Inflasi menaikkan segalanya. Tiap tahun uang sekolah naik mulai 2 - 11% Menurut pemahaman saya urusan uang sekolah ini adalah daerah abu-abu sejak dulu. Tak pernah jelas mengapa harus naik. Apakah dinding sekolah perlu ganti warna tiap tahun, komputer yang harus selalu baru tiap lima tahun, dosen yg terus menuntut kenaikan gaji tanpa jelas apa ukuran kinerja (KPI) nya atau tuntutan biaya yang selalu naik dari kontraktor penyedia jasa bagi sekolah seperti kebersihan, keamanan, pest-buster, internet dll. Bagi sekolah swasta baru yang sedang membangun, sibuk bayar bunga kepada bank penyedia dana investasi, atau bayar dividend kepada pemegang saham hal ini agak mudah dipahami, namun bagi sekolah negeri buatan pemerintah yang jelas-jelas sudah lunas segala urusan tanah, biaya pembangunan gedung, dll koq masih ikut-ikutan naik ?
Tak heran industri asuransi melihat ini sebagai peluang jernih untuk menjual jasa mereka. Yang mereka jual tentu resiko. Asuransi meminimalkan resiko jika terjadi sesuatu dengan ortu si anak baik krn wafat, sakit berat atau cacat total yg mengakibatkan berhenti bekerja, atau PHK. Intinya anak tetap dapat melanjutkan sekolah. Sayangnya di masa sekarang paket asurasi itu palugada, apa lu mau gua ada, muncullah produk asuransi kombo (cum) investasi. Padahal asuransi dan investasi itu beda mazhab. Keinginan saya sebagai ortu sebenarnya simple: punya dana untuk menyekolahkan anak dari SD hingga lulus UNI yg bisa mengimbangi inflasi khususnya inflasi dana pendidikan di Indonesia. Fleksible alias boleh ditunaikan kapan saja dan waktunya tidak mengikat seperti tahun ke 7, 12, 15, 18. Logikanya jika asuransi link dengan investasi, premi akan membengkak di luar kebutuhan.
Biaya sekolah saat ini memang menggila. Mulai dari SD sudah tersedia berbagai rasa, mau swasta, SDIT, RSBI, beneran internasional, boarding school dan lain-lain. Zaman saya sekolah hingga kuliah, biaya masuk dan SPP itu murah. Ada beasiswa jg. Kata Papa, kalau mau sekolah ke luar negeri harus cari beasiswa, alhamdulillah bisa menikmati Tokyo dua tahun. Zaman sekarang beasiswa tersedia jauh lebih banyak. Faktor terpenting tetap otak dan kemauan untuk tetap bersekolah. Ada skema undangan, beasiswa penuh, subsidi silang dll.
Ada seorang rekan menyarankan beli emas saja sekarang. Hmm ... mau beli berapa banyak mengingat inflasi nya kuennnceeen banget. Apalagi uang pembeli emasnya belum ada :-) Mudah2n DuoS dikaruniai kesehatan, semangat belajar dan kemauan menuntut ilmu yg tinggi dan berkah. Semoga di masa DuoS sekolah nanti, pendidikan bagus itu terjangkau mayoritas anak sekolah. Ayo skema asuransi pendidikan mana yang terbaik menurut pembaca ?
No comments:
Post a Comment