Di pagi hari kemerdekaan ke-71, tanggal 17-8-2016 lalu, saya berbelanja ke supermarket belakang rumah, dgn bersepeda spt biasa. Badan terasa kurang fit pagi itu krn semalam kurang tidur. Saat pergi, memilih barang, dan membayar belanjaan semua normal. Ibu kasir yg baik itu lagi-lagi memberi saya satu hadiah sebotol susu segar Dutch Lady Purefarm rasa pisang, saya fikir mgkn krn barusan beli tiga kotak Purefarm UHT coklat. Tiga kantong belanjaan yg cukup berat kini bertambah berat dgn tambahan 900 ml susu lagi. Kasir di supermarket ini bbrp kali memberi kami free-gift , apalagi jk ada anak" yg ikut. Tahu saja bakalan anak" suka :-) Setelah berjalan agak jauh dari supermarket, sekitar 30 meter, baru tersadar saat celana bermuda agak melorot. Lha ini ada kunci sepeda di saku celana, mengapa saya berjalan kaki ? Ya Allah, saya lupa, padahal tadi membawa sepeda. Balik ke supermarket ambil sepeda.
Lanjut pergi kantor, everything as usual ...
Saat jam makan siang, saya tengok ke luar jendela, siang yg panas terik. Dompet dan HP saya masukkan ke saku celana, niatnya mau beli makan siang. Ada sedikit ragu di hati antara mau pergi ke luar atau tak makan siang hari itu. Bekal roti ada di tas, sementara biskuit, buah, dan segala jenis minuman panas/dingin ada di pantry kantor alhamdulillah. Namun, saya putuskan utk pergi ke luar, dan terlebih dulu mampir ke toilet lantai 7 di dekat lift. Buang air kecil saja di toilet duduk itu, tapi tak seperti biasanya saya mengeluarkan dompet dan HP untuk diletakkan di atas rak tempat tisu yg agak tinggi. Dalam otak sudah wanti-wanti untuk mengingat mengambil kembali dompet dan HP usai buang hajat. Ada tiga toilet duduk di sana, dan saya selalu memilih toilet yg satu" nya dilengkapi water-sprayer itu.
Keluar dari toilet saya putuskan untuk batal makan siang. Kembali ke dalam ruang kerja (office cubicle) dan sama sekali tak ingat bahwa dompet dan HP tidak ada saat itu. Saya kembali buka notebook dan teruskan pekerjaan yg ditinggal tadi. Browsing internet, baca email ... tak ada ingatan utk mencek WA di HP. Pun, saat saya kembali ke toilet lagi untuk wudhu shalat Zuhur di wash basin (wastafel). Shalat Zuhur spt biasa krn saya cek jam tangan waktu Zuhur sudah masuk 13:30 itu. Usai shalat saya kembali ke ruang kerja, dan tiba" ada suara teman (orang Singapura) memanggil nama saya.
He: Iman, this is yours, I found that and sorry because I have to open the wallet to find out the owner.
Me: Yes, they are (alhamdulillah). Thank you very much, you find it in toilet, don't you ?!
He: Yes, it is.
Me: (speechless) ... yes it is my fault. Luckily you are the one who found it.
Luar biasa, Allah Swt melindungi harta dan informasi personal lain saya. Ini kejadian di toilet umum dan berbagai (tipe) manusia bisa memakai toilet tsb. Meskipun di pintu nya ada peringatan bahwa yg boleh memakai hanya pegawai kantor saya, tetap saja siapapun yang naik ke lantai 7 akan dapat memakainya. Bukannya tertinggal 5-10 menit, ini sudah sejam lebih. Entah berapa banyak mereka yg keluar masuk ke toilet tsb karena termasuk "waktu sibuk" mereka yg selesai makan siang untuk kembali bekerja.
Pesan cerita ini adalah agar lebih berhati-hati. Yakinlah bahwa rezeki kita tak akan lenyap sebelum waktunya, namun hati-hati itu adalah latihan otak yg perlu dilakukan agar kita tak ceroboh di masa depan. Faktor U semata tak dapat disalahkan :-( Namun ada hal" yg dapat diantisipasi agar tak terjadi. Mgkn bukan sekali ini saja saya tertinggal barang di toilet. Dulu pernah tertinggal HP di toilet masjid usai shalat Jum'at. Namun saat itu cepat saya tersadar (tak sampai 5 menit) dan kembali menemukannya di toilet tsb.
