Sep 8, 2009

Antara kapasitas dan ongkos bus

Lanjut cerita bus ya, ini masih cerita bus SBS yang merah putih ungu itu.

License to carry
Kapasitas penumpang single deck (bus tak bertingkat) untuk bus-bus tua seperti tampak di foto ini adalah 1 pengemudi + 50 penumpang duduk + 40 penumpang berdiri. Bandingkan dengan bus-bus baru (after y 2007) yang mengangkut 1 + 34 + 53 penumpang. Jelas saja bus baru tampak lebih lapang karena tak banyak dijejali kursi, selain itu kaca jendelanya lebih lebar dan atap lebih tinggi. Namun hal ini tidak disukai penumpang, yang sebenarnya lebih ingin bus dengan kursi yang lebih banyak :-) Bus baru yang lebih lega footprint nya ini adalah untuk memberi kesempatan penumpang berkusi roda untuk naik bus, namun saya perhatikan amat-amat jarang ada penumpang dengan ketidakberdayaan ini menumpang bus. Pemakai yang cukup sering adalah ibu-ibu yang membawa pram/stroller (kereta bayi) dan penumpang dari airport dengan tas bawaan besar. Sayangnya peraturan SBS mengharuskan kereta bayi tersebut dimasukkan dalam posisi terlipat ! bukan terbuka dengan bayi di dalam, untuk menghindari bahaya bagi si bayi atau penumpang lain di dekatnya (heran kan ???...).

Ongkos
Hal yang satu ini secara berkala naik. Tidak terasa karena dikompensasi dengan diskon (rebat) yang diperoleh bila penumpang bertukar bus. Saat ini rebatnya 50 sen dan ongkos terdekat adalah 69 sen (dengan ezLink). Bila membayar uang tunai maka ongkos terdekat adalah $1 dan tidak ada rebat sama sekali saat bertukar bus/mrt. Dulu masih ada ketetapan, selama kita bertukar dengan sesama SBS bus, maka total biaya perjalanan adalah $1.90. Terserah mau tukar berapa kali asalkan selang waktu antara bus satu ke bus berikutnya kurang dari 40 menit dan tidak menumpang bus dengan nomor yang sama (misalnya naik bus yang sama berbalik arah). Fitur ini amat menyenangkan karena murah saat berkendara jauh, namun ada satu jebakannya ... pastikan saat bertukar ke bus berikut, saldo kumulatif (total ongkos sejak berangkat dengan bus pertama) masih tetap di bawah $1.90. Sehingga ada kalanya untuk bus terakhir, penumpang hanya bayar 1-2 sen saja. Bila batas $1.90 sudah terlewat ... maka bus berikutnya hanya akan memberi rebat biasa dari tarif normalnya.

Nah saat ini sudah tidak ada lagi batas atas (cap) tadi. Rebat hanya berlaku bila penumpang bertukar bus/mrt/lrt dalam jarak 45 menit sejak ia turun di kendaraan sebelumnya dan maksimum ia hanya dibolehkan pindah tiga kali.

Dengan sistem baru ini, penumpang dihadapi kondisi untung rugi seperti ini. Ambil contoh saya pergi ke kantor:
  • Naik 1 bus saja dari titik halte depan rumah ke kantor, ini opsi paling mahal, saya contohkan $1.31.
  • Naik 2 bus saja, namun bus kedua melalui jalur ekspres (expressway macam PIE), maka biayanya $0.69 + (1.11 - 0.50) = $1.30. Opsi ini lebih cepat dari opsi pertama asalkan PIE tak macet dan jarak tunggu tidak lama.
  • Naik 3 bus, opsi paling lama dan paling murah: $0.69 + (0.69-0.50) + (0.69-0.50) = $1.07. Padahal jarak yang ditempuh sama dengan opsi 1 di atas. Opsi ini harus dilakukan berhati-hati, perlu tahu pasti dimana harus bertukar bus.
  • Naik bus/mrt/bus, dari rumah naik feeder bus ke stasiun mrt dulu: $0.69 + (0.90-0.50) + (0.69-0.50) = $1.28. Opsi ini tak beda dengan opsi tiga, hanya saja lebih cepat.
Pilihan terserah penumpang, mau cepat, malas bertukar bus agar tetap dapat duduk, mau murah, dll... jarak tempuh di atas adalah untuk 10 - 11 km.

Akhir kata
Secara keseluruhan angkutan umum di Singapura baik. Meliputi siang - malam terutama di jalan-jalan yang berpotensi banyak penumpang bahkan saat wee hours (1-5am). Harga taksi pun cukup murah asalkan tidak berkendara di saat-saat jam sibuk (pagi atau sore) dan tengah malam. Dua kelemahan yang masih dirasakan adalah belum adanya season pass yang murah (untuk pegawai, karcis langganan mingguan/bulanan/tahunan macam di Jepang/Jerman), tidak ada tiket harian/tiga-harian/akhir pekan (amat khas di kota-kota besar di Eropa) dan waktu tempuh yang masih terlalu lama untuk ukuran sebuah pulau (karena terlalu banyak pergantian dan banyaknya stop yang harus ditempuh oleh bus-bus trayek jauh). Di sini sudah biasa menempuh dua tempat dalam jarak 1 - 1.5 jam ... what !!! Penyebab utamanya adalah jalur bus yang menempuh banyak stop dan waktu tunggu yang tidak dapat diduga. Belum lagi kalau dari tempat tinggal mereka hanya ada satu bus yang menuju stasiun bus/mrt utama (interchange). Kebayang kan, itu bus datang selalu penuh karena tiap pagi tiap orang memakai servis yang sama menuju tempat kerja mereka.

No comments:

Post a Comment