Nov 11, 2006

Lima Ketangguhan

Singapura
(Sansekerta lit. Singam=singa, Puram=kota)
Temasek
(Jawa lit. kota laut)

Red dot
Negeri titik merah tempat kami tinggal saat ini sebenarnya hanyalah sebuah pulau seluas 697 km2 (2004) -- tak lebih besar dari kota Jakarta. Bayangkan dengan luas negeri ini saat melepaskan diri dari Malaysia (1964) , konon kabarnya hanya
581 km2 saja. Reklamasi pantai yang gila-gilaan memanfaatkan berjuta meter kubik pasir legal dan ilegal dari Indonesia telah membuat pulau ini mengembang 3 km2 per tahun !. Hal ini akan terus berlangsung, seperti diprediksikan hingga tahun 2030 luas Singapura akan bertambah 100 km2 lagi. Kalau perdagangan pasir dengan kepulauan Riau bersih tanpa kkn tentunya ini akan menjadi sumber pendapatan non-migas yang cukup untuk memperindah prasarana di provinsi yang baru resmi tahun 2004 dengan ibukota Tanjung Pinang itu.

Meski luasnya hampir setara dengan Jakarta kini, jumlah penduduk nya -- penduduk asli (citizen) + penduduk menetap (permanent residence) -- hanyalah setengah rakyat Jakarta yang tercatat di malam hari. Faktor utama sedikitnya jumlah penduduk adalah tingginya biaya hidup dan gaya hidup sebagai pecandu kerja (work alcoholic) yang cenderung mendahulukan karir dibanding berkeluarga.

Ketangguhan di segala aspek

Pertahanan Menyeluruh (PM) adalah terjemahan bebas Total Defence ke dalam bahasa Indonesia. Mungkin agak dipaksakan juga kalau kita pakai istilah Pertahanan Bersepadu (Melayu) atau Pertahanan Komprehensif (
Engdonesia). PM diacu pada tahun 1984 dari konsep yang telah diterapkan lebih dahulu di beberapa negara kecil di Eropa seperti Swiss, Swedia dan Denmark.

Pada dasarnya PM membutuhkan partisipasi aktif setiap individu. PM mencakup segala aktivitas sehari-hari yang bertujuan untuk terus meningkatkan ketangguhan Singapura sebagai sebuah negara berdaulat. PM tidak hanya memikirkan ketangguhan sarana dan personil militer saja (baik tentara maupun dari rakyat sipil), namun sampai kepada hal-hal yang lumrah dan mungkin remeh (imho) seperti ikut serta dalam latihan keadaan siaga/darurat, meningkatkan kemahiran dalam bekerja, menekuni bidang baru, menjalin hubungan erat antar kaum dan agama, dan ... rasa bangga sebagai orang Singapura.

Alasan dibutuhkannya PM sederhana saja: (1) Negeri kecil yang baru melalui usia 4 dasawarsa ini tidak akan mampu hanya bertumpu dari angkatan bersenjata reguler yang siap tempur dalam jumlah besar. (2) Ini yang terpenting menurut saya: bahwa perang di zaman edan ini sudah tidak lagi terbatas pada peperangan terbuka antara dua kubu militer. Oleh karenanya seluruh rakyat harus dapat dimobilisasi untuk bela negara dan sikap siaga/waspada harus selalu hidup dalam sanubari tiap individu karena musuh saat ini dapat hadir dalam berbagai "rasa dan warna" yang mematikan -- tanpa perlu embel-embel militer sekalipun.