Kehilangan uang di dompet tak seberapa repot krn memang tak banyak isinya, namun kehilangan kartu" ... hmm panjang urusannya. Ditambah lagi HP yg hilang: kartu" yg hilang tak dapat segera diblokir krn nomor HP adalah salah satu identitas penting (2nd factor authorisation) yg dipakai institusi keuangan dan pemerintahan di sini utk konfirmasi bahwa si pelapor adalah asli.
Semoga kami lebih berhati" kapanpun dan dimanapun. Ya Allah ingatkan kami bilamana kami lupa, lindungi jiwa dan harta kami. Amiin.
Lanjut pergi kantor, everything as usual ...
Saat jam makan siang, saya tengok ke luar jendela, siang yg panas terik. Dompet dan HP saya masukkan ke saku celana, niatnya mau beli makan siang. Ada sedikit ragu di hati antara mau pergi ke luar atau tak makan siang hari itu. Bekal roti ada di tas, sementara biskuit, buah, dan segala jenis minuman panas/dingin ada di pantry kantor alhamdulillah. Namun, saya putuskan utk pergi ke luar, dan terlebih dulu mampir ke toilet lantai 7 di dekat lift. Buang air kecil saja di toilet duduk itu, tapi tak seperti biasanya saya mengeluarkan dompet dan HP untuk diletakkan di atas rak tempat tisu yg agak tinggi. Dalam otak sudah wanti-wanti untuk mengingat mengambil kembali dompet dan HP usai buang hajat. Ada tiga toilet duduk di sana, dan saya selalu memilih toilet yg satu" nya dilengkapi water-sprayer itu.
Keluar dari toilet saya putuskan untuk batal makan siang. Kembali ke dalam ruang kerja (office cubicle) dan sama sekali tak ingat bahwa dompet dan HP tidak ada saat itu. Saya kembali buka notebook dan teruskan pekerjaan yg ditinggal tadi. Browsing internet, baca email ... tak ada ingatan utk mencek WA di HP. Pun, saat saya kembali ke toilet lagi untuk wudhu shalat Zuhur di wash basin (wastafel). Shalat Zuhur spt biasa krn saya cek jam tangan waktu Zuhur sudah masuk 13:30 itu. Usai shalat saya kembali ke ruang kerja, dan tiba" ada suara teman (orang Singapura) memanggil nama saya.
He: Iman, this is yours, I found that and sorry because I have to open the wallet to find out the owner.
Me: Yes, they are (alhamdulillah). Thank you very much, you find it in toilet, don't you ?!
He: Yes, it is.
Me: (speechless) ... yes it is my fault. Luckily you are the one who found it.
Luar biasa, Allah Swt melindungi harta dan informasi personal lain saya. Ini kejadian di toilet umum dan berbagai (tipe) manusia bisa memakai toilet tsb. Meskipun di pintu nya ada peringatan bahwa yg boleh memakai hanya pegawai kantor saya, tetap saja siapapun yang naik ke lantai 7 akan dapat memakainya. Bukannya tertinggal 5-10 menit, ini sudah sejam lebih. Entah berapa banyak mereka yg keluar masuk ke toilet tsb karena termasuk "waktu sibuk" mereka yg selesai makan siang untuk kembali bekerja.
Pesan cerita ini adalah agar lebih berhati-hati. Yakinlah bahwa rezeki kita tak akan lenyap sebelum waktunya, namun hati-hati itu adalah latihan otak yg perlu dilakukan agar kita tak ceroboh di masa depan. Faktor U semata tak dapat disalahkan :-( Namun ada hal" yg dapat diantisipasi agar tak terjadi. Mgkn bukan sekali ini saja saya tertinggal barang di toilet. Dulu pernah tertinggal HP di toilet masjid usai shalat Jum'at. Namun saat itu cepat saya tersadar (tak sampai 5 menit) dan kembali menemukannya di toilet tsb.
Kehilangan uang di dompet tak seberapa repot krn memang tak banyak isinya, namun kehilangan kartu" ... hmm panjang urusannya. Ditambah lagi HP yg hilang: kartu" yg hilang tak dapat segera diblokir krn nomor HP adalah salah satu identitas penting (2nd factor authorisation) yg dipakai institusi keuangan dan pemerintahan di sini utk konfirmasi bahwa si pelapor adalah asli.
Semoga kami lebih berhati" kapanpun dan dimanapun. Ya Allah ingatkan kami bilamana kami lupa, lindungi jiwa dan harta kami. Amiin.
No comments:
Post a Comment