Sebenarnya sudah tergesa pulang sore itu namun perut lapar membuat saya mampir ke sebuah Kopitiam. Waktu Magrib masih lebih dari sejam lagi, cukup bagi saya untuk mencapai rumah dengan memakai mrt/bus. Langsung saya memutuskan untuk memesan menu andalan di sebuah gerai makanan Jepun: salmon and chicken teriyaki set. Saat akan membayar, sang kasir wanita bertanya apa saya memiliki kartu langganan. Seingat saya memang ada tapi sudah lama tak memakainya. Cari cari sebentar, bertemu juga terselip di dompet. Bayar pakai kartu, lumayan diskon 10% dari harga resmi $5.80.
Saat menanti pesanan siap, saya pergi ke gerai minuman yg ada di tengah kopitiam tsb. Ada sekitar lima orang antri, melirik ke sekeliling, ternyata di dekatnya ada mesin otomatis untuk isi ulang (top-up) kartu langganan. Dalam hati saya berujar, nanti akan mampir mengecek kartu ini. Saya cek kartu sambil menenteng ice-tea-tarik, . Benar saja, kartu sudah expired sejak dua tahun lalu, alhamdulillah masih dapat terpakai :-) Namun anehnya tertera saldo (balance) $5.37 di monitor, persis angkanya dengan struk pembayaran makanan Jepun tadi.
Hah .. koq bisa. Lalu saya cek struk pembelian minuman yg sudah agak lecek di tangan, nah ini pun tak membantu. Saat menerimanya tadi saya tak perhatikan, ternyata kasir asal saja memberikan struk orang lain ke saya :-(
Waduh ... yg penting saya akan makan dulu, lapar nih, jam pun hampir mendekati jam 6 sore.
Usai makan, saya datangi kasir minuman tadi, jawabnya: "No problem, you just got wrong receipt".
Tak puas, saya memutari gerai minuman tadi dan bertemu seorang kasir senior di sisi lain. Jawabnya setelah mengecek kartu saya di mesin nya: "Hmm ... yes your card is expired but you can stll use it". Di sini saya benar-benar tidak to-the-point bertanya kasus tadi. Saya hanya menanyakan apa mesin kasir tsb dapat mengecek transaksi pembelian saya sebelumnya dan dijawab "No".
Bingung antara melupakan kasus ini atau perlu meluruskannya.
Satu sisi saya mau cepat pulang dan merasa ini bukan kesalahan saya. Di sisi lain ada ganjalan tes kejujuran dengan harga minuman 90c yg mungkin belum saya lunasi ini.
Rupanya, keinginan kuat pulang lebih dominan. Saya pacu kaki menuju Kent Ridge MRT sekitar 5-10 menit dari sana dgn berjalan. Masuk platform, ternyata MRT Circle Line berikutnya ke Paya Lebar masih enam menit lagi. Perlu sejam lebih untuk sampai rumah. Saat menanti itulah hati masih galau dgn kasus tadi.
Lupakan, Jangan, Lupakan, Urus balik lagi ...
Akhirnya saya putuskan untuk kembali. Terserah lah, kasir-kasir tadi akan bingung atau tidak. Kegalauan saya lebih penting. Saya minta petugas pintu masuk MRT untuk membatalkan (cancel) ez-link saya saat masuk tadi dengan alasan ada urusan yg kelupaan. Petugas memindai (scan) ez-link dan membukakan pintu keluar ... "I have cancel the last deduction on your card and you can exit from the first door". Sip lah, dengan berlari kecil saya naik eskalator yg super tinggi dan terjal balik ke NUH Main Building dan berlari kecil menuju kopitiam tadi.
Urusan yg harus selesai. Last effort.
Balik saya ke kasir senior dan kali ini meski sabar menanti karena ada seorang pelanggan di depan saya yg pesan es kacang. Rasanya 5 menitan itu lama sekali hingga akhirnya giliran tiba untuk menjelaskan lagi apa mau saya.
Saya: "I am not sure if I can pay my ice tea here with this card. I checked the balance in the top-up machine and it seems it was not deducted when I bought the ice tea. Please check and if I can not use that card, I don't mind paying cash $1."
Kasir senior: (setelah mengerti apa mau saya, ia bawa kartu tsb ke mesin kasir tempat saya memesan minuman tadi). "Now it is Ok sir, I think my friend forgot to press the ice-tea button when tapping my card. No transaction before. Now I deducted 90c from your card".
Saya: "Yes, thank you"
Lega meski harus bolak balik dan 20 menitan habis untuk urusan ini. Alhamdulillah bisa pulang tanpa beban sekarang. Saya putuskan untuk ambil taksi mengingat jam sudah menunjukkan 18:30. Untuk sampai sebelum Magrib saya tak mungkin pakai mrt/bus.
