Bagi para pembaca sirah nabi Muhammad SAW, kisah masuk Islamnya seorang Yahudi bernama Abdullah bin Salam (nama aslinya al Husain bin Sailam), yg dicatat dalam kitab Shahih Bukhari mungkin bukan berita baru. al Husain bin Sailam terkenal rajin mengumpulkan informasi dan membuat catatan tentang para utusan Allah Swt yang ramai turun di tengah bangsa Yahudi itu: siapa namanya, silsilahnya, sifat-sifatnya, waktu dan tempat asalnya dan kemudian mencocokannya dengan apa yang ada dalam Taurat. Pendeta Yahudi yang sangat dihormati oleh penduduk Yahudi Madinah di masa ia belum memeluk Islam itu mencoba memahami silsilah dan tanda-tanda nubuwah Rasulullah Saw. Di saat ia memiliki waktu segera ia hadir menemui nabi dan bertanya tiga hal. Ia mengklaim bahwa tak ada yang sanggup menjawab benar tiga pertanyaan tsb kecuali ia adalah orang spesial utusan Tuhan. Ternyata Rasulullah Saw mampu menjawab ketigaanya dengan benar, sebagaimana malaikat Jibril telah membantunya, sesuai hadits yg dicatat Anas ra tsb.
Pertanyaan "usil" sahabat saya adalah bagaimana al Husain tahu jawaban benar nya, beliau kan bukan nabi ?
Dengan keterbatasan pengetahuan, saya mencoba menjawab dengan didukung sumber yang saya percaya.
Jadi memang al Husain mampu menilai benar/salah jawaban Rasulullah Saw karena ulama Yahudi ini "sudah" tahu jawabnya (contekan dari kitab Taurat) he..he..
Sejak saat itu Rasulullah Saw mengganti nama beliau menjadi Abdullah bin Salam. Menjadi sahabat yang rapat dengan nabi meskipun kaum Yahudi yang dulu menghormati kini mengkhianatinya.
Pertanyaan "usil" sahabat saya adalah bagaimana al Husain tahu jawaban benar nya, beliau kan bukan nabi ?
Dengan keterbatasan pengetahuan, saya mencoba menjawab dengan didukung sumber yang saya percaya.
- al Husain bukan orang biasa, ia adalah seorang ulama besar Yahudi yang amat tekun mengkaji Taurat. Di dalam Taurat atau Injil banyak terdapat kisah-kisah yang menceritakan tanda-tanda kenabian. Bukan sepotong-sepotong melainkan ciri ciri yang lengkap di dalam Taurat dan Injil sebagaimana diungkap Dr. Said Ramadhan Al-Buthy dalam Fiqh Sirah. Bahkan isyarat kelahiran seorang nabi penutup ke atas dunia ini pun sudah muncul di dalam nya.
- Bukan rahasia lagi bahwa umat Yahudi di jazirah Arab pada masa itu, atau sekurang-kurangnya para pemuka agama/rahib/rabbi Yahudi, sangat mengenal ciri-ciri seorang nabi sebagaimana diwahyukan Allah dalam QS2:146 "Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui.". Ada kisah dalam sirah: pendeta Nasrani Buhairah, pendeta Waraqah bin Naufal, dan murid yang tak pernah puas berguru seperti Salman al Farisi ra yang akhirnya menjadi sahabat nabi Saw.
- Agama bangsa Yahudi adalah agama berdasar keturunan sehingga tak mungkin orang-orang Arab menganut agama Yahudi dan mampu membaca Taurat. Kecuali mungkin sebagian yang berinteraksi dengan orang Yahudi memperoleh sebagian cerita dari mereka, yg lebih dikenal dengan kisah-kisah Israiliyat. Jadi tak ada yang mampu menelisik Taurat, apalagi ia "orang luar".
- Orang-orang Arab, khususnya Rasulullah Saw, di masa awal adalah ummi alias buta huruf. Mereka tidak mampu baca tulis namun sangat kuat dalam hafalan. Mungkin ini sebuah "kebetulan yang disengaja" dalam skenario Allah Swt bahwa Muhammad Saw tak mungkin mampu membaca Taurat berhuruf Ibrani dan menulis sendiri kitab suci yang bernama al-Quran. Lagipula beliau digelari al-Amin oleh para kawan dan musuh nya jauh sebelum bertemu Islam.
Jadi memang al Husain mampu menilai benar/salah jawaban Rasulullah Saw karena ulama Yahudi ini "sudah" tahu jawabnya (contekan dari kitab Taurat) he..he..
Sejak saat itu Rasulullah Saw mengganti nama beliau menjadi Abdullah bin Salam. Menjadi sahabat yang rapat dengan nabi meskipun kaum Yahudi yang dulu menghormati kini mengkhianatinya.
No comments:
Post a Comment