  • Naik bus/mrt/bus, dari rumah naik feeder bus ke stasiun mrt dulu: $0.69 + (0.90-0.50) + (0.69-0.50) = $1.28. Opsi ini tak beda dengan opsi tiga, hanya saja lebih cepat.
Pilihan terserah penumpang, mau cepat, malas bertukar bus agar tetap dapat duduk, mau murah, dll... jarak tempuh di atas adalah untuk 10 - 11 km.

Akhir kata
Secara keseluruhan angkutan umum di Singapura baik. Meliputi siang - malam terutama di jalan-jalan yang berpotensi banyak penumpang bahkan saat wee hours (1-5am). Harga taksi pun cukup murah asalkan tidak berkendara di saat-saat jam sibuk (pagi atau sore) dan tengah malam. Dua kelemahan yang masih dirasakan adalah belum adanya season pass yang murah (untuk pegawai, karcis langganan mingguan/bulanan/tahunan macam di Jepang/Jerman), tidak ada tiket harian/tiga-harian/akhir pekan (amat khas di kota-kota besar di Eropa) dan waktu tempuh yang masih terlalu lama untuk ukuran sebuah pulau (karena terlalu banyak pergantian dan banyaknya stop yang harus ditempuh oleh bus-bus trayek jauh). Di sini sudah biasa menempuh dua tempat dalam jarak 1 - 1.5 jam ... what !!! Penyebab utamanya adalah jalur bus yang menempuh banyak stop dan waktu tunggu yang tidak dapat diduga. Belum lagi kalau dari tempat tinggal mereka hanya ada satu bus yang menuju stasiun bus/mrt utama (interchange). Kebayang kan, itu bus datang selalu penuh karena tiap pagi tiap orang memakai servis yang sama menuju tempat kerja mereka.

Sep 6, 2009

Pulpen di Saku ... Jadul ?

Apa benar trend membawa pulpen di saku sudah mati gaya saat ini. Di saat semua nama, alamat rekanan, jadwal rapat, appointment dll sudah dapat "dengan mudah dan bergaya" dicatat di dalam smartphone ? Harga iPhone, Blackberry, HTC, Omnia, atau Xperia memang masih diatas S$500 namun pemakaiannya sudah cukup mewabah saat ini, tanpa peduli si pemakai perlu mengerti semua fitur canggih dari telefon pintar tsb.

Trend HP kembali menjadi lebih lebar, tebal dan pasti lebih berat. Layar smartphone yang lebar pun membuat pemiliknya harus rajin membersihkan layar dari noda minyak dan melindunginya dari benturan, touch pad di layar 2.7" yang kadang sukar dipilih dengan benar oleh fat-fingers membuat editing sms atau email menjadi lebih menantang, dan kebiasaan membaca dokumen/ fb/email di smartphone pun membawa dampak buruk buat mata terutama di tempat2 yang kurang cahaya sementara tulisan begitu kecil.

Memang asyik sih kelihatannya, punya smartphone yang canggih ini, fully connected and mobile di mana saja. Boleh baca al-Quran, internet dimanapun, nonton video, dengar mp3 murottal ... tapi kembali kepada keperluan atau gunanya bagi masing2 individu.

Bagi saya mencatat di kertas itu jauh lebih praktis dan lengket di memori kepala. Apalagi kalau sambil rapat, mendengarkan kuliah, atau mencatat ide+gambar yang dapat muncul kapan saja. Kertas dan pulpen adalah kawan rapat dimanapun dan kapanpun, tidak perlu berurusan dengan low-batt atau khawatir gadget tsb jatuh atau disambar maling. Kapan ya punya smartphone, apa perlu tunggu N900 dulu ... Anyway .. give me damn good reason :-) Diakui memang mencatat jadwal di kertas "ämat" beresiko jadwal bentrok dan perlu kerja dua kali, yaitu menyalin info yang ada di kertas ke media lain semacam buku alamat di HP atau ke dalam laptop.

Sep 1, 2009

Temperamen Supir Bus

Waktu: 1-Sep-2009 ... hari kesebelas Ramadhan 1430H...
Lokasi: SBS bus 228 Bedok North Ave 3/ Bedok Reservoir.

