Di negeri kita yang katanya gemah ripah loh jinawi (bukan: gemah ripah loh koq begini) memang dengan usaha minimal pun seseorang tetap dapat hidup. Hidup di alam desa yang subur macam di Bukittingi sampai saat ini pun cukup menyenangkan: ada ikan di sungai/kolam, ada sayur di kebun, atau kebutuhan hidup lain yang bisa diusahakan dari alam. Tak perlu berfikir keras macam penduduk di Singapura yang harus 9t05 setiap hari untuk bertahan hidup dan membayar hutang ini-itu.
Sikap "membudidayakan otak segar" ini dikhawatirkan terus berlanjut di masa modern yang penuh persaingan kini. Pemiliknya akan tertinggal dan hanya duduk-duduk sebagai penonton orang lain yang sukses. Pemilik otak mahal memelihara fikiran yang sempit dan dangkal ... mau cari cepat enak, cepat untung, terhimpit nak di atas, terkurung nak di luar (tanpa mau memikirkan caranya ...). Kadang2 tak perlu otak sama sekali dan menggunakan otot alias berkelahi untuk mempertahankan opini yang salah. Pemilik otak mahal lebih mengedepankan nafsu dan mengikuti perasaan tanpa pernah mau berfikir tenang dan fokus tentang sebab musabab kejadian dan konsekuensi tindakannya nanti. Parahnya bila sifat ini dipelihara sejak kecil, seperti suka melamun, gemar menggosip, baca harian mistis/klenik, menonton sinetron sampah, ikut kuis ini itu, sms berhadiah ... dan hal-hal lain yang mengangankan sesuatu yang besar tanpa ada usaha, maka ini cikal bakal masa depan suram bagi bangsa ini :-(
Secara alamiah bahan mentah otak manusia yang lahir normal tidak berbeda antara si pintar dengan si bodoh. Sel-sel otak (neuron) tumbuh mulai minggu kelima kehamilan dan terus berkembang pesat hingga bulan kelima (kecepatan tumbuh 5000 sel/detik). Menurut buku keajaiban penciptaan manusia (Harun Yahya) terdapat lebih dari 10 milyar sel otak dengan 100 triliun koneksi antar neuron. Selama neuron mendapat pasokan oksigen melalui darah maka otak tak akan mati.
Otak Mahal dan Otak Murah
Beda antara otak murah dan otak mahal adalah frekuensi pemakaiannya. Otak murah lebih sering menerima "tempaan" dengan menerima rangsangan2 positif seperti membaca buku, berlatih ketrampilan baru, menghafal, menulis, berdiskusi, mengadu ketrampilan (permainan, strategi, dll) sementara otak mahal justru dibiarkan lama-lama menganggur. Membiarkan otak menganggur berarti "membiarkan" neuron-neuron berangsur punah, sementara memberikannya rangsangan akan membuat mereka tetap hidup dan berkembang. Jika kita berolahraga untuk melatih dan membesarkan otot demikian pula dengan otak. Balita yang sering mengulang-ulang perkataan atau meminta orang tuanya untuk membacakan kembali cerita-cerita yang sama sebelum tidur adalah sebuah contoh bagaimana interkoneksi sel-sel memori di dalam otak itu dibentuk. Bila koneksi itu sudah kokoh tercipta maka upaya untuk mengingat-ingat atau melakukan rutinitas sesuatu pekerjaan akan menjadi mudah dan cepat (ala bisa karena biasa).
Sebaliknya untuk otak menganggur mirip dengan mobil yang sudah lama tak dipakai maka mobil akan sukar dihidupkan karena akinya soak (flat battery). Contoh lain misalnya komputer/alat elektronik/jam otomatis yang dibiarkan terlalu lama menganggur akan berangsur berkarat, kotor (jamuran) rusak, dan mati sama sekali.
Use It or Lose It
Amat tepat slogan ahli syaraf ibu doktor Marian C. Diamond tentang otak manusia, Use It or Lose It. Mengenai topik otak secara rinci akan saya coba uraikan pada tulisan lain. Tentunya otak tidak dapat terus menerus dipaksa bekerja, istirahat atau tidur yang berkualitas dapat membuatnya rileks. Aktivitas piknik keluarga, silaturahmi dan berolahraga akan membuatnya segar kembali dan siap menerima hal-hal baru. Jangan lupa makanan yang sehat dan minum teratur akan memperlancar pasokan nutrisi dan oksigen yang amat diperlukan dalam regenerasi sel-sel otak.
Otak Seorang Muslim
Dari uraian di atas dapat diingat bahwa aktivitas yang menunjang otak yang sehat dilakukan secara aktif (memberi rangsangan2 positif) dan pasif (istirahat, rileks, dll) secara berkesinambungan. Otak yang dibiarkan menganggur akan memacu kematian seluruh sistem kendali sadar tsb yang beresiko munculnya penyakit pikun (Alzheimer), stroke, dan hal-hal lain yang mengerikan di usia muda. Naudzubillaahi min dzalik ...
Seorang muslim memiliki panduan lengkap untuk menjamin kesehatan otak nya, diantaranya:
- Generasi Rabbani dalam firman Nya, QS. Al Imran 79. Generasi yang mempelajari ilmu, memahami, mengamalkan, dan mengajarinya.
- Pemilik ilmu memiki derajat lebih tinggi di hadapan Allah, QS. Al Mujadilah 11.
- Ayat-ayat al Quran banyak mengandung pilihan kata-kata agar manusia memakai akalnya, agar manusia memperhatikan ayat-ayat Nya di alam ini (ayat-ayat Qauniah), agar manusia memikirkannya, dll. Ini semua memacu rasa ingin tahu dan keinginan untuk bereksplorasi hal-hal baru.
- Untuk menambah hafalan surat-surat dalam al Quran secara kontinu. Ini berarti melatih ingatan di setiap saat. HR Bukhari Muslim: "Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al Quran dan mengajarkannya." Selanjutnya dapat dibaca di sini untuk fadhilah nya di dunia dan di akhirat.
- Menunaikan shalat lima waktu dengan disiplin. Ini adalah jeda yang amat bermanfaat untuk memberi otak rehat sesaat. Di siang hari 10 menit per shalat (Zuhr dan Ashr) adalah waktu yang cukup untuk hal ini.
- Menjadikan malam sebagai sarana beristirahat setelah lelah bekerja di siang hari, QS an Naba 9-11. Dan memanfaatkan seperdua atau sepertiga malam terakhir untuk beribadah, QS al Muzammil 7-8.
- Memulai pekerjaan dengan niat ibadah (ikhlas lillaahi ta'ala), giat dan terorganisir dalam bekerja, dan menyelesaikan pekerjaan dengan tuntas. Ini diterangkan dalam QS al Qashash 77, QS al Insyirah 7, dan QS al Jumuah 10. Profesional dan spesialisasi, QS al Isra 36.
- Menyibukkan diri dengan kegiatan bermanfaat dan menjauhkan diri dari kegiatan yang sia-sia dan berpotensi maksiat (d0sa).
- Membiasakan diri Menulis, sebagai sarana untuk menuangkan ide/gagasan dari apa yang telah pernah dibaca, dialami, dan dipelajari. Menulis juga melatih otak untuk berfikir sistematis dan terorganisir. Ungkapan terkenal dari Imam Ali ra adalah "Ikatlah ilmu dengan menuliskannya".
- Disiplin waktu dan mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal dan baik.
No comments:
Post a Comment