Mar 29, 2012

Pembohong Bikin Susah

Ternyata PEMBOHONG itu dimana-mana menyusahkan. Bukan hanya dari tipe manusia atau jin saja tapi juga pembohong dari tipe buatan non-mahluk. Pembohong non-mahluk yg lebih dikenal dgn nama Sang Penyeru alias Alarm. Tergantung fungsinya maka ada beragam tipe alarm. Yang paling sering berinteraksi dengan saya adalah alarm weker untuk bangun di pagi hari, alarm keamanan mobil (immobilizer), dan alarm kebakaran. Manusia dan jin berbohong disebabkan hawa nafsu namun alarm berbohong apa penyebabnya ?

Alarm yang berbohong atau lebih dikenal dengan istilah False Alarm jelas menyusahkan:
  • Weker yg sudah berbunyi saat shalat malam padahal disetel utk berbunyi pas azan subuh.
  • Alarm mobil yg tahu-tahu meraung saat ada bajaj bising lewat di depan rumah.
  • Sirene peringatan kebakaran di kantor yg memekakkan telinga terjaga tanpa ada sebab yg jelas.
  • Sensor anti-tubruk di bumper belakang mobil yg bercicitan padahal jarak dengan mobil lain masih jauh.
  • Alarm lift yg kerap berbunyi tanpa ada kejadian istimewa seperti penumpang lift terperangkap atau lift macet.
  • Indikator bensin di dashboard metromini yg menyala merah padahal bensin masih cukup penuh.
Penyebabnya tentu bermacam-macam dapat faktor internal atau eksternal. Faktor internal seperti komponen yg aus (rusak) seiring perjalanan waktu, ada kesalahan program, sensor yg terlampau sensi, atau catu daya spt batere/listrik yg bermasalah (lemah, fluktuasi). Sementara faktor eksternal sangat beragam yg intinya „menipu” atau mengganggu kestabilan sistem alarm penjaga ini. Bayangkan saja kesenggol dikit, ada petir di siang bolong, tukang odong-odong lewat dengan lagu dangdut nya, suhu udara yg kelewat panas hingga 35C sepanjang siang dll ternyata memicu alarm utk berbohong :-) Yang saya perhatikan kejadian-kejadian ini muncul karena kurangnya perawatan (maintenance) pada alat, lalai mengkalibrasi alat secara teratur, atau memang sudah saatnya alat itu diganti krn sudah tiba umur teknis nya. Jelas mengesalkan karena mereka tak berfungsi dgn benar, ribut mengganggu, atau menyebabkan kewaspadaan yg tak perlu.

Pernah kejadian di kantor sirene kebakaran meraung-raung selama 3 menitan, operator gedung berulang kali mengumumkan lewat pengeras suara bahwa tiada yg perlu di khawatirkan, tapi bising yg memekakkan itu lhoo… Berhenti sebentar, lalu lanjut lagi 5 menitan. Wah kacau benar saat itu :-( Ada lagi Toyota van tua yg parkir di bawah meraung-raung di malam buta, lebih dari setengah jam dgn melodi sirene polisinya, si pemilik van tak kunjung datang. Akhirnya inisiatif tetangga sekitar yg sudah kesal menelepon polisi. Polisi datang memeriksa dan mematikan paksa sirene tsb berbekal peralatan khusus dari mobil patrolinya. Kejadian van tua ini berulang-ulang juga meski di siang hari. Tetangga pun sudah paham tak ada yg perlu dikhawatirkan karena si pemilik van kini cekatan utk mematikan alarm pikun nya. Sama halnya dengan sang supir metromini yg mengacuhkan indikator tanki solarnya dan lebih percaya menghitung sendiri sudah berapa rit dia beroperasi siang itu dan pergi mengisi ke SPBU.

Sudah paham alias tidak ada yg perlu dikhawatirkan ? Mengacuhkan indikator krn tak ada guna. Sejatinya alarm itu mengundang perhatian orang utk mengatasi bahaya sedini mungkin. Ia menjadi alat bantu untuk mengingat karena manusia punya sifat pelupa. Namun krn alarm yg suka berbohong ini orang jadi acuh dan merasakan tidak ada bahaya sama sekali. Persis seperti dongeng anak lelaki yg berteriak akan serigala atau versi ringkas Indonesia nya seperti di sini. Akhirnya tiada yg peduli sementara bahaya yang sesungguhnya sedang menanti waktu.

Pembohong itu dimana-mana memang tak disukai, kalau tak sekarang pasti akan menyusahkan di masa datang.


No comments:

Post a Comment