Jan 17, 2013

Mati Gaya Era Telepon Pintar


Di sebuah malam, di sebuah pemukiman di luar Jakarta:
1->Mau nelpon, low batt.
2->Mau nginternet pakai tablet, pulsa habis.
3->Mau nelpon pakai telp umum, tak punya koin.

Seems familiar, de ja vu ?

Ketergantungan pada piranti komunikasi digital pada masa kini membuat situasi di atas bukan hal yang aneh. Mati gaya atau bisa jadi mati akal karena terputus hubungan dengan alat yang selama ini menjadi pegangan. Saking tergantungnya dengan piranti pintar (smartphone, tablet, laptop dsb) dapat membuat Anda batal bertemu dengan klien atau tak sengaja harus mungkir janji. Tiada satu pun yang dapat membantu karena kebetulan di dekat lokasi kejadian memang tak ada warung, penjual pulsa HP dan charger pun lupa dibawa :-( Lebih parah lagi nomor telp istri, anak, atau kawan karib pun tak ada dalam otak atau catatan kecil yang seharusnya siap sedia di ingatan/dompet/tas.

Kombinasi dari situasi di atas dapat bermacam-macam. Agar tak mati gaya, akal harus tetap jalan. Mgkn dapat dengan meminjam sebentar HP orang lain yg kebetulan berada di sana atau menumpang warung / restoran untuk mengisi ulang batere HP. Bisa juga naik bis/taxi menuju tempat keramaian terdekat dimana tersedia warung HP / telepon umum. Atau yg paling gampang, social venturing, tanya-tanya ke orang dekat sana utk tempat yg dicari misalnya.

Kadang tersedia telepon umum di dekat sana berarti tinggal cari warung / orang lain yang punya koin untuk ditukar. Namun timbul masalah lama, apakah Anda ingat nomor telpon yg harus dihubungi ? Itulah gunanya catatan  nomor telp penting yg harus ikut Anda kemana saja.

Sejauh ini solusi yang terpikir:
  • Bawa catatan nomor telp penting (sebaiknya hapal minimal 3 nomor)
  • Siap sedia batere penuh dan batere cadangan yang juga penuh (bila harus sering standby). Disiplin isi ulang ! Meski bbrp kali saya lihat orang bertamu yg begitu mudahnya minta izin pada tuan rumah untuk mengisi ulang batere :-)
  • Tulis / cetak di kertas: catatan alamat, cara menuju ke sana, peta, dari tempat yang akan dituju. Survey sebelum menuju TKP, ini pun perlu kedisiplinan ! Sangat berarti di saat tiga musibah di atas terjadi bersamaan.
Namun ada kalanya kurang persiapan atau apes krn pada situasi mendadak yang membuat persiapan yg biasa dilakukan di tas tak sempat dibuat.  Nah di sini perlu doa dan ikhtiar. Namanya nasib, takdirnya bertemu atau terpaksa pulang dengan tangan hampa :-)

Semoga akal sehat kita tak mati saat smartphone di tangan mati gaya !

What do we use Smartphone for ?

No comments:

Post a Comment