Alhamdulillah Shalihah dan Shalih sudah menjalani tahun pertamanya di dunia. Sehat, aktif, ceria, namun tangis pun makin kencang he..he.. Bahagia dapat berkumpul dengan inyik dan nenek di Jakarta tanggal 3 April kemarin. Tidak pakai perayaan namun yang jelas ada makan malam dgn menu khusus Sate ! sesuai dengan huruf awal nama panggilannya :-) Di pagi hari nya pun spesial krn kami kedatangan sahabat-sahabat alumni Singapura: ada tante Din, tante Dea, tante Ist, tante Nur dan om Das. Kado-kado pun berdatangan dari yang dekat hingga yang dikirim paket ekspress dari Bukittinggi.
Pulang akhir Maret kemarin memang tak direncanakan jauh hari. Dapat tiket dua minggu sebelum berangkat dan untungnya dapat Garuda. Maskapai favorit si kembar. Pelayanannya bagus, pramugarinya lumayan membantu, tepat waktu, dan yang terpenting kursinya bisa fleksibel jika pesawat tak penuh.
Perjalanan dengan bayi memang membutuhkan ketenangan otak, kesigapan, dan kesabaran. Namun ini juga perlu ditunjang oleh kenyamanan selama di angkasa. Saat berangkat ke Jakarta, kembar duduk terpisah, beda baris pula. Alhamdulillah deretan tiga kursi tsb hanya diisi dua penumpang sehingga kursi tengah bisa kosong dapat ditempati anak-anak bila diperlukan. Shalihah dengan mamanya dapat fasilitas bassinet dan sptnya dia suka di dalam.Beda dengan Shalih yg tak pernah mau rebah di sana :-)
Saat pulang dari Jakarta GA832 yg akan kami tumpangi hanya terisi setengah kapasitas. Kursi belakang banyak yg kosong. Kami yg awalnya menempati 5C dan 5E diajak pindah ke belakang, lima baris sebelum ruang dapur, setelah pramugari memastikan seluruh penumpang sudah masuk kabin. Saya dan istri duduk di lajur yg berbeda namun pada baris yg sama. Pada awal boarding memang cukup repot krn ketiga kursi di baris lima tadi terisi penumpang. Anak-anak juga tak bisa diam, bergerak turun naik, rewel. Memang jadwal pesawat 14:45 WIB itu adalah jam tidur siang si kembar sehingga tak heran mereka gelisah. Apalagi baru selesai makan siang, sehingga faktor mengantuk pun hadir. Keduanya baru bisa tenang setelah pindah duduk ke belakang. Sampai pesawat lepas landas dan tanda petunjuk sabuk pengaman belum dilepas Shalih saya pangku sementara Shalihah dengan mama nya. Nggak pa-pa deh rewel sedikit. Baru setelah pesawat stabil Shalih saya lepas dan biarkan duduk di kursi tengah. Diberi minum putih dan alhamdulillah ia mau rebahan ! Sekejap saja langsung bablas pulas. Wah mengantuk benar nih si boy-boy. Sementara si uni masih lincah, ramai berceloteh, dengan mata jenakanya yg tetap bulat :-)
Berarti tinggal satu bayi yg harus ditangani. Ini sangat membantu krn secara bergantian saya dan istri bisa mulai makan.
Changi Terminal 3: 30-03-13 |
Kondisi aman terkendali. Shalihah saja yg sibuk sendiri belum bisa tidur dan terkadang saya bawa jalan di lorong pesawat. Malah kami sempat menduga si uni mau poo dan ternyata tidak ada setelah di cek ke toilet. Menit-menit menjelang mendarat, sekitar 20 menitan gitu, Shalih terbangun. Awalnya rengek-rengek kecil saja tapi tak lama kemudian dia tekan gas, nangis sekuat-kuatnya. Mgkn kaget krn koq saat terbangun suasananya ada di dalam pesawat. Uni Shalihah pun ikutan menangis mungkin dengan alasan berbeda. Saya gendong Shalih sementara Shalihah dengan Elwis. Belum bisa tenang dan akhirnya harus digendong dan digoyang. Gawat nih, benar saja, tanda sabuk pengaman sudah harus dipasang. Kembali saya duduk dan Shalih yg tetap menangis tak bisa saya ikat. Saya dekap erat-erat, sementara Shalihah sudah tenang didekap mamanya. Saya curiga Shalihah itu rewel karena kedinginan. Dalam mendung, tampak pesawat mulai dekat ke daratan Changi. Suara menderu keras tak lama kemudian menandakan pesawat sudah menyentuh lapangan. Suara ini menenangkan Shalih dgn wajah terbengong-bengongnya sementara si uni tertidur. Alhamdulillah akhirnya mendarat dgn selamat tepat waktu dan DuoS tak rewel lagi.
Pelajaran yg dapat diambil dari perjalanan kali ini (setelah tiga kali terbang pp):
(1) Duduk pada baris yg sama dan pilih dekat lorong (aisle): lajur C dan F.
(2) Tanyakan opsi pindah ke kursi kosong bila mungkin.
(3) Siapkan selimut atau jaket untuk bayi.
(4) Hindari berangkat saat jam tidur bayi.
(5) Pesan makanan bayi saat check-in (2 jam sebelum terbang).
O ya satu pertemuan yg tak terduga bersama Dandy, Silvi dan TrioR (Rifki, Rafi, Raihan) saat Elwis menunggu saya shalat di mushalla terminal 2F. Sudah lama sekali tak bertemu, tahunya sama-sama akan terbang, bedanya mereka akan ke Brunei. It's almost more than 2 years, alhamdulillah semua sehat !
No comments:
Post a Comment