Feb 5, 2011

Al-Quran Menyinggung Saya

Akhlak Rasulullah SAW itu Al-Qur'an : Tulisan 3 dari 4

Akhir-akhir ini saya enggan membaca al-Quran, mengapa ya ?
Sepertinya kalimat2 dalam al Quran itu menyinggung saya.
Mengapa tingkah laku kaum kafir itu sering sama dengan kelakuan saya.
Mengapa banyak sifat kaum munafik yang ada pada saya
Sementara banyak kemuliaan sikap kaum mukmin yg tidak ada pada diri saya.


Sungguh sebuah peringatan halus yg amat mengena bagi orang-orang yg selalu ingin menjaga sifat, sikap, dan tingkah lakunya agar tidak sampai terjerumus pada sesuatu yang dimurkai Allah SWT.

Di dalam al Quran dalam surat at-Taubah ayat 71 diterangkan sifat kaum beriman:
"Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka
(adalah) menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka ta'at kepada Allah dan Rasul-Nya. ..."

Beberapa ayat sebelumnya, yaitu di ayat 67:
"Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang mungkar dan melarang berbuat yang makruf dan mereka menggenggamkan tangannya. ..."

Perhatikan bagaimana Allah merekamkan sifat golongan mukmin dan munafiq utu dengan sangat jeli/teliti. Kata "awliyaa" yg merupakan jama' dari kata "waliy" (sahabat sejati penolong/pembela/kekasih) dipasangkan dgn orang2 mukmin sementara kata tsb tidak terdapat pada ayat tentang orang2 munafiq.

Bagi orang munafiq TIDAK ADA sahabat sejati, sifat mereka semua sama saja (setali tiga uang), semua diukur berdasarkan kepentingan. Di saat kepentingan sebagian orang munafiq yg satu dgn sebagian yg lain adalah sama maka mereka berkawan, sementara bila berbeda kepentingan mereka adalah bermusuhan. Bagi orang2 beriman mereka semua adalah bolo' (bhs Jawa = saudara/sahabat) yg memiliki kepentingan tunggal yaitu mendapatkan ridha Allah. Lalu timbul pertanyaan, mengapa masih sering terjadi umat Islam berseteru sesama mereka ? Jawabnya adalah mungkin mereka tidak membaca ayat-ayat ini atau sudah membaca namun belum mengerti/mengamalkannya.

Gus Mus memberi definisi ringkas tentang orang Islam dan non-Islam. Golongan non-Islam terbagi menjadi dua yaitu kafir biasa (jelas2 tidak percaya Allah bisa jadi penyembah berhala, atheis, dll) dan kafir musyrik (percaya Allah sebagai Tuhan yang Menciptakan namun juga masih percaya kuat dengan thagut-thagut selain Allah). Golongan Islam terdiri dari orang2 mukmin dan orang2 munafiq.

Setelah Rasulullah SAW tiada
Di zaman beliau masih hidup, banyak sahabat berkunjung (sowan) ke kediaman beliau. Biasanya cukup dengan memandang wajah beliau yg bersih dan tenang itu, sudah lupa para tamu tsb dgn masalah yg mereka hendak kemukakan. Pikiran sumpek, kesal, pusing langsung hilang seketika saat bertemu :-)

Namun apa yg dapat kita lakukan kini setelah beliau tiada ?
  • Dengan memperbanyak salawat, di kala tiada yg dikerjakan lidah.
  • Mengkaji ulang buku panduan (al-Quran) dan hadits.
  • Mengikuti sahabat r.a (Companions) siapa saja yang masih dapat ditemui), para tabi'in (Followers), para tabi' tabi'in (Successors).
    Sesungguhnya barangsiapa yang hidup sepeninggalku akan melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib atas kalian untuk berpegang dengan sunnahku dan sunnah khulafaur rasyidin yang mendapatkan petunjuk sesudahku. Pegang teguhlah sunnah tersebut dan gigitlah ia dengan gigi geraham kalian, berhati-hatilah kalian dari perkara-perkara yang baru, karena sesungguhnya setiap perkara yang baru adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

    Para sahabat adalah orang-orang yang lebih mengetahui seluk-beluk Al-Qur’an karena mereka hidup pada zaman diturunkannya Al-Qur’an dan mendapatkannya langsung dari Rasulullah SAW. Oleh karena itu, penafsiran dan pemahaman para sahabat paling benar dan selamat. Mereka juga paling mengetahui keadaan Rasulullah SAW, perbuatan, dan ucapan beliau sehingga merekalah orang yang paling paham tentang As-Sunnah.

    Di samping itu, Rasulullah SAW menyebutkan tiga generasi yang beliau persaksikan kebaikannya melalui sabdanya, yang artinya, “Sebaik-baik manusia adalah generasiku , kemudian yang mengikuti mereka , kemudian yang mengikuti mereka .” (HR. Bukhari dan Muslim)
  • Mempelajari ilmu dari 'alim 'ulama.
    "Ulama adalah pewaris para nabi" (HR at- Tirmidzi)
Perumpamaan Gus Mus, umat Islam yg hidup di zaman sekarang ini sudah ibarat mengambil air dari muara. Sudah banyak bercampur dan kualitas nya tidak sebaik mata air yg jernih di saat Rasulullah SAW masih hidup. Tiap orang berkewajiban belajar dari sumber dan guru yg benar agar tetap dapat beramal ibadah dengan benar.

Gerakan shalawat dan istighfar
Dalam surat al Anfal ayat 33, Allah berfirman: "Tetapi Allah tidak akan menghukum mereka, selama engkau (Muhammad) berada diantara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan menghukum mereka, sedang mereka (masih) memohon ampuna ...."

Hikmah yang dapat diambil adalah hidupkanlah salawat di mana saja dan kapan saja kita berada. Ini salah satu refleksi cinta pada Rasulullah SAW, menghidupkan keyakinan bahwa kita adalah umat yang cinta dan mengikuti sunnah dari beliau meskipun sudah tak ada di tengah kita. Salawat adalah salah satu amalan yg boleh ditunjukkan / tak perlu disembunyikan ujar Gus Mus. Perbanyaklah istighfar untuk memohon ampun atas dosa/kesalahan baik yg tidak atau disengaja dan menghindarkan malapetaka sebagaimana ayat ini menyebutkan.

Allahumma shalli 'alaa Muhammad
[sebelumnya] [bersambung]

No comments:

Post a Comment