Sariawan datang dan pergi. Jika sudah datang makan dan minum pun kurang nikmat. Kadang sariawan datang krn diundang seperti tergigit bibir sendiri seperti yg saya alami beberapa hari yg lalu. Tergigit itu sudah sebuah petanda bahwa asupan gizi tak benar atau dilanda sebuah stres. Ini teori saya.
Saat sariawan di bibir maka daerah yg terluka itu menjadi sangat sensitif. Tersentuh air sedikit saja pedih, apalagi jika airnya cukup panas. Itulah yg terjadi saat saya menyeruput susu atau kopi panas beberapa hari lalu. Ayoyoh ... pedihnya, sampai ke nyut-nyut ke kepala.
Dengan sedikit kesal di hati, saya berkeluh [sensor].
Hingga suatu hari saya merenung saat usai bezook dua kawan yg sedang dirawat selesai operasi otak. Saya memesan makanan yg disertai semangkuk sup bening rumput laut yg panas. Bibir atas sebelah kiri saya ada sariawan cukup besar krn tergigit. Saat ingin mencoba sup, tanpa sengaja sup panas tsb menyentuh sariawan ... Ooowuuwaaa perih man.
Masih muda namun takdir membuat keduanya terserang stroke pada waktu yg cukup berdekatan, mungkin hanya selang sebulan. Yang sudah sebulan dirawat (K1), alhamdulillah sudah sadar dan menjalani fisioterapi untuk membangunkan tubuh sebelah kirinya. Yang baru terkena sepulu hari lalu (K2), alhamdulillah sudah keluar ICU dan menanti kesadaran di kamar rawat biasa.
Dari sisi fisik luaran, kedua kawan saya ini perfekt. Namun kehilangan separuh kontrol di badan membuat mata kiri K1 tak dapat menangkap dengan baik cahaya/objek yg datang lewat mata kirinya padahal mata itu terbuka dan bergerak normal. Bibir dan lidah K1 pun hanya separuh bagian yg dapat merasakan meskipun semuanya tampak normal. Sementara kondisi K2 masih memprihatinkan, ia belum sadar, masih tampak seperti sedang tidur pulas. Organ tubuh (indra) yg tampak dari luar tak ada yg kurang. Namun disentuh, diraba, atau digoyang pun ia tak terjaga.
Kami mendoakan agar kedua kawan ini segera dapat memperoleh kesehatan seperti sediakala. Stabil dan dapat berkumpul dengan keluarga kembali.
Panasnya sup di bibir itu pertanda bahwa sensor indra di sana masih baik bekerja. Hanya kini lebih sensi, syukuri lah, jangan mengeluh. Allah Swt memang Maha Kuasa mengatur milyaran simpul-simpul saraf dan sensor di tubuh ini. Ada sistem yg terganggu meski hanya beberapa simpul atau helai benang saraf yg putus akan fatal akibatnya. Alat-alat indra yg enam hanyalah penerima informasi sementara pengolahan informasi yg diterima dan aksi/respon adalah fungsi otak. Jika jalur komunikasi receptor/transmitter/actuator ini terganggu atau putus maka kordinasi aksi-reaksi ini akan terganggu. Akibatnya si pasien tak mampu merespon dgn benar apa sinyal yg ia terima.
Dalam konteks lain, Allah Swt berfirman ... diberi mata tak (mau) melihat, diberi telinga tak (mau) mendengar ... Memang saya tak dapat memakai ayat tsb dalam kasus ini namun saya dapat mengerti bahwa ada lhoo orang yg matanya normal tapi tak bisa melihat, punya telinga tanpa cacat namun tak dapat mendengar.
Mudah-mudahan saya tak mudah berkeluh kesah lagi terhadap gangguan sariawan-sariawan yg belum seberapa ini. Dan yang lebih penting, mensyukuri nikmat kesehatan.
Saat sariawan di bibir maka daerah yg terluka itu menjadi sangat sensitif. Tersentuh air sedikit saja pedih, apalagi jika airnya cukup panas. Itulah yg terjadi saat saya menyeruput susu atau kopi panas beberapa hari lalu. Ayoyoh ... pedihnya, sampai ke nyut-nyut ke kepala.
Dengan sedikit kesal di hati, saya berkeluh [sensor].
Hingga suatu hari saya merenung saat usai bezook dua kawan yg sedang dirawat selesai operasi otak. Saya memesan makanan yg disertai semangkuk sup bening rumput laut yg panas. Bibir atas sebelah kiri saya ada sariawan cukup besar krn tergigit. Saat ingin mencoba sup, tanpa sengaja sup panas tsb menyentuh sariawan ... Ooowuuwaaa perih man.
Masih muda namun takdir membuat keduanya terserang stroke pada waktu yg cukup berdekatan, mungkin hanya selang sebulan. Yang sudah sebulan dirawat (K1), alhamdulillah sudah sadar dan menjalani fisioterapi untuk membangunkan tubuh sebelah kirinya. Yang baru terkena sepulu hari lalu (K2), alhamdulillah sudah keluar ICU dan menanti kesadaran di kamar rawat biasa.
Dari sisi fisik luaran, kedua kawan saya ini perfekt. Namun kehilangan separuh kontrol di badan membuat mata kiri K1 tak dapat menangkap dengan baik cahaya/objek yg datang lewat mata kirinya padahal mata itu terbuka dan bergerak normal. Bibir dan lidah K1 pun hanya separuh bagian yg dapat merasakan meskipun semuanya tampak normal. Sementara kondisi K2 masih memprihatinkan, ia belum sadar, masih tampak seperti sedang tidur pulas. Organ tubuh (indra) yg tampak dari luar tak ada yg kurang. Namun disentuh, diraba, atau digoyang pun ia tak terjaga.
Kami mendoakan agar kedua kawan ini segera dapat memperoleh kesehatan seperti sediakala. Stabil dan dapat berkumpul dengan keluarga kembali.
Panasnya sup di bibir itu pertanda bahwa sensor indra di sana masih baik bekerja. Hanya kini lebih sensi, syukuri lah, jangan mengeluh. Allah Swt memang Maha Kuasa mengatur milyaran simpul-simpul saraf dan sensor di tubuh ini. Ada sistem yg terganggu meski hanya beberapa simpul atau helai benang saraf yg putus akan fatal akibatnya. Alat-alat indra yg enam hanyalah penerima informasi sementara pengolahan informasi yg diterima dan aksi/respon adalah fungsi otak. Jika jalur komunikasi receptor/transmitter/actuator ini terganggu atau putus maka kordinasi aksi-reaksi ini akan terganggu. Akibatnya si pasien tak mampu merespon dgn benar apa sinyal yg ia terima.
Dalam konteks lain, Allah Swt berfirman ... diberi mata tak (mau) melihat, diberi telinga tak (mau) mendengar ... Memang saya tak dapat memakai ayat tsb dalam kasus ini namun saya dapat mengerti bahwa ada lhoo orang yg matanya normal tapi tak bisa melihat, punya telinga tanpa cacat namun tak dapat mendengar.
Mudah-mudahan saya tak mudah berkeluh kesah lagi terhadap gangguan sariawan-sariawan yg belum seberapa ini. Dan yang lebih penting, mensyukuri nikmat kesehatan.
No comments:
Post a Comment