Aug 24, 2008

Negeri Para Pelari Tulen

Citius, Altius, Fortius (tercepat, tertinggi, terkuat) adalah semboyan olimpiade yang diperkenalkan pertama kali tahun 1924 pada olimpiade ke VIII di Paris. Saat ini di olimpiade 2008 Beijing telah tercatat 204 negara peserta yang tetap memegang impian yang sama dengan semangat 84 tahun lalu itu.

Ethiopia, Jamaica, dan Kenya selalu berhasil menyodok supremasi Amerika Serikat dalam dalam lomba lari. Sementara Cina yang mendulang 100 medali hanya mampu meraih satu perunggu dari maraton wanita. Lomba lari memang tidak mengenal peringkat GDP, siapa saja dari negara manapun pasti mampu bersaing di cabang olahraga yang hampir zero-investment (tiada modal lain kecuali semangat dan latihan 3x) ini. Memang AS sebagai pemilik GDP nomor 1 hingga hari ini dapat menyediakan fasilitas, pelatih, gizi dan jenis sepatu lari yang jauh lebih baik dibandingkan ketiga negara lainnya yang masih tertatih-tatih di luar peringkat 70 besar GDP dunia. Coba perhatikan fakta-fakta ini:
  • Usain Bolt, si kejutan kilat (Thunder Bolt) dari Jamaica, menjadi atlit atletik pertama di dunia yang meraih tiga medali emas dan memecahkan tiga rekor dunia dalam satu kancah olimpiade (2008).
  • Dari total 11 medali yang diperoleh Jamaica (6-3-2, peringkat 13), 10 medali oleh Kenya (5-5-4, peringkat 15), dan 7 medali oleh Ethiopia (4-1-2, peringkat 18), kesemuanya adalah dari cabang lari (2008).
  • Jamaica adalah pendulang medali di ranah lari sejak keikutsertaannya 60 tahun lalu. Hanya satu medali dari total 55 medali yang diraihnya selama itu berasal dari cabang lain yaitu sepeda di tahun 1980.
  • Ethiopia membuntuti dengan prestasi yang sama, total 38 medali berasal dari cabang lari sejak 1960.
  • Kenya berprestasi dengan 64 medali dari lari dan 10 medali lainnya disumbangkan dari keahlian lain yaitu tinju sejak negara ini berpartisipasi pertama kali tahun 1964.
Nah bagaimana dengan Indonesia ? Kalau diperhatikan iklim di Jamaica mirip dengan iklim negeri kita. Orang-orang Afrika pemenang lomba lari inipun tidak memiliki tubuh besar seperti atlit lari african-negro dari AS. Jadi tidak ada alasan mengapa pelari-pelari kita tidak mampu bersaing untuk sekurangnya sepuluh besar dunia, hanya dengan dua modal utama citius dan fortius sahaja.

Tulisan ini dibuat saat penyerahan medali olimpiade 2008 terakhir, pingat emas untuk pelari Kenya dalam lomba maraton pria, 24 Augustus 2008.

No comments:

Post a Comment