Moral of the story:
Be a careful customer, always check your transaction and keep the right receipt.
If unsure, ask the right question and confirm.
Forget means wasting your time, energy, (in this case) more money, and carrying your unpaid-debt guilty all your life :-)
Saat menanti pesanan siap, saya pergi ke gerai minuman yg ada di tengah kopitiam tsb. Ada sekitar lima orang antri, melirik ke sekeliling, ternyata di dekatnya ada mesin otomatis untuk isi ulang (top-up) kartu langganan. Dalam hati saya berujar, nanti akan mampir mengecek kartu ini. Saya cek kartu sambil menenteng ice-tea-tarik, . Benar saja, kartu sudah expired sejak dua tahun lalu, alhamdulillah masih dapat terpakai :-) Namun anehnya tertera saldo (balance) $5.37 di monitor, persis angkanya dengan struk pembayaran makanan Jepun tadi.
Hah .. koq bisa. Lalu saya cek struk pembelian minuman yg sudah agak lecek di tangan, nah ini pun tak membantu. Saat menerimanya tadi saya tak perhatikan, ternyata kasir asal saja memberikan struk orang lain ke saya :-(
Waduh ... yg penting saya akan makan dulu, lapar nih, jam pun hampir mendekati jam 6 sore.
Usai makan, saya datangi kasir minuman tadi, jawabnya: "No problem, you just got wrong receipt".
Tak puas, saya memutari gerai minuman tadi dan bertemu seorang kasir senior di sisi lain. Jawabnya setelah mengecek kartu saya di mesin nya: "Hmm ... yes your card is expired but you can stll use it". Di sini saya benar-benar tidak to-the-point bertanya kasus tadi. Saya hanya menanyakan apa mesin kasir tsb dapat mengecek transaksi pembelian saya sebelumnya dan dijawab "No".
Bingung antara melupakan kasus ini atau perlu meluruskannya.
Satu sisi saya mau cepat pulang dan merasa ini bukan kesalahan saya. Di sisi lain ada ganjalan tes kejujuran dengan harga minuman 90c yg mungkin belum saya lunasi ini.
Rupanya, keinginan kuat pulang lebih dominan. Saya pacu kaki menuju Kent Ridge MRT sekitar 5-10 menit dari sana dgn berjalan. Masuk platform, ternyata MRT Circle Line berikutnya ke Paya Lebar masih enam menit lagi. Perlu sejam lebih untuk sampai rumah. Saat menanti itulah hati masih galau dgn kasus tadi.
Lupakan, Jangan, Lupakan, Urus balik lagi ...
Akhirnya saya putuskan untuk kembali. Terserah lah, kasir-kasir tadi akan bingung atau tidak. Kegalauan saya lebih penting. Saya minta petugas pintu masuk MRT untuk membatalkan (cancel) ez-link saya saat masuk tadi dengan alasan ada urusan yg kelupaan. Petugas memindai (scan) ez-link dan membukakan pintu keluar ... "I have cancel the last deduction on your card and you can exit from the first door". Sip lah, dengan berlari kecil saya naik eskalator yg super tinggi dan terjal balik ke NUH Main Building dan berlari kecil menuju kopitiam tadi.
Urusan yg harus selesai. Last effort.
Balik saya ke kasir senior dan kali ini meski sabar menanti karena ada seorang pelanggan di depan saya yg pesan es kacang. Rasanya 5 menitan itu lama sekali hingga akhirnya giliran tiba untuk menjelaskan lagi apa mau saya.
Saya: "I am not sure if I can pay my ice tea here with this card. I checked the balance in the top-up machine and it seems it was not deducted when I bought the ice tea. Please check and if I can not use that card, I don't mind paying cash $1."
Kasir senior: (setelah mengerti apa mau saya, ia bawa kartu tsb ke mesin kasir tempat saya memesan minuman tadi). "Now it is Ok sir, I think my friend forgot to press the ice-tea button when tapping my card. No transaction before. Now I deducted 90c from your card".
Saya: "Yes, thank you"
Lega meski harus bolak balik dan 20 menitan habis untuk urusan ini. Alhamdulillah bisa pulang tanpa beban sekarang. Saya putuskan untuk ambil taksi mengingat jam sudah menunjukkan 18:30. Untuk sampai sebelum Magrib saya tak mungkin pakai mrt/bus.
Moral of the story:
Be a careful customer, always check your transaction and keep the right receipt.
If unsure, ask the right question and confirm.
Forget means wasting your time, energy, (in this case) more money, and carrying your unpaid-debt guilty all your life :-)
No comments:
Post a Comment