Alhamdulillah liburan tengah semester kemarin, DuoS dan adik" nya bisa bertemu inyik dan nenek lagi di Jakarta. Ditambah lagi bonus mengikuti prosesi idul qurban di mushalla depan. Bagi Syahimah ini pertama kali ia naik pesawat terbang. Super happy, bertemu keluarga di sana, rumah benaran yg dapat dipakai berlari dari ujung ke ujung, menapak tanah sambil melihat capung / kupu", memberi makan ikan, menyapa burung, dan ... memberi makan kambing uda Nau Nau yg menginap bbrp malam di rumah.
Kami berangkat Sabtu Sep3 tengah hari sehingga tak terburu" ritme pagi hari nya. Namun kenyataannya tetap saja nggk bisa dua jam bersih di bandara :-(. Checked in mulus, pesawat tepat waktu, sayangnya utk pengalaman kesekian kali Lion mendarat di tempat yg jauh sehingga turun tangga dari pesawat tanpa garbarata melainkan perlu turun naik bus/tangga :-( Perjalanan dari Soeta ke Cipmur lancar memakai Laks Innova sambil ditemani nenek Mini yg tiba" muncul di kedatangan terminal 2 :-)
TrioS cepat menjadi akrab dgn suasana baru krn sudah bbrp kali berlibur di sini. Apalagi beragam mainan, boneka, yg masih dirawat sama DuoN utk sepupu nya ini. Sakinah paling hobi lari dari depan ke belakang, mandangi kolam ikan, dan survey ke lantai atas mengikuti uda uni nya. Waktu" azan shalat, Sakinah pula yg rajin ingat berjamaah ke masjid kl saya sedang di rumah. Uda nya ngikut he..he.. Satu kejadian yg mgkn tak bisa dilupakan Shalih, dia berlari" di dalam masjid usai shalat Isya. Tiba" kakinya tak sengaja menyerempet deretan piring, sendok, dan gelas ... praangggg. Alhamduillaah tak ada yg pecah dan ia pun tak terluka, saya benar" terkejut saat sedang sunat ba'diyah di dekat sana. Uda dan kakak ini memang kompak kl di luar rumah. Shalih pun bangga abang Naufal nya rajin azan Magrib di mushalla.
Bbrp hari awal di Jakarta semua sehat" saja. Syahimah pun sudah mulai belanja bubur bayi di dekat sana, meniru uda uni dan kakak nya dua dan empat tahun yang lalu. Beragam rasa bubur ia coba. Syahimah pun ikut senang bisa diajak jjs keluar masuk gang di pagi hari bersama kakak" nya. DuoS sudah mengerti utk berjalan di sebelah kiri di jalan raya, berjalan menepi saat berpas" an dgn sepeda motor di gang, lebih percaya diri utk berjalan tanpa saya pegang tangannya. O ya hari kedua di Cipmur pun, Shalih ikut bercukur rambut di barber shop dekat pasar inpres bersama saya dan abang Naufal ... plus ditemani uni dan kakak. Kedai cukur kecil yg minim angin itu membuat anak" kehausan sehingga perlu keluar uang ekstra utk beli milo kotak dan teh kotak dingin. Anak" biasanya main di dalam rumah saja, sekali" di bawa inyik nya bermobil ke luar, atau silaturahim ke rumah Makwan dan ante Lani di Mawar Merah.
Enam jam bersilaturahim, menikmati jamuan, dan anak" yg aktif mencobai mainan" yg ternampak di ruman Makwin dan Nteer, tak terasa Magrib pun menjelang, Sempat jg bawa DuoS dan babyS ke rumah uni Nelly di belakang. Akhirnya kami memutuskan utk balik ke Jakarta setelah sedapat mungkin membeli kue" jajanan terkenal di Bandung yg kebetulan ada cabangnya dekat rumah. Azan Magrib menggema dan kami kembali memasuki pintu gerbang tol Kopo. Mendekati Cikarang, selepas pintu tol yg banyak banget itu (mgkn ada 16 gerbang), baru terasa tol padat. Dari enam belas jalur masuk dikompres sehingga tinggal lima jalur saja. Total tiga jam perjalanan dari Bandung malam itu. Jam 9 malam lewat kami kembali di Cipmur. Ada yg lgsg tepar, ada yg masih minta mandi dulu, ada yg nggk peduli makan malam he..he..