  1. Ketangguhan militer
    Tidak dapat dinafikan ini adalah arti sejati ketangguhan negara secara fisik terhadap ancaman dari dalam ataupun serangan dari luar wilayah kedaulatan. Mempersiapkan aspek personil dan aspek sarana dalam menghadapi agresi militer maupun ancaman non-konvensional seperti terorisme, pembajakan, perang dunia maya (cyberwar), perang kimia/biologi/sinar-kosmik, dll. Angkatan bersenjata (SAF) dan gerakan wajib militer (NS) adalah dua tulang punggung aktif sektor ini.
  2. Ketangguhan sipil
    Sektor ini memiliki tugas melayani penduduk sipil di saat serangan meletus, kondisi siaga, bencana alam, dll. Memberikan pertolongan pertama, tindakan penyelamatan, dan evakuasi korban adalah tugas pokok sektor ini. Di masa tenang, mereka punya tugas lain yang tak kalah penting, yakni mendidik masyarakat awam dalam menghadapi situasi gawat seperti memberi brosur, latihan massal, menginformasikan tempat2 darurat semacam "shelter" perlindungan, sumber air/makanan/darah dll.
  3. Ketangguhan ekonomi
    Membangun perekonomian yang kuat adalah modal penting untuk kelangsungan hidup negara di saat senang ataupun sulit. Ekonomi yang morat-marit akan mudah memicu konflik sosial dalam negeri dan sikap anti-pemerintah. Pemerintah, pengusaha dan serikat buruh bahu membahu untuk menciptakan pondasi ekonomi yang kuat yang tidak mudah goyah di kala krisis, menciptakan program2 antisipasi (contingency plan), dan "menimbun" sumber2 daya vital yang amat berguna. Di saat tentara dan penduduk sipil dikerahkan untuk membela negara, kantor dan pabrik harus tetap dapat berjalan normal. Masyarakat pun selalu diingatkan untuk terus meningkatkan ilmu pengetahuan dan menekuni kemahiran2 baru yang membuat mereka tetap "layak" dipekerjakan di era globalisasi ini (kata kunci: belajar seumur hidup dan siap dilatih lagi kapan pun).
  4. Ketangguhan sosial
    Mengupayakan keharmonian antar ras dan agama adalah hal penting untuk menciptakan kedamaian dan stabilitas di dalam negara. Tiap anggota masyarakat digalakkan untuk sadar dan dapat memahami perbedaan tradisi dan budaya etnis lain di sekeliling mereka. Memupuk kepekaan sosial terhadap mereka yang kurang beruntung (dari segi jasmani, keuangan, dll) dan keinginan membantu sesama tanpa memandang ras, bahasa atau agama.
  5. Ketangguhan jiwa
    Bangga, setia dan bersedia berjuang demi negara. Tiap individu menjadi bagian penting untuk mempertahankan dan melindungi apapun yang dimiliki terutama menyangkut kedaulatan dan kemerdekaan. Tujuan bersama, kebulatan tekad, dan keteguhan adalah faktor utama yang membuat bangsa ini tidak mudah menyerah dan menggapai sukses.

Bagaimana dengan konsep Islam

Kelima pilar ketangguhan yang diulas singkat tadi cukup lengkap untuk kelangsungan dan keutuhan sebuah negara. Konsepnya mudah dipahami namun dibutuhkan keseriusan dan kedisiplinan untuk terus mengasah dan mengujinya dari generasi ke generasi. Apa yang dapat menjaga agar semangat menjaga kelima pilar tadi tetap berkobar sepanjang zaman ?

Sejarah Islam menunjukkan bahwa konsep2 diatas bukanlah sesuatu yang baru. Rasulullah dan generasi pemerintahan di masa sahabat telah mampu membawakan Islam sebagai sebuah tatanan hidup lengkap (syumul), yang tak memiliki batas ruang dan waktu. Tatanan hidup yang memiliki landasan kokoh (al Quran dan as Sunnah) dan satu tujuan utama (ikhlas mencapai keridhaan Allah SWT). Metode pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan masa/tempat/generasi dan tak terkesan otoriter sehingga Islam wujud sebagai rahmat bagi alam semesta (manusia dan alam seisinya):

  • menghindari penindasan antar sesama
  • saling menghormati hak dan amanah menjalankan kewajiban.
  • kesetaraan manusia sebagai mahluk hamba Allah.
  • mengutamakan musyawarah/mufakat di atas suara terbanyak.
  • mengatur pendistribusian kekayaan sehingga tiada istilah jurang kekayaan/kemiskinan.

Islam memberikan solusi kompak di atas pondasi kokoh universal, yang takkan lekang oleh panas dan tak lapuk oleh hujan, berupa al-Quran dan as-Sunnah. Al-Quran dan as-Sunnah menjadi pondasi kelima pilar pembangunan serta menjadi pedoman dalam pelaksanaan setiap unit kerja pada masing2 aspek.

Wallahu a'lam bis shawwab,

Catatan lepas:
(1) Informasi lebih lanjut dapat dijelajah di internet dengan kata kunci: departemen hankam (MINDEF), angkatan bersenjata (SAF), program wajib militer (NS), layanan sipil (SCDF), prasarana tempur (DSTA, Singapore Technologies).

(2) Total Defence diperingati tiap tahun pada tanggal 15 Februari (bertepatan dengan hari penyerahan Singapura pada tentara Jepang di tahun 1942).

No comments:

Post a Comment