May 11, 2014

Tiga Masjid di Madinah

Kuliah Subuh minggu ini menampilkan ustadz Jazair Jumat. ini salahsatu ustadz favorit saya untuk topik sirah para nabi/rasul dan tafsir al-Quran kisah umat terdahulu. Karena sudah saking seringnya beliau membawa topik-topik tsb, semuanya sudah keluar mengalir lancar dari lisan beliau tanpa referensi apapun (yg tampak dari tempat saya melihat). Referensinya tentu banyak dan beliau mengingatkan juga pada jamaah, mana referensi yg shahih (al-Quran dan Hadits) ataupun yang masih samar-samar baik dari atsar sahabat atau kisah Israiliyat.

Menarik, kadang berapi-api, tak jarang memancing senyum / tawa karena cerita beliau menggelitik menantang akal kita, terutama disajikan kepada jamaah yg hidup 14 abad sesudah masa hidup Rasulullah Saw. Tak heran bagi ustadz ini memiliki penggemar setia yg mengikuti beliau ke masjid manapun beliau tampil di Singapura. Beliau menguasai tiga elemen utama berkomunikasi: isi yg akan disampaikan, cara menyampaikan, dan siapa pendengar ceramah tsb.



Pagi ini ia saya hanya mengikuti sebuah segmen pendek dari sirah yg disampaikan kurang dari sejam. Segmen yg sudah sering saya dengar tentang peristiwa hijrah pertama baginda Muhammad Saw bersama sahabat nya yg setia Abu Bakar ra. Namun beliau suka bercerita rinci/detail dari kekayaan pustaka/ilmu yg beliau punya. Intinya kisah strategi: paduan antara ikhtiar manusia dan doa kepada Allah Swt. Rasulullah Saw mengajarkan pada umatnya bahwa meskipun beliau yakin akan mendapat jaminan keselamatan dari Allah Swt namun persiapan yg matang, usaha yg ditempuh, dan doa yg sungguh-sungguh tetaplah sebuah keharusan dalam tiap urusan.

Bagaimana kisah para pemuda (bukan orang tua lanjut asia) yg berjaga-jaga di depan pintu rumah Rasulullah Saw di sepanjang malam namun terperanjat di pagi hari karena yg ditunggu sudah meloloskan diri. Bersembunyi di gua Tsur yg masih terletak di Makkah selama 3 hari yg juga bagian dari strategi untuk menghindari kejaran kafir Quraish yg pasti lekas mengejar saat mereka tersadar sudah tertipu di rumah Rasulullah Saw. Menempuh jalur yg tidak biasa antara Makkah dan Madinah untuk menghindari pertemuan dengan orang-orang di sepanjang jalur yg sudah umum. Memasuki Madinah dari arah yg tak lazim yaitu dari sisi tenggara dan menginap di kawasan tempat berdirinya masjid Quba (masjid pertama yg didirikan atas dasar taqwa Qs 9:108). Masjid Quba menjadi masjid pengobat rindu bagi kaum muslimin Quraish yg sudah ikut berhijrah ke Madinah krn mereka sudah tak dapat ziarah ke Ka'bah saat blokade sebelum Fathu Makkah terjadi (sabda Rasulullah Saw: barangsiapa yg bersuci, wudhu, dan niat shalat sunat dua rakaat di masjid Quba maka sama pahalanya dengan melaksanakan umrah -- HR Ibn Majah). Beliau dan Abubakar ra menginap di Quba selama tiga hari dan keduanya memulai pengerjaan bangunan masjid.