Acara yg dinantikan selanjutnya adalah potong hewan qurban. Sejak tiga hari sebelum nya anak" sudah heboh, bolak balik lihat kambing. Ada seekor di rumah dan lebih banyak lagi pas H-1 ditambatkan di tanah lapang tak berapa jauh dari masjid. Excited istilahnya. Padahal matahari sudah agak tinggi sehingga berhawa panas. Tibalah di hari raya, semuanya ikut shalat. Pelataran shalat Ied tumpah ruah ke jalan hingga ke teras rumah Cipmur. Saat saya buka pintu tinggal menggelar sajadah saja di teras rumah. UniS dan kakak sudah duluan bareng kakak Naira ke dekat mushalla. Sementara saya, Elwis, udaS dan babyS stuck di teras rumah :-) Takbir yg menggema dan keramaian yg tak terlupakan. Apalagi saat hewan qurban satu persatu dibawa ke tempat penyembelihan. Wah TrioS antusias sekali ikut beramai-ramai menyaksikan prosesi tsb. Lengkap dari saat sapi dibawa hingga dikuliti, dibersihkan, dan dagingnya dipotong".
Nah anak" jadi kurang tidur di siang hari krn jadi doyan main atau memperhatikan orang kerja. Mulai melihat aktivitas qurban di jalan depan rumah sampai nongkrong mengamati persiapan daging kambing/sapi (termasuk kepala, buntut, kaki) untuk dimasak. Akibatnya sudah ada yg ingusan atau batuk. Malah di H-1 tsb Shalih sempat naik suhu tubuhnya.
Tak terasa 10 hari itu pun usai dan kami berpamitan kembali. DuoS juga sudah pamit izin sekolah satu hari. Kali ini kami mencoba memakai Grabcar krn kata adik" di rumah tarifnya lebih murah dibandingkan taksi biasa. Sebagai perbandingan kami memakai Innova saat datang perlu membayar Rp. 240,000 (termasuk tol). Lagipula memesan Grabcar lebih mudah dan tak perlu sejam atau bbrp jam sebelum berangkat. Senantiasa ada, dan mobilnya pun umumnya Avanza. Setangah jam sebelum rencana keberangkatan pukul 10 pagi, sudah dapat konfirmasi Grabcar dgn biaya Rp. 150,000 (tak termasuk biaya tol).
Kami berangkat Sabtu Sep3 tengah hari sehingga tak terburu" ritme pagi hari nya. Namun kenyataannya tetap saja nggk bisa dua jam bersih di bandara :-(. Checked in mulus, pesawat tepat waktu, sayangnya utk pengalaman kesekian kali Lion mendarat di tempat yg jauh sehingga turun tangga dari pesawat tanpa garbarata melainkan perlu turun naik bus/tangga :-( Perjalanan dari Soeta ke Cipmur lancar memakai Laks Innova sambil ditemani nenek Mini yg tiba" muncul di kedatangan terminal 2 :-)
Bbrp hari awal di Jakarta semua sehat" saja. Syahimah pun sudah mulai belanja bubur bayi di dekat sana, meniru uda uni dan kakak nya dua dan empat tahun yang lalu. Beragam rasa bubur ia coba. Syahimah pun ikut senang bisa diajak jjs keluar masuk gang di pagi hari bersama kakak" nya. DuoS sudah mengerti utk berjalan di sebelah kiri di jalan raya, berjalan menepi saat berpas" an dgn sepeda motor di gang, lebih percaya diri utk berjalan tanpa saya pegang tangannya. O ya hari kedua di Cipmur pun, Shalih ikut bercukur rambut di barber shop dekat pasar inpres bersama saya dan abang Naufal ... plus ditemani uni dan kakak. Kedai cukur kecil yg minim angin itu membuat anak" kehausan sehingga perlu keluar uang ekstra utk beli milo kotak dan teh kotak dingin. Anak" biasanya main di dalam rumah saja, sekali" di bawa inyik nya bermobil ke luar, atau silaturahim ke rumah Makwan dan ante Lani di Mawar Merah.