Kejadian pertama di pagi hari sekitar 0830
Supir ini mengawali kenaikan adrenalin nya dengan mengklakson dua kali pengendara sepeda onta agar menepi di jalan raya pagi itu. Bus akhirnya menyalip sepeda tsb dan berhenti di halte berikutnya. Naik seorang penumpang yang ternyata preman kerempeng berkaca mata minus dan berambut "pirang". Awalnya preman memaksa agar ia dapat ikut bus tanpa uang dengan alasan hanya "numpang"satu halte saja, tapi sang supir menolak. Beberapa menit mereka
bertengkar ... sampai akhirnya si preman memasukkan beberapa koin receh yang tidak cukup 1 dollar untuk ongkos minimum, tentu saja tak ada karcis untuk si preman ini. Rupanya saat beberapa menit pertengkaran tsb, si bapak pengendara sepeda sudah tiba pula di halte tempat bus mengetem. Jadilah supir diserang kata-kata jelek dari kedua orang tadi :-) Sang preman merasa "dapat kawan" untuk menjelek-jelekkan supir. Kebetulan penumpang yang duduk di deretan bangku dekat supir (termasuk saya) tak mengerti perbualan mereka dalam bahasa Cina, sehingga si preman tambah kesal karena tak dapat dukungan.

Selesai urusan sementara, pintu bus ditutup, dan bus mulai bergerak. Menuju halte bus berikutnya yang tak sampai 200 meter, si preman bule itu terus saja mencerocos dalam bahasa cina ke supir ... sambil menunjukkan kekesalannya dan tidak puas dengan layanan supir tsb.
Sambil menunjuk-nunjuk ke plat nomor bus yang memang terpajang di panel atas kaca depan ... dengan kata-kata yang paling sering keluar adalah "Complaint" ! Sang supir pun tak merasa takut bakal diadukan ke kantornya, toh yang bermasalah adalah preman. Bravo supir ! Tak perlu takut sama preman mabuk macam gitu lah.

Kejadian kedua, sebelum berbuka, 1900
Hmm.. rasanya baru kali ini dapat supir bus umum yang sangat ramah di Singapura ini. Tiap penumpang baik disapanya Hallo ... Hi Mister, Madam ... dan saat saya akan turun bersama beberapa penumpang lain di depan halte rumah pun ia mengucapkan Thank You, Dont forget your belonging, Have A Nice Day ... surprise deh. Dalam hati saya, hebat benar supir muda ini, seperinya memang bukan orang lokal dan mungkin baru keterima jadi supir :-) Bravo supir !


Waktu: 2-Sep-2009 ... hari keduabelas Ramadhan 1430H...
Lokasi: SBS bus 23 after PIE, Kolam Ayer Industrial Estate.
Ceritanya saya mau pakai bus ini ke Mustafa di siang hari yang panas ... sekitar jam 1230. Bus ini awalnya tak memiliki trayek karena memang di halte tsb si supir India baru akan memasang papan rute dari bus tingkatnya ini. Ada sekitar lima menitan bus ini berhenti. Setelah papan trayek terpasang, supir pun turun dari bus untuk memeriksa apakah pemasangannya sudah benar. Dalam dugaan saya, bus ini bertukar trayek dari nomor lain ke nomor 23. Saya tanya saja ... can I board this bus, you are going to city right ? Supir tersenyum dan menjawab ... sorry I can take passenger only from the next stop. Ah ... yang bener aja, bus kosong begini, masa'nggak boleh dinaikin kata saya dalam hati :-) Otak berfikir cepat, sudah begini sajalah, saya ikut naik sampai halte berikut namun saya tidak tap ezlink saya di halte ini (anggap saja saya naik bus ini free satu halte). Alhamdulillah supir India tadi tak berkeberatan dan dengan senyum di balik kacamatat rayban hitam nya, ia membolehkan saya menumpang bus tsb. Ini baru rezeki daripada harus berpanas-panas menunggu bus berikut. Di halte selanjutnya, saya pun memberi kode pada supir saat men-tap kartu ezlink (nggak bohong lho maksudnya... ). Bravo supir ! Fleksibel dalam menjalankan peraturan dan ramah itu sikap yang terpuji dalam melayani pelanggan :-)