Mar 21, 2014

Mengusahakan Pulang Awal

Tiga hari yang lalu poster ini saya baca di status FB kawan, hmm memang benar :-)


***

Namun realisasinya tak mudah. Saat memiliki anak-anak yg sedang aktif dan lucu seperti saat ini, saya tak dapat mencapai kantor di pagi hari sebelum jam 10. Jam resmi kantor adalah 9 hingga 5:30 sore dan alhamdulillah departemen saya menerapkan waktu fleksibel. Fleksibel dalam arti waktu kerja per hari adalah delapan setengah jam dan rentang waktu antara jam 10 hingga 4 sore adalah waktu penting dimana seorang pegawai perlu ada di kantor. Di luar itu bebas mengatur nya, antara rapat, komitmen pekerjaan, dan kecukupan waktu per minggu.



Karena saya memulai pekerjaan molor satu jam artinya waktu pulang pun mundur satu jam. Sebenarnya tak masalah tokh di kantor pun masih banyak orang yang bekerja di atas jam 6:30 sore. Namun begitulah jam biologis manusia tak dapat dibohongi. Bekerja mendekati waktu Magrib itu (7 - 8 malam) adalah di puncak kelelahan karena selain mata lelah, perut pun sudah protes minta jatah.

Biasanya saya akan coba pulang sebelum Magrib dan berharap dapat shalat berjamaah di rumah. Anak-anak pun senang lihat Bapaknya lebih awal pulang. Namun bagaimana dengan kerjaan ? Nah ini artinya jika ada pekerjaan yg belum terselesaikan atau memang mau diburu sebelum dateline, saya harus siap kerja lembur setelah anak-anak tidur malam nanti. Intinya, waktu-waktu spesial bersama keluarga tetap diusahakan tak berkurang. Biarlah waktu tidur yg berkurang, alhamdulillah dapat rajin shalat malam karenanya :-)

***

Pagi tadi, saat akan berangkat kantor, saya akan menyalami Shalihah dan Shalih, mencium keningnya satu persatu. Biasanya itu adalah jadwal sarapan pagi mereka. Namun Shalih tak mau bersalaman ... dia menggumamkan sesuatu yg sukar dicari padanan yg dpt dimengerti. Namun saya langsung menerka bahwa dia minta saya menyuapi sarapan untuk nya. Oo ... tengok jam memang sudah harus berangkat karena ada sesuatu yg harus ditunaikan di kantor 3/4 jam lagi.

Shalih tak mau diam, ia berlari tak mau disuapi neneknya yg kebetulan sedang ada di rumah. Di hari-hari sebelumnya tak masalah. Permintaanya tegas minta saya yg menyuapi. Saya langsung ambil sendok dan mulai menyuapi keduanya. Masya Allaah ... melihat senyum dan tawa lebar Shalih karena saya mengambil inisiatif tsb sungguh menghiasi pagi itu. Alhamdulillah , lancar jaya keduanya saya suapi. Padahal biasanya penuh perjuangan.

Hingga sekitar 1/4 jam sudah hampir setengah mangkok habis. Saya kode istri untuk melanjutkan karena saya tak dapat menunda waktu lagi untuk berangkat. Agak rewel sedikit sih ... namun ada acara anak kesukaannya di TV sehingga rewel itu tak meningkat menjadi tangis :-) Saya mengucap salam dan melangkah keluar. Anak-anak tenang.

Alhamdulillah perjalanan ke kantor sangat lancar. Bus pertama langsung datang saat saya tiba di halte depan rumah dan bus kedua tiba tanpa saya harus menunggu lama. Jalanan lancar dan angin bertiup sepoi-sepoi di pagi yang tak terlalu panas itu. Tiba di kantor sesuai waktu yg direncanakan. Dalam hati kecil saya berulang kali berucap alhamdulillah selama perjalanan. Waktu 1/4 jam yg sangat berharga, semoga saya tetap dapat menjalani tugas sebagai suami dan bapak, menjaga work-life balance ini dgn baik



No comments:

Post a Comment