Dec 17, 2011

Dua Pengembara

Membaca kisah benda terbang tanpa awak (spacecraft) yg mengembara sejak akhir 1977 ini mengingatkan saya pada pelajaran IPBA (ilmu pengetahuan bumi dan antariksa) saat duduk di SMP. Duo benda terbang yg survive di angkasa luas dan saat ini sudah jauh melampaui kesembilan planet yg kita kenal dalam solar system tanpa henti semenit pun, sambil mengambil foto-foto benda langit yg diperintahkan stasiun pengendali dari bumi. Tujuan utama peluncuran adalah utk mengamati dari dekat (flyby) planet-planet luar (Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus) beserta satelit-satelit yg mengelilingi tiap planet tsb. Si sulung bernama Voyager-2 (V2) diluncurkan pada bulan Agustus (20.08) sementara saudaranya bernama Voyager-1 (V1) yg diluncurkan dua minggu kemudian (05.09) dari tanjung (Cape) Canaveral Florida (US). Posisi V1 jauh meninggalkan V2 saat tulisan ini dibuat.

Hingga lebih dari 34 tahun pengembaraan (sehingga mereka dinobatkan sebagai pesawat luar angkasa tanpa awak yg mengangkasa paling lama dalam sejarah manusia) tidak ada tanda-tanda keduanya akan berhenti. Keempat planet luar tadi telah sukses diamati berikut satelit-satelitnya:
  • Jupiter, jarak dari matahari 5.2 AU, dikunjungi Maret (V1) dan Juli 1979 (V2).
  • Saturnus, jarak 9.5 AU, dikunjungi November 1980 (V1) dan Agustus 1981 (V2).
  • Uranus, jarak 19.6 AU, dikunjungi Januari 1986 (V2).
  • Neptunus, jarak 30 AU, dikunjungi Agustus 1989 (V2).
Untuk pengetahuan, satuan jarak yg dipakai bukannya kilometer lagi melainkan AU (Astronomical Unit), dimana 1 AU adalah sekitar 150 juta km setara dengan rata-rata jarak dari matahari ke bumi. Terbayang  kalau kita masih memakai satuan SI sejenis kilometer (km) bakal berbusa-busa mulut menyebutkan jaraknya :-) Sebagai perbandingan dalam urutan planet dalam: jarak Mars ke Bumi adalah 0.5 AU, Venus terletak di tengah Bumi dan Merkurius, dan jarak Merkurius ke Matahari adalah 0.4 AU. Jarak 1 AU dapat ditempuh V1 dalam waktu 100 hari, sehingga sampai saat tulisan ini dibuat (12515 hari) ia telah mencapai jarak lebih dari 18 milyar km dari bumi !


Jarak Matahari ke … (AU) (km)
Bumi 1 1.496E+08
Mars 1.5 2.244E+08
Jupiter 5.2 7.779E+08
Saturnus 9.5 1.421E+09
Uranus 19.6 2.932E+09  = 3 milyar km
Neptunus 30 4.488E+09
Batas Tata Surya ???

Keliling bumi (ekuator)
40075.16
Jarak Bulan ke Bumi
384403  = 1/400 jarak Bumi ke Matahari
Posisi dari Bumi

Masa terbang hingga saat ini
Voyager 1 119.98 1.795E+10 34 th 3 bl 12 hr
Voyager 2 97.96 1.465E+10 34 th 3 bl 26 hr
Kecepatan Voyager


Voyager 1

17,26 km/detik
Voyager 2

15,464 km/detik
Pengiriman pesan

1 detik = 300000 km  ( C )
Bumi ke Voyager 1
1.660E+01 jam
Bumi ke Voyager 2
1.357E+01 jam

Misi kembar Voyager dilakukan menyusul keberhasilan dua misi sebelumnya yaitu Pioneer 10 (Maret 1972) dan 11 (April 1973) yang memiliki teknologi sama namun berukuran lebih kecil dan telah berhasil mengunjungi Jupiter dan Saturnus. Duo Pioneer pendahulunya tsb sudah dinyatakan hilang krn putus kontak sejak akhir 1990 an. NASA mencadangkan V1 dan V2, yg berbobot hanya 733 kg (cukup "ringan" karena sepadan dgn berat  sepuluh pria dewasa), tetap dapat "dihubungi" hingga 2025. Amat irit bahan bakar, hanya bermodalkan 420 Watt yg dihasilkan generator nuklir mini dengan asupan pelet Plutonium-238. Malahan dalam kondisi standby, Voyager hanya perlu daya listrik hanya 50% dari itu (setara tiga bohlam pijar komersial). Bekalan nuklir jelas lebih unggul dibandingkan tenaga surya mengingat faktor jarak dan penghalangnya di angkasa bebas.