Saat memasuki Madinah, mereka lakukan dengan hati-hati dan penuh perhitungan. Quba terletak di pinggiran kota Madinah dan sudah menjadi kebiasaan di masa itu hampir seluruh pinggiran Madinah dikuasai/ditempati kaum Yahudi (Banu Quraizah, Banu Nadir, dan Banu Qainuqa). Jadi orang-orang / kabilah dagang yg akan masuk ke pusat kota Madinah (atau Yastrib namanya ketika itu) pasti sudah melewati screening / tanya jawab dgn penduduk Yahudi terlebih dahulu. Rasulullah Saw tidak mau pengembaraannya gagal. Oleh karena itu, lolos dari kejaran kafir Quraisy saja belum cukup, ia juga perlu berhati-hati jangan sampai terdeteksi kaum Yahudi di Yastrib yg sudah bersekongkol dgn kafir Quraisy. Jika ia tertangkap mungkin ia akan diantar pulang ke Makkah kembali. Ustadz mengulas kembali persekongkolan antara Yahudi Madinah dan Quraish Makkah sebelum peristiwa hijrah. Ada dua hal yg dicatat sejarah:
  1. Kaum Yahudi mengajar kafir Quraisy cara menyihir Rasulullah Saw.
    Ini tindakan licik yg sudah biasa mereka lakukan terhadap nabi/rabi yg merek tak senangi. Bunuh mereka dgn sihir. Saking kuatnya sihir tsb Rasulullah Saw pun terkena sakit dan Allah Swt membebaskan beliau dari kuasa sihir tsb dgn turunnya dua surat pamungkas di akhir al Quran yaitu al-Falaq dan an Nas.
  2. Kaum Yahudi mengantar tiga pertanyaan untuk ditanyakan pada Rasulullah Saw
    Rasulullah Saw tak langsung menjawab dan perlu menunggu hingga hari ke 16 untuk memberi jawaban satu persatu atas pertanyaan [1] Kisah tujuh pemuda yang menginap di dalam gua: dijawab dalam firman Allah Qs al Kahfi 9-26, [2] Kisah Dzulqarnain: dijawab juga dalam Qs al Kahfi 83-101, dan [3] Apakah itu roh: dijawab dalam Qs al-Isra 85, nabi jujur menjawab bahwa tiada apa yg ia ketahui melainkan hanya sedikit sedikit.
Jelas kaum Yahudi bertambah khawatir apabila mengetahui Rasulullah Saw, yang tak mempan disihir dan ternyata mampu menjawab dua dari tiga pertanyaan tadi, akan datang ke Madinah. Kaum Yahudi, yg selama ini dikenal sebagai kaum ahli kitab yg alim, pandai, ahli ekonomi , peradaban lebih maju dll, berniat untuk mencegah kedatangan nabi krn prasangka buruk bahwa kedudukan mereka di Yastrib akan segera berakhir. Kaum Yahudi yg menjadi api dalam sekam, gunting dalam lipatan, dan musuh dalam selimut bagi terwujudnya persatuan masyarakat Yastrib (suku Aus dan suku Khazraj). Selalu ada isu/pertentangan yg mereka ungkit atau ciptakan agar kedua suku ini selalu bermusuhan. Tujuannya tiada lain agar mereka dapat melanggengkan posisi mereka di Yastrib. Sebagian kaum Yahudi seolah-olah memihak kelompok Aus dan sebagian lagi memihak kelompok Khazraj.

Setelah tiga hari di Quba, keduanya kembali menunggang unta (Qaswah) menuju pusat kota. Hari itu Jum'at dan pada saat tengah hari Allah Swt memerintahkan Rasulullah Saw untuk menunaikan shalat di sebuah desa yg dihuni bani Salim yang berasal dari suku Auf (1 km dari Quba dan masih 2.5 km lagi dari pusat kota). Usai shalat Jum'at yg diikuti banyak warga desa (pada masa itu hanya shalat dua raka'at dan belum ada kewajiban berkhutbah), Rasulullah Saw pun melanjutkan lagi perjalanan. Di tempat tsb lalu didirikan masjid Jum'ah.

*****
Di sini ustadz bercerita sesuatu yg baru buat saya. Di sebuah tempat lain orang-orang pemuka Yahudi dan Madinah sedang menghadiri sebuah acara megah yg baru pertama kali itu dibuat dalam sejarah kota. Acara penobatan / pengangkatan Abdullah ibn Ubay ibn Salul yg berasal dari kaum Khazraj menjadi ketua kota (walikota ) Madinah. Seorang yg terpandang dan pintar bagi kaum nya dan "diterima dlm jamuan/undangan aktivitas kaum elite Yahudi" sebelum hijrah Rasulullah Saw. Menurut ustadz, ini adalah sebuah manuver orang-orang Yahudi untuk menaikkan sebuah "pemimpin boneka" yg nantinya akan dimanfaatkan untuk kepentingan Yahudi. Acara wah tsb tentunya ramai dihadiri penduduk Yastrib dgn berpakaian bagus, perhiasan, dan ... juga perlengkapan hiburan seperti gendang dan rebana :-). Namun di tengah acara sebelum penobatan resmi diumumkan, tiba-tiba datang dari kejauhan seorang Yahudi berlari-lari yang meneriakkan berita "hai orang-orang Arab, Muhammad yang kalian tunggu-tunggu sudah tiba!". Serentak para tamu dan penonton bubar grak, menyongsong ketibaan Rasulullah Saw yg diberitakan itu. Orang-orang Makkah yg lebih dulu hijrah sudah tak sabar menanti ketibaan sahabat dan pemimpin mereka yg tercinta. Di sinilah penyambutan dengan shalawat, rebana dan gendang bergema.

Masjid terakhir adalah masjid al-Dhirar, masjid yg dibangun kaum munafiq Madinah berdekatan dgn lokasi masjid Quba, yg akhirnya dirobohkan oleh nabi atas perintah Allah Swt (at Taubah 107 - 108). Al-Quran mulai menuliskan orang-orang munafik ini dimulai sejak Rasulullah Saw memasuki Madinah. Sebelumnya hanya dikenal dua tipe manusia yaitu yg beriman dan kafir di dalam ayat-ayat Makiyah dalam al-Quran.

Semoga menambah khazanah sirah kita.


No comments:

Post a Comment