Apr 19, 2012

C u r i g a

Di pasaraya (supermarket) biasa tuh ada auntie/SPG yg demo atau promosi minuman makanan baru. Tiap konsumen yg lewat ditawarkan satu sloki minuman atau secuplik kue yg dipromosikan utk dicoba. Gratis. Nah biasanya saya lewat sj, nggak minat mencobanya, lagipula memang belum sempat memperhatikan itu makanan memang halalan thayyiban atau tidak. Nyoba sedikit ntar keselek, terus minta nambah lagi :-)

Di kantor pun biasa juga para kolega menawarkan cemilan-cemilan aneh sepulang mereka dinas atau berlibur. Ada yg menawarkan kpd saya, ada yg melewatkan saya krn tahu saya muslim, ada yg meletakkannya begitu saja di meja kerja. Kl kebetulan saya ditawari, mereka akan tanya dulu meski lama-lama tahu sendiri :-)

*****

Di suatu malam, saya sedang mengamati showroom bayi di ward 82 KKH. Box-box plastik transparan berisikan bayi-bayi mungil merah berbungkus pink atau biru kelabu. Salah dua dari box itu saya kenal pemiliknya, yg sedang menginap di Bed 7, mata saya menikmati gerak gerik imut di dalam kedua box tsb dari jauh.

Tiba-tiba menjelang waktu besuk berakhir pukul 9 malam datang serombongan pria dan wanita muslim India berabaya hitam. Cukup riuh dgn kata dan tawa, sampai-sampai perawat di ward (bangsal) tsb menampakkan wajah kurang senang. Mereka pun bergerombol mendekati showroom sambil menunjuk2 ke dalam. O..rupaya salah seorang kerabat mereka juga baru punya baby di sana. Saya yg awalnya berdiri di tengah jendela kaca tsb menepi memberi kesempatan bagi mereka menguasai angle yg lebih luas. Mereka baru mendarat dari India malam itu. Tiba-tiba salah seorang dari mereka mulai mengeluarkan dua kotak besar dari dalam tas, satu berisi coklat. satunya lagi mgkn manisan susu (sweets) yg populer sbg oleh-oleh orang India.

Waduh lebih ramai lagi. Kali ini perawat-perawat di pusat kendali bangsal terpaksa memperingatkan mereka. Namun wajah2 berabaya hitam itu tetap bahagia dan justru gigih menawarkan choc n sweets tadi kepada para suster sewot tadi. He..he.. ada yg menolak, ada yg malu-malu mengambil juga. Krn saya berdiri di sana, saya pun ditawari. Lupa choc or sweets ya. Intinya saya menggeleng dgn senyuman terima kasih, menolak, dan beranjak dari sana.

Amboi ... entah apa isi hati saat itu. Koq menolak ? Apa saya menolak krn kenyang (ah tak benar krn belum makan malam), apa krn saya tak suka coklat (ini boong banget), apa khawatir tak halal (mereka muslim kan), basa-basi, atau krn mereka orang-orang baru yg tak saya kenal ??? Mgkn dua alasan terakhir adalah paling tepat yg memutuskan sikap saya ketika itu.

Menyesal jg tak mengambil, apa artinya menolak rezeki ?

Mgkn sejarah kehidupan membentuk saya spt itu. Basa-basi/jangan malu-maluin/hati-hati dgn orang asing dll mendorong saya memilih langkah tsb. Ada juga survival alami yg membuat saya tak mudah menerima makanan / minuman yg belum dikenal krn takut tak cocok selera atau memang saya tahu saya tak suka yg akhirnya mubazir terbuang. Saya pun jadi tak tenang berdiri di sana dan menjauh dgn istighfar, ingin juga kembali dan minta lagi.... Ampunnn deh, nggak punya nyali :-( Pdhl jika saya terima, tentu akan datang manisnya silaturahim setelah memaniskan mulut dgn cemilan tsb.

Semoga Allah tidak menggolongkan saya sebagai orang yg sombong.
*KKH sebelum 5 April (lupa tanggal benernya)

Punya pengalaman yg sama ?
*pertama kali naik tayang di milis IMAS

No comments:

Post a Comment