May 13, 2008

Aplikasi al-Qashash 37

Sebagai seorang muslim yang merantau dan bekerja saya mencoba menghubungkan firman Allah berikut ini dengan nasehat dari seorang ulama besar dari generasi tabi'in Hasan al Bashri.


Surat Al Qashash 77


Artinya:
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan."


Nasehat Hasan al Bashri (HaB)

  • Aku tahu bagian rezekiku tak mungkin diambil orang lain, karenanya, hatiku tenang.
  • Aku tahu amanah untukku tak mungkin dilakukan orang lain maka aku sibukkan diriku untuk beramal.
  • Aku tahu Tuhan selalu melihatku, karenanya aku malu bila Tuhan mendapatiku melakukan maksiat.
  • Aku tahu, kematian menantiku maka aku persiapkan bekal untuk berjumpa dengan Tuhan ku.

(Hasan Al-Bashri, seorang sufi yang semasa kecil turut diasuh Ummu Salamah istri Rasulullah SAW, lalu merantau ke kota Bashra Irak bersama ayahnya di usia 14 thn, hingga wafat pada usia 80th pada di kota itu juga)

Nasehat ini merupakan penjelasan taktis dari ayat tadi, dijelaskan dengan mudah untuk dapat menjadi pedoman bagi siapapun yang ingin selamat dalam berikhtiar di muka bumi ini.

  1. Allah menyuruh kita untuk memiliki visi meraih kebahagiaan negeri akhirat tanpa melupakan ikhtiar untuk menjemput anugerah yang diberikan Nya di muka bumi ini. Nah dalam upaya menjemput rezeki di dunia ini, HaB mengingatkan agar kita tetap arif, adil, dan bijaksana karena peruntukan rezeki untuk tiap mahluk di dunia ini sudah ada. Amanah yang diberikan kepada tiap individu perlu dikerjakan sebaik mungkin karena ini adalah tanggung jawab yang tak mungkin dikerjakan orang lain.

  2. Allah menyuruh kita berbuat baik pada orang lain dan tidak membuat kerusakan di muka bumi ini. HaB menasehati agar selalu ingat bahwa Allah selalu memperhatikan tiap gerak gerik hati dan perbuatan kita sehingga sedapat mungkin kita berlindung dari maksiat. Ingatlah segalanya akan kembali kepada Allah, sehingga tiap insan harus memiliki bekal kebaikan sebanyak-banyaknya untuk bertemu dengan Nya di hari akhir kelak.

Rasulullah SAW membekalkan pengikutnya doa yang teramat indah, mencakup semua aspek yang diinginkan dari ayat dan nasehat di atas:

Allahumma inni as-alukal huda wattuqa wal'afaafa walghina


“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon petunjuk, ketakwaan,
pemeliharaan diri dan kecukupan kepada-Mu.” (HR. Muslim)


Doa ini cukup sering dibaca imam seusai shalat fardhu di mesjid-mesjid Singapura. Doa kompak yang dapat ditemukan referensinya dari kitab Riyadus Shalihin, kumpulan An-Nawawi rahimahullahu. Lebih lanjut penjelasannya: “Al-‘Afaf adalah menjaga dan menahan diri dari perkara-perkara yang tidak diperbolehkan (oleh syariat). Al-Ghina adalah kecukupan jiwa dari manusia dan apa yang ada di tangan-tangan mereka (yakni harta mereka).”

No comments:

Post a Comment