Apr 30, 2011

Taman Surga April


Apabila kalian melewati taman-taman surga maka hadirilah. Lalu para sahabat pun bertanya, 'Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan taman-taman surga itu?' Rasulullah SAW menjawab, 'Majelis-majelis zikir.' Allah memiliki sepasukan malaikat yang selalu berkeliling mencari majelis-majelis zikir yang jikalau mereka menemukannya, maka majelis tersebut akan dipenuhi malaikat-malaikat itu. (Anas bin Malik dalam HR At-Tirmidzi).

Itulah prolog yg dibawakan Dr. Agus Setiawan, Lc.MA dalam Saung Istiqamah April 2011.
Inti ceramah beliau adalah tentang Keindahan Islam yang bermuara pada karakteristik Islam itu sendiri. “Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya baik baginya dan kebaikan itu tidak dimiliki kecuali oleh seorang mukmin. Apabila ia mendapat kesenangan ia bersyukurdanitulah yang terbaik untuknya.Dan apabila mendapat musibah ia bersabar dan itulahyang terbaik untuknya.” (HR Muslim).


Ada lima karakteristik Islam yg disampaikan dalam sesi ceramah:


(1) Rabbaniyah

Islam bersumber langsung dari Allah.
Beberapa konsekuensi setelah memahami sifat ini adalah:
  1. Percaya bahwa taqdir dari Allah pasti bagus/baik untuk kita.
    (Kullu maa qaddarallaahu khaiyr)

    Ibn Taimiyah dalam kitab Majmu Fatawa nya mengisahkan di masa dahulu ada seorang raja dan seorang mentrinya yang amat setia. Di suatu hari tanpa sengaja jari sang raja terluka saat memotong buah. Melihat kejadian tadi, sang menteri tanpa diduga berujar bahwa kejadian itu baik bagi raja. Jelas saja raja kaget dan marah, dengan emosi ia menyuruh pengawal nya menangkap menteri tsb dan menjebloskannya ke penjara. Mengetahui hal ini menteri tidak melawan, ia berkata inilah taqdirku dan saya yakin ini bagus. Selang beberapa hari kemudian, raja ingin pergi berburu. Biasanya ia ditemani oleh menteri setianya yg kini sedang mendekam di penjara. Akhirnya ia ditemani oleh pejabat-pejabat istana yg lain. Saking semangatnya berburu di dalam hutan, raja terpisah dari rombongan dan tersesat. Malang tak dapat ditolak, tanpa diduga raja bertemu dgn warga kanibal yg tak mengenal peradaban  manusia yg sejak dulu menghuni hutan. Mereka menangkap raja dan dibawanya menghadap kepala suku mereka. Seisi kampung kanibal bersorak sorai, menyambut mahluk yg akan dipersembahkan sebagai "qurban" pada dewa mereka. Sebelum sang raja malang tadi diikat di tiang gantungan, seorang pemuka kepercayaan kaum tsb memeriksa tubuh sang raja dengan teliti. Tiba-tiba tampak olehnya bekas luka di jari raja yg baru terjadi bbrp hari yg lalu. Hmm ... sambil menggelengkan kepala tanda kurang senang, pemuka kepercayaan tadi memaklumkan kepada seluruh warga bahwa ada cacat pada calon qurban, sehingga sang raja tak layak dipersembahkan. Sang raja pun dilepas begitu saja, selamat !

    Raja pun dapat menemukan jalan pulang ke istananya dan langsung ia menemui menterinya di penjara. Ia menceritakan seluruh kisah tadi dan berterima kasih pada sang menteri yg telah mengajarinya ilmu yg sangat berharga. Sang menteri pun dibebaskan dan kembali hidup di istana. Andaikan sang menteri yg setia ini tidak dikurung di penjara dan menemani raja berburu, bisa jadi ia yg akan dikorbankan karena tubuhnya tak memiliki cacat :-)

    Ini dirangkum dalam sebuah hadits Qudsi: "Wahai hamba Ku, kalian punya keinginan, Aku juga punya keinginan. Jika engkau ridha dengan apa keinginan Ku maka akan Ku jadikan mudah segala urusanmu. Jika engkau tidak ridha dengan keinginan Ku maka akan Ku jadikan beban bagimu."

