Jul 28, 2010

Curhat Uang Admin Bank

Kita sama tahu menyimpan uang di bank tanah air dikenakan biaya administrasi bank.

Selain itu ada pajak yang disetor ke pemerintah, ada bunga yang sebaiknya tidak kita makan (in theory, banks give interest as inflation leverage to ensure our money not plunging too low year by year), dan mungkin ada biaya lain seperti biaya kepemilikan buku cheque dll.

Di Singapura pun ada yg namanya biaya admin, di sini bank memberi syarat agar simpanan minimum adalah 500 dolle, agar tabungan tak kena uang admin. Nah nggak fair kan, artinya yang tidak mampu "mempertahankan" uang minimal 500 dolle di account nya (in average a month) maka siap2 kena fee 2 dolle, alias 0.4%. Nah mending simpan dibawah bantal, karena jika dibiarkan di bank maka tabungan tergerus 2 dolle tiap bulan.

Menurut kawan saya di Jepun, menarik uang di ATM itu bebas biaya admin selama dilakukan di jam kerja. Di luar jam kerja, akhir pekan atau hari libur semuanya kena biaya meskipun itu di ATM bank sendiri. Lebih sedih nih ...

Di tanah air, mau jadi orang miskin atau orang kaya, punya di bawah 10 jeti atau di atas 50 jeti tetap kena uang admin, Adil kan ... Saya belum pernah menyimpan uang 100 jeti ... mgkn dibebaskan biaya admin :-) Hitungan sederhana membuktikan bahwa minimum nasabah harus menyimpan 15 juta rupiah di bank umum/nasional di tanah air agar impas antara biaya admin (+pajak dll) dan bunga, alias jumlah tabungan tak berkurang dan tak naik. Sounds familiar ymtm ykyk ... the poor get poorer, the rich get richer.

Nah big question buat saya, apa gunanya biaya admin? Padahal:

(1) Bank sudah pegang untung dari selisih bunga tabungan dan bunga pinjaman
Kalau bunga tabungan kurang dari 1% per bulan, dan bunga pinjaman di atas 1%, bank sudah dapat untung. Lagipula itu kan uang nasabah ! Ok lah utk memarkir uang di sana (not the real paper notes I believe ... krn setelah menyetor segepok uang ke bank, that is the last chance we can see our own hard paper money) , nasabah perlu hitung berapa listrik yg harus dikeluarkan utk memelihara komputer/server/pendingin, alarm/cctv untuk memenuhi standar keamanan, menggaji pegawai/satpam di bank tsb, beli sofa/furniture/stationery dll. Apa bank perlu punya brandkas (peti uang, safety box) yg maha gede .... not really ... as I said mereka tak simpan hard cash ... just computer record in terms of byte in their hard disks/tape.

(2) Biaya transfer dana
Gilanya lagi ada konsep atm bersama ... bersama apanya ?! ... bukannya membuat nasabah senang, malah membuat nasabah tambah miskin. Tiap transfer kena fee Rp. 5000, alamak !

Ada lagi konsep mencari untung dari nasabah yg namanya transfer online, meski transfer antar rekening pada bank yg sama, nasabah kena fee Rp 1000, it is my own money hey ...hellloooo !

Jadi mo transfer via counter keq, online, atm bersama keq semua kena fee, seenaknya saja menetapkan biaya tsb ck..ck.. Transfer 1/2 jeti + kena charge Rp. 5000 itu kan artinya fee 1%.

Sebenarnya dua hal di atas berakar dari sikap permissive kita yg "rela" Rp. 2500 setiap kali melakukan penarikan uang via teller atau transfer via teller... maybe Rp. 5000 or 10000. Nah pihak bank ketagihan membuat keuntungan dengan cara-cara bego seperti ini.

(3) Skenario umum nasabah bank yang juga membayar cicilan

Nasabah menabung sebulan dapat bunga 1% (malah sekarang kurang dari ini bunganya),
Terus dia rajin transfer sana-sini krn banyak utang, ambil contoh di atas artinya 1% tiap bulan utk transfer bayar cicilan,

Lalu masih nyicil KPR-BTN yg bunganya 12% setahun, artinya 1% sebulan,

Uang admin 15000 perak sebulan, andai ia punya tabungan 15 juta, sama dgn uang hilang 0.1% sebulan, Artinya nasabah menyumbang bank 1+1+0.1-1 alias menyumbang bank 1.1% sebulan.

Apa keuntungan bank hanya 1.1% ?

Belum, dia putar lagi uang saya (dan nasabah2 lain) tadi via beli SBI, main saham, KIK/KCK/UKM dan berbagai pinjaman utk usaha, dgn return bervariasi pukul rata 1% sebulan lagi... Nah bank kumpul uang di akhir bulan 2.1%.

Ada 1 juta nasabah di bank kelas menengah, masing2 punya Rp. 15 juta, artinya bank terima bersih 2.1% kali 15 triliun alias 300 milyar lebih (minimal dalam sebulan lhoo !). Uang awalnya punya siapa ??? ya punya nasabah juga he..he.. Bank modal apa ... yah bayar gaji pegawai lah, operasional mesin, ATM... dll.

Beli mesin ATM, 1 buah harganya 1 milyar. Murah !! ini mesin bisa cicilan 10 tahun juga. Sebulan beli 100 buah juga, masih sisa 200 milyar. Sisa uang ini buat operasional bank dan sepertiganya bisa juga dipertaruhkan dengan berinvestasi saham primer/sekunder, transaksi di pasar uang atau produk derivatif keuangan lainnya.

Padahal it is our own money ... Apa guna jadi nasabah loyal, nggak ada untungnya !
Sama saja jadi pemakai nomor HP pascabayar yg justru tidak diperhatikan nasibnya (jauh dari bonus, gratis nelpon, gratis sms dll).

Nah semakin miris melihat bank-bank nasional yg semakin senang dibeli pihak asing.
Di negerinya praktek2 konyol di atas tak pernah terjadi (atau satu kasus macam orang pelit yg hanya rela menyimpan 500 dolle di bank). Nah sekarang, bank asing juga yang menikmati "kemudahan" semu yg sudah langgeng dilakukan di Indonesia.

Intinya: Bank wants every penny/cent/dollar from account holder money ! No matter how silly or greedy is the trick. From every transaction, for every service they try to sell to customers (personal, business) and to the other fellow banks or finance institution :-)

Bank perlu lapor kondisi kesehatannya tiap bulan ke bank sentral. Salahsatu cara dengan melaporkan level CAR Capital Adequacy Ratio) yaitu rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko. Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas. Namun dalam praktek, bank lebih berani memutarkan uang yang seharusnya menjadi modal "jaga-jaga" tadi untuk dipertaruhkan dalam investasi yang mungkin memberi return (pulangan) yang lebih baik namun (biasanya) beresiko tinggi. Keuntungan bank ini sebagian besar akan dinikmati pemilik bank, pemegang saham bank, dan para pegawainya. Sementara uang yang diputar .. yach uang nasabah juga he...he...

p.s Disarikan dari diskusi di lapak alumni sma kami (May 2010)

No comments:

Post a Comment