May 4, 2014

Bid'ah Usai Subuh

Minggu pagi biasanya ada yg spesial yaitu mendengarkan kuliah Subuh di masjid yg "lumayan" dekat rumah ini. Bersepeda sehat 10 menit untuk mencapainya. Kuliah diisi oleh ustadz yg berbeda tiap minggu dalam tiap bulan. Seperti pagi ini yg mengisi adalah ustadz yg sudah sepuh, Sallim Jasman. Mengikuti kuliah seorang ustadz senior umumnya menarik. Topiknya umum namun karena beliau membawakannya dgn menyertakan beberapa kisah nyata /pengalaman yg beliau alami selain ayat/hadist yg ada makanya kulaih ini jadi menarik.


Seperti subuh kemarin, suasana kuliah yg awalnya adem ayem dan mata saya yg hampir lima watt, mendadak terang kembali laksana menyingsingnya fajar mendekati pukul tujuh pagi. Ustadz ini mengomentari kawan-kawan muslim yg suka mudah membid'ahkan prosesi tahlilan orang meninggal dan salawat memperingati maulid Nabi Saw.

Beliau membenarkan bahwa memang ini bid'ah (sesuatu yg baru) krn tak pernah dibuat di zaman nabi ataupun ada contohnya di zaman sahabat. Namun sebagai sebuah kebaikan, wasilah (jalan/cara) agar banyak orang mau untuk datang mengaji, menolong keluarga yg ingin mendoa'akan anggota keluarganya namun tak tahu caranya, mengenang / menjunjung tinggi beliau Saw yg sangat dicintai umat muslim, dll acara-acara tsb menjadi sebuah bid'ah hasanah (kebaikan). Toh dalam acara yg dimaksudkan tsb tidak disertai dengan kegiatan2 yg dimurkai Allah Swt. Tidak ada musik / permainan yg sia-sia / pergaulan, makanan, minuman yg haram dll.
  • Ada anak yg kematian orang tuanya namun tak tahu cara mendoakan karena ia tak dapat mengaji atau membaca doa-doa (yg biasa) dilantunkan. Akhirnya ia panggil orang masjid berkumpul untuk membacakan tahlil doa bagi almarhum.
  • Ada orang yg minta didoakan agar urusan perjalanan / usaha yg baru akan ditempuh mendapat kesuksesan.
  • Ada selamatan anak yang baru lahir pada saat aqiqah atau membagi kesyukuran keluarga saat anak mereka dikhitan. Mengundang orang-orang untuk makan ke rumah pun sebuah kebaikan :-)
  • Membaca yasin di malam Jum'at bisa jadi pada awalnya adalah sebuah ajakan mulia untuk menciptakan malam khusus bagi warga untuk membaca al-Quran karena di hari-hari lain mereka sibuk beraktivitas yg lain.
  • Peringatan maulid di masjid-masjid dapat dimaksudkan sebagai wujud kecintaan para pengikut setia Rasulullah Saw yg ingin menampakkan kecintaan mereka dengan doa/salawat yg dibenarkan secara syariah.
Saya fikir tiada seorang pun yang akan menyalahkan alasan ustadz tsb. Hanya saja dalam pelaksanaan memang perlu dijaga adab-adabnya sehingga tak bercampur baur yg syubhat apalagi yg haram. Dilarang memasukkan unsur-unsur kisah bohong yg melegenda, mistis apalagi syirik yg dapat menghilangkan kemuliaan dari pahala membaca al-Quran atau shalawat kepada baginda Muhammad Saw dan juga tidak memberatkan si keluarga almarhum, keluarga yg ingin selamatan/hajatan/walimatul safr atau jamaah masjid dengan menyatakan bahwa hal-hal ini adalah WAJIB hukumnya dan harus menyediakan biaya yang tak sedikit untuk acara tsb.

Sebelum mengayuh sepeda pulang, saya pun tergelitik untuk mengambil sebuah foto di parkiran masjid. Sesuatu yang sangat baru, yg belum pernah saya lihat dibuat orang di masjid. Bid'ah juga neeh :-)


Sampai bertemu di kuliah subuh berikutnya.


No comments:

Post a Comment