    Dengan menghayati/meyakini kenyataan ini maka hidup ini akan nyaman, tenteram, dan tidak stres.

  2. Pemberi rezeki itu Allah Swt.
    Secara umum kita memahami bahwa manusia mencari rezeki namun pada hakikatnya rezeki pun mencari manusia. Dikisahkan seorang penjual buah yg menawarkan dagangannya di sepanjang kali Malang (Jakarta) dimana berpuluh pedagang buah lainnya juga berada di sana. Sang pedagang buah tak pernah khawatir bahwa ia akan kesulitan pembeli krn "banyak saingan", semata-mata ia yakin bahwa rezeki itu datang dari Allah.

    Seorang tabi'in bernama Fudhail bin Iyadh pernah berkata "Rezeki tak akan pernah tertukar dengan yang lainnya". Hal ini menunjukkan bahwa intelektualitas semata bukan tolak ukur keyakinan kepada Allah Swt dan Allah Swt melimpahkan rasa tentram di hati hamba-hamba Nya yang percaya akan rezeki yg Ia janjikan bagi tiap orang yg berusaha.
(2) Insaniyah

Islam itu cocok dengan fitrah manusia. Tidak ada satupun ajarannya yang bertentangan dengan jiwa manusia (humanistik).
Contoh: Allah Swt menciptakan segala sesuatu berpasangan (Qs 36:36).


(3) Syumuliyah

Islam itu lengkap, mencakup semua bidang kehidupan manusia (universal).
Contoh: 
  • Pembinaan manusia yg meliputi jiwa, akal, badan.
  • Syariat perkawinan yg mencakup aspek pendidikan lengkap: agama, kejiwaan, kesehatan, keuangan.
  • Pahala/keutamaan sedeqah yg tidak hanya didominasi oleh orang mampu (kaya).


Ustadz bercerita tentang kisah tukang becak yg dapat rezeki naik haji ke Mekkah atas keikhlasan beliau yg tak pernah mengambil minta bayaran becak tiap hari Jumat.


(4) Waqi'iyah

Dapat diamalkan oleh siapa saja meskipun manusia berbeda latar belakang, kekayaan, pendidikan, jenis kelamin dll. Nilai-nilai Islam sangat realistis yg artinya tidak dimonopoli sebagian orang/kelompok.
Contoh: 
  • Kisah orang biasa yg ingin menyemen tanah di samping rumahnya utk dijadikan TPA.
  • Kisah mualaf di Inggris yg langsung menyumbang $1000 bagi pendirian masjid (padahal baru 2-3 hari jadi muslim). 
  • Shalat qashr (meringkas) hanya dapat dilakukan saat safar (dalam perjalanan) sementara jama' boleh dilakukan tanpa safar sekalipun mis. sedang sakit (operasi sebelum zuhr, siuman sesudah ashr),  menanti lahirnya bayi sebelum masuk ruang bersalin, kesukaran mendapat izin shalat di tempat kerja (genting ditinggalkan jika belum ada yg menggantikan), macet di jalan, wudhu di toilet umum, wudhu dgn air hangat di saat musim dingin, dll.

Sedekah yg paling besar nilainya adalah engkau bersedekah di saat badanmu sehat dan tak ingin mati, di saat ada rasa tamak berambisi mengejar kekayaan, dan ada rasa bakhil pada hatimu krn takut miskin (HR Bukhari).


(5) Wasathiyah
 
Seimbang, moderat. Sesuai sunnatullah pembinaan manusia tidak hanya menekankan pada unsur ruh saja atau jasad saja, tetapi dilakukan bersamaan.





No comments:

Post a Comment