Dari COMEX 2008 Singapura 28-31 Agustus 2008 lalu, pasaran notebook dengan prosesor Intel di bawah 2 GHz terus terjepit. Tekanan dari atas adalah "hukum rimba teknologi" dengan hadirnya model-model notebook baru dengan spesifikasi prosesor Centrino Core 2 Duo dengan frekuensi minimum 2 GHz dalam 4 bulan terakhir ini dan desakan sub-notebook sekelas Asus-Eee atau UMPC (ultra mobile PC) dari arus bawah. Prosesor Intel di bawah 2 GHz untuk notebook terdiri dari dua keluarga yaitu Pentium dual-core generasi pertama atau Core Duo (contohnya T2370 1.73 GHz dan T2390 1.86 GHz) dan Centrino Core 2 Duo (misalnya T5550 1.83 GHz dan T5750 2 GHz) yang lebih hemat daya, lebih cepat (667 MHz FSB dibandingkan 533 MHz), dan lebih besar L2 cache nya (2 MB L2 dibandingkan 1 MB). Catatan: Core 2 Duo adalah generasi kedua Core Duo, yang dapat mendukung kinerja hingga 1066 MHz FSB dan "lebih kaya" L2 cache hingga 6 MB.
Untuk dua model pertama T2370 atau T2390, sebuah notebook pemula dengan konfigurasi standar 14.1" LCD, 2 GB DRAM, 160 GB HDD, dan kartu grafik on-board (biasanya chipset Intel 965GM) sudah dibanting dengan harga rakyat antara SGD 800 - 900 (OS: Windows Vista Home Basic). Sementara Core 2 Duo 2 GHz juga sudah dapat dibawa pulang dengan selembar uang 1000 an saja (SGD), meskipun hanya dalam jumlah terbatas tiap hari. Jangan salah harga-harga tsb untuk merek-merek notebook terkenal seperti Compaq, Toshiba, NEC, dan Acer, trend cuci gudang nih. Persaingan sengit di kelas ini juga diikuti merek-merek lain semacam LG, Asus, dan Axioo (lupa saya cermati brosurnya).
Notebook di bawah 2 GHz secara perlahan digantikan dengan hadirnya sub-notebook semacam Eee PC (Asus) atau mini-note (HP). Diotaki prosesor Intel Celeron-M 900 MHz, VIA atau yang terbaru dari Intel ATOM N270 1.6 GHz prosesor, sub-notebook merupakan solusi cepat dan murah bagi pemakai komputer baru atau orang-orang yang tak membutuhkan notebook sebagai pengganti desktop PC. Target pasarnya jelas: pelajar sekolah (e-Learn, e-Play, webmail), ibu rumah tangga (chatting, social networking (SNS), blogger), agen properti/asuransi, salesman, project manager, online broker/gambler, dan si tukang IT yang perlu bergerak 24x7x365 adalah beberapa individu yang paling mendambakan produk semacam ini. Mesin pintar ini yang pasti ringan dijinjing (1 kg+), mudah digenggam (tipis dan diameter LCD hanya 7" - 9"), lebih murah (SGD 500 - 900), lebih hemat daya (sehingga batere lebih tahan lama di luar rumah), startup lebih cepat (hindari Vista tentunya), dan mudah digunakan karena mesin ini datang dengan berbagai program yang benar-benar dibutuhkan para pemakai yang tak mau repot tadi (internet, pemain mp3/mpeg, pembaca email, open office, acrobat reader, YM/Skype, games dll). Kinerja prosesor 1 GHz, 1 GB DRAM, dan penyimpan 40 GB SSD (solid state disk) tetap terasa nyaman saat digunakan untuk apikasi/program umum tadi, sehingga tidak ada perlunya berkeringat membayar USD 2000 untuk kebutuhan yang sama.
Jadi saya sarankan untuk sesiapa saja yang hanya membutuhkan notebook untuk keperluan asasi atau standar tidak perlu mengeruk saku lebih dalam mulai hari ini. Pilihan akan berlaku ekstrim, semurah-murahnya (Rp. 5 juta-an) atau mahal sekalian (di atas Rp. 20 juta). Bila memang masih mengidamkan punya notebook "yang sedang-sedang saja" karena tradisi, pertimbangan estetika atau kesehatan mata, maka cukup membeli notebook dibawah harga Rp. 10 juta karena kinerjanya sudah baik. Kalau perlu belinya ditunda akhir tahun saja karena notebook 2 GHz sudah pasti bakal tergusur ke harga 5 jutaan. Namun jangan sampai lengah, karena menunggu terlalu lama, prosesor 2 GHz ini pun sudah tak bakal dijual lagi di rantau ini (ini taktik dagang). Di ekstrim lain, bila Anda membutuhkan sebuah notebook pekerja keras untuk 3D games, menonton HDTV video on demand, atau aplikasi grafis/visual yang intensif lainnya maka tunggu Core 2 Duo T9400 dengan 1066 MHz FSB dan 1066 MHz DDR3 RAM ramai di pasaran :-)
Gambar diambil dari NEA Juli 2008.
No comments:
Post a Comment