Pada tanggal 4 November 2011, V2 menerima pesan kendali dari bumi. Pada posisinya saat itu, 98 AU atau sekitar 14.5 milyar km dari bumi, maka pesan (gelombang radio) tsb baru akan diterima oleh V2 kurang lebih 13.5 jam kemudian. Dan diperlukan waktu yg sama pula bagi V2 untuk mengirim konfirmasi balasan ke stasiun bumi. Awalnya saya tak percaya koq sinyal bumi tsb masih dapat diterima di posisi yg super jauh tsb ? Sinyal HP saja suka putus nyambung atau hilang sama sekali di satu kota atau sinyal pemancar radio FM dari Jakarta saja tak terpantau di Singapura. Memang komunikasi dilakukan hanya point-to-point tapi tentunya sukar untuk memastikan bahwa tiada sesuatu yg menghalangi lini penglihatan (line of sight) dari antena pemancar dan antena penerima dan berapalah kekuatan sinyal nya. Barulah setelah kaji ulang teori di gugel dapat diketahui bahwa hal ini dapat terlaksana dikarenakan:
  1. Pemakaian antena dengan diameter besar (super besar).
    Antena tunggal pada Voyager itu berdiameter 3.7 meter sementara deretan antena di stasiun bumi 34 meter. Bahkan di masa kini sudah ada yg jauh lebih besar (70 meter), dikenal dengan nama  DSN (deep space network) yg saling membentuk sudut 120°, dipasang di tiga tempat (California/US, Madrid/ES, Canberra/AU).
  2. Antena yg terarah (directional) saling berhadapan.
    Meskipun antena pada Voyager hanya berdaya kecil 23 Watt namun tetap ini lebih hebat 23 kali lebih kuat dibandingkan antena HP. Sementara itu di stasiun bumi kawanan antena-antena parabola berdaya tinggi hingga puluhan ribu Watt siap mengirimkan sinyal ke angkasa. 
  3. Mengandalkan gelombang pendek (frekuensi sangat tinggi dalam S-band, orde 3-10 GHz) yg relatif lebih kebal terhadap gelombang-gelombang pengganggu yg menginterferensi.Sehingga antena di bumi dapat mengandalkan rangkaian penguat daya yg sangat sensitif utk menerima sinyal yg lemah dari angkasa.
  4. Kecepatan data relatif rendah hanya 115.2 kbps dan tentunya juga memakai protokol yg sangat banyak memanfaatkan redundansi utk perlindungan data aslinya. Bilamana cuaca buruk atau ada penghalang yg signifikan sehingga komunikasi tak dapat dilakukan saat tsb maka akan dilakukan perekaman digital terhadap pesan hingga kapasitas 62 kb. Diharapkan sesudah itu komunikasi kembali jernih dan dapat dilakukan transfer data ke bumi.
Rupanya sejauh-jauh si kembar Voyager dan sahabat-sahabat nya berkembara masih belum dapat dipastikan dimanakah tepi tatasurya kita. Ini baru tatasurya yg artinya masih dalam cakupan gaya gravitasi matahari. Para peneliti masih meraba-raba dimanakah akhirnya, apa kriteria yg menjadikan ia batas, sementara yg tampak di foto-foto hanyalah selubung gas, partikel besar kecil, debu yg membentuk benda-benda langit dan "sampah-sampah" lain yg belum diketahui apa dan untuk apa. Menurut info di majalah TIME edisi awal Desember, V1 diharapkan akan "segera" memasuki daerah interstellar, sebuah wilayah dimana angin debu matahari sudah tak ada lagi (batas heliosphere), dgn kecepatan 1 milyar km per 3 tahun itu :-)

Maha Besar Allah dengan ciptaan Nya ini. Tatasurya adalah sebuah sistem di dalam galaksi Bimasakti (Milky Way) yg diperkirakan memiliki diameter 100-120 ribu tahun cahaya (light years = ly). Ini satuannya lebih maha duaahhsyath : 1 ly = 63240 AU = 10 triliyun km. Bimasakti merangkumi matahari dan sekitar 200-400 milyar matahari (bintang) lain dan ratusan milyar planet lain ! Jarak matahari dengan "matahari" lain terdekat (bintang Proxima  Centaury) adalah 4.22 ly dan jarak matahari dengan bintang paling terang yg dapat diamati dari bumi di malam hari (Sirius) adalah 8.6 ly. Andaikan "menumpang" Voyager 1, saya baru akan sampai di bintang terdekat tadi dalam masa 4.22 x 63240 x 100 hari = 73120 tahun. Belum lagi kalau mau berkunjung ke tetangga galaksi terdekat yg bernama cantik Andromeda, nah itu lumayan jauh juga sekitar 2.5 juta tahun cahaya dari Bumi (= 800 kilo parsec, satuan baru lagi nih he..he). Di alam semesta (universe) diduga bakal ada milyaran galaksi raksasa tanpa batas yg belum dapat dideteksi.

Sungguh tak akan selesai tulisan ini jika kajian terus dikembangkan. Di sini saja sudah terdapat hyperlink lebih dari sepuluh buah untuk membaca ayat-ayat kauniyah tsb lebih detail. Itupun baru dugaan sejauh kemampuan manusia dalam mencoba memahami rahasia Allah SWT. Masya Allah, Allahu Akbar ! Makin terasa begitu kecilnya Voyager dan begitu singkatnya umur manusia untuk menelusuri kekayaan alam tsb.

"Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya." (Qs adz-Dzariyat 51:47). Dan Allah Swt juga memberi kebebasan bagi manusia untuk dapat menjelajahi ciptaan Nya tsb dengan bekal kekuatan (iptek) spt disebut dlm Qs ar-Rahman 55:33. Alhamdulillah, tulisan akhirnya selesai dlm bbrp jam dgn modal bahasa Inggris dan tersedianya pusat rangkuman data sekelas google dan wikipedia. Sesuatu yg tentunya lebih sulit dilakukan pada saat saya SMP dulu. Lebih jauh tentang al-Quran dan astronomi dapat dibaca dlm karya Harun Yahya dan jika ingin mengkaji lebih dalam perlu buka buku/riset sendiri.

Mau menikmati tamasya bimasakti, enjoy the ride here !



No comments:

Post a Comment