40
Yah ada yang milad empat dekad juga hari ini. Diiringi selamat, doa, dan kue ultah.
First time to Bandung
Hari keenam di Jakarta kami memutuskan untuk berkunjung ke Bandung. Bersilaturahim dengan keluarga SIF18 yang sudah lebih enam tahun tak kami kunjungi karena biasanya bersua di Jakarta atau kota lain. Saat TrioS masih bayi kami khawatir berjalan sejauh itu krn bisa jadi jalanan macet parah. Anak" jelas senang, berangkat tanggal 8 jam 9 pagi dari Cipmur bersama uda Agus, kawannya, dan Isuzu Panther warna krem. Alhamdulillah tak pakai macet, tembus 2 jam lewat tol Cipularang, sebelum tiba di gerbang tol Kopo. Anak" kompak tidur di mobil setelah kami memasuki KM20 :-) Justru yg menghabiskan waktu krn kami terlewat pintu gerbang kompleks SI, sehingga harus memutar di jalan Kopo-Soreang yg tiada ampun macet nya itu.SiF18 after 6 years |
Enam jam bersilaturahim, menikmati jamuan, dan anak" yg aktif mencobai mainan" yg ternampak di ruman Makwin dan Nteer, tak terasa Magrib pun menjelang, Sempat jg bawa DuoS dan babyS ke rumah uni Nelly di belakang. Akhirnya kami memutuskan utk balik ke Jakarta setelah sedapat mungkin membeli kue" jajanan terkenal di Bandung yg kebetulan ada cabangnya dekat rumah. Azan Magrib menggema dan kami kembali memasuki pintu gerbang tol Kopo. Mendekati Cikarang, selepas pintu tol yg banyak banget itu (mgkn ada 16 gerbang), baru terasa tol padat. Dari enam belas jalur masuk dikompres sehingga tinggal lima jalur saja. Total tiga jam perjalanan dari Bandung malam itu. Jam 9 malam lewat kami kembali di Cipmur. Ada yg lgsg tepar, ada yg masih minta mandi dulu, ada yg nggk peduli makan malam he..he..
Idul Qurban
The legend mushalla al-Muqarrabyn |
Nah anak" jadi kurang tidur di siang hari krn jadi doyan main atau memperhatikan orang kerja. Mulai melihat aktivitas qurban di jalan depan rumah sampai nongkrong mengamati persiapan daging kambing/sapi (termasuk kepala, buntut, kaki) untuk dimasak. Akibatnya sudah ada yg ingusan atau batuk. Malah di H-1 tsb Shalih sempat naik suhu tubuhnya.
Tak terasa 10 hari itu pun usai dan kami berpamitan kembali. DuoS juga sudah pamit izin sekolah satu hari. Kali ini kami mencoba memakai Grabcar krn kata adik" di rumah tarifnya lebih murah dibandingkan taksi biasa. Sebagai perbandingan kami memakai Innova saat datang perlu membayar Rp. 240,000 (termasuk tol). Lagipula memesan Grabcar lebih mudah dan tak perlu sejam atau bbrp jam sebelum berangkat. Senantiasa ada, dan mobilnya pun umumnya Avanza. Setangah jam sebelum rencana keberangkatan pukul 10 pagi, sudah dapat konfirmasi Grabcar dgn biaya Rp. 150,000 (tak termasuk biaya tol).
Back to Terminal 3 |
No comments:
Post a Comment