Namun jauh lebih ramai lagi orang2 yg senang dengan notifikasi. Jelas dong, ini memang fungsinya, pesan singkat membuat siapapun dpt dihubungi dimana saja, sinyal nyambung terus. Meski kurang dari 160 huruf, SMS adalah sebuah ketagihan (addiction) sejak 10 tahun belakangan ini. Setelah SMS, ada tweet (140 huruf), chat, buzz, dan tentunya dering HP itu sendiri. Seorang teman punya definisi praktis tentang ketagihan. Menurutnya, asalkan sesuatu (dapat berupa benda, kegiatan, dll) itu telah membuat seseorang mengabaikan hal2 penting lain yg wajib atau bernilai kemaslahatan (baginya) maka itulah ketagihan.

Telungkupkan HP itu untuk sementara sehingga kita tak menjadi laron yg senang terbang mendekati sinar yg terang. Meski kita hanya shalat di rumah entah sendiri atau berjamaah, matikan deringnya. Pengalaman pribadi di rumah, kadang saya lupa mematikannya dan alhasil saat shalat/zikir terdengar bunyi telp/pesan yg masuk. Tips saya, jangan ladeni notifikasi itu. Meski shalat sudah usai dan kita sedang berzikir/baca al-Quran. Mana tahu pesan yg datang hanyalah spam/iklan (ini bisa diacuhkan), isi pesan yg membuat kening berkerut utk berfikir apa maksud dan balasannya (konsentrasi terganggu), atau pesan yg membuat kita terlompat dan harus meninggalkan aktivitas ibadah saat itu juga (paling jelek).
Itulah sekilas cobaan dari sebuah pesan singkat, sebuah perangkat komunikasi yg dapat menyapa pemakainya kapan dan dimana saja. Sebagai penguasa merdeka dari hati dan otak, kita punya kemampuan untuk mengatur/mengurangi hal2 dari luar yg dapat menginterupsi kegiatan ibadah. Tak ada ruginya menunda 10 menit untuk menyelesaikan ritual shalat/zikir/baca Quran karena ini jelas lebih utama. Keutamaan untuk memelihara kanal komunikasi langsung tanpa perantara dengan Sang Pencipta, kanal utk mengadukan harapan/keinginan/keampunan/ketenangan ... dan tak mudah utk membuat saluran sebagaimana yg kita tahu. Perlu niat, konsentrasi, dan kesungguhan hati yang luar biasa ! Jelas amat rugi jika jalur online yg telah terbentuk ini buyar bubar hanya karena ada pesan iklan masuk ?
Yaa Muqallibal quluub tsabbit qalbii 'alaa diinika wa 'alaa tha'atiq.
Wahai Dzat yang membolak-balik hati manusia, tetapkanlah hati ini dalam agama dan ketaatan kepadamu.
*Foto dari kolega ST saat ustadz Jeffry al Buchory mengisi Maulid Rasul di KBRI (SI Feb 2011)
No comments:
Post a Comment