Aug 16, 2010

Indonesian Embassy Singapore, Better Now

In my honest opinion the ambassadors try their best to service his country fellows here. Though more things can be done better, their warm-hearted openness to ideas and activities for everyone to fell at "home" and utilise the embassy facilities deserved a high appreciation. Kudos to our ambassador, Bapak Wardana and his on-the-ground staff. Same regards also applies to his wife (Ibu Masrifah/If Wardana) and her Dharma Wanita Persatuan (DWP = union wife squad) team to smoothen the succesful mission of Embassy functions. It is really as one said "There is no place like home" :-)

Yang saya bicarakan di sini adalah sebatas yang saya alami. Interaksi dengan KBRI Singapura semakin terasa intensif sejak dua tahun belakangan ini. Banyak hal yang telah dibenahi dengan baik terutama yang dirasakan sebagai warga negara Indonesia di sini.




  1. Situs KBRI yang informatif dan bermanfaat
    Buat siapa saja yang akan berurusan di sana (warga asing atau WNI), keren dan aksesnya cepat. Informasi lengkap, termasuk yang buat saya kagum waktu itu adanya bagian "Apa dan Siapa". Amat jarang ada institusi pemerintahan mau menampilkan sosok2 penting ini lengkap dengan foto dan kontak pribadi.

  2. KBRI jemput bola dalam artian mengundang organisasi2 yang dikelola WNI di sini untuk memanfaatkan fasilitas yang dimilikinya. Sudah beberapa kali event besar seperti seminar yang diadakan KBRI melibatkan banyak organisasi yang ada di sini. Meski inisiatornya tidak selalu datang dari KBRI namun segala fasilitas (termasuk pendanaan dan akses diplomatik khas) turut ditunjang sebagian atau sepenuhnya oleh KBRI atau DWP. Mengundang pembicara dari pemerintah, wakil rakyat, akademisi dll, dan KBRI mengundang WNI yang tinggal di sini untuk hadir. Satu hal yang perlu digarisbawahi yaitu KBRI adalah fasilitas negara milik rakyat Indonesia: sarana, operasional, dan gaji para pegawai dibiayai oleh pajak rakyat. Seyogyanyalah WNI yang paling berhak merasakan manfaat dari para pejabat, pegawai, dan fasilitas di gedung tsb :-)

  3. Memfasilitasi kegiatan relijius bulanan.
    Kantor2 diplomat di luar negeri (konjen atau kedutaan) sudah biasa menyelenggarakan acara-acara seremonial kenegaraan semacam hari kemerdekaan, ramah tamah di peringatan hari besar lain, perayaan keagamaan semacam Idul fitri, Idul Adha, Natal dll. Namun itu mungkin hanya sekali dalam setahun. Nah terobosan baru yang dibuat KBRI adalah memfasilitasi sahabat muslimin dan muslimat di kota Singapura untuk menimba ilmu agama setiap bulan lewat program Saung Istiqamah. Dan tidak hanya itu, adik-adik remaja dan anak2 pun juga dapat merasakan manfaatnya karena ada program2 khusus buat mereka.

  4. Menyalurkat Bakat Dagang
    Nah ini sudah tak dapat dipungkiri, KBRI selalu mengundang warganya yang memiliki naluri bisnis untuk turut memeriahkan bazar di setiap perayaan HUT RI. Mulai dari kelas amatir hingga komersil dari yang jual mak/min, pakaian, hingga kartu telepon, tiket pesawat, kirim uang, kirim barang dll. Apalagi sudah tak terhitung banyaknya "rekanan" yang sudah biasa menerima order catering untuk event2 di kedutaan, order spanduk, banner, panggung beserta perangkat audio/visual nya dll.

  5. Undangan Silaturahmi
    Wah kalau ini mungkin tak terhitung, asal ada tenaga dan waktu saja, silakan menjadi seksi sibuk di sana. Lumayan ada makan gratis selalunya lhoo ...
Yang amat berkesan buat saya dan mungkin teman-teman yang lain adalah akses masuk ke KBRI yang begitu mudah, tentunya selama ada kepentingan yang sudah mendapat izin. Adik-adik mahasiswa, ibu-ibu, ataupun pengurus acara ini-itu "bebas" (dan bertanggung jawab) mondar-mandir masuk halaman kedutaan tanpa harus melalui pemeriksaan ketat. Selain itu pihak staf kedutaan mulai meninggalkan kesan jaim birokrasi yang ketat, mereka mudah diajak bertukar alamat email atau nomor HP untuk kepentingan yg jelas.

Kemudahan akses ini membuat kawan-kawan saya di kantor yang berasal dari negara2 besar lain spt Australia, Cina, India, dll pun surprised dan iri, mengapa kedutaan saya itu begitu cair alias dapat membaur baik dengan warganya. Apalagi ada beberapa kedutaan asing di sini yang memang tidak memiliki lahan/bangunan sendiri sehingga tidak ada tempat untuk bercengkerama dengan warga negaranya. Buat warga negara lain, datang ke kedutaan adalah kegiatan yang membosankan kalau tidak mau dibilang menegangkan. Umumnya nuansa birokrasi dan pengamanan berlapis yang membuat ketaknyamanan tsb, ... sesuatu yg mungkin mirip dengan kondisi KBRI empat atau lima tahun yang lalu.

O..ya kemudahan akses di sini, sayangnya tidak didukung kemudahan public transport untuk mencapai KBRI :-( Masih perlu naik bus dan jalan kaki sekitar 500 meter dari halte bus yang terdekat dari sana. Naik taksi dari stasiun MRT terdekat (mis. Redhill) ongkosnya sekitar 4-5 dolle. Namun keamanan negeri ini dan suasana sekeliling jalan yg rindang pohon membuat jalan kaki menuju lokasi KBRI menjadi pengalaman yang menyenangkan sendiri ... asal jangan hujan lho ... :-)

Last but very important to note

Kehadiran mesjid Istiqamah di dalam KBRI sudah sejak lama membuat institusi ini populer bagi staf kedutaan dari negara lain (yang mayoritas Islam) seperti Malaysia, Brunei, Iran, dll. Para staf tsb sudah langganan shalat Jumat, Ied atau bahkan Tarawih di bulan Ramadhan. Tidak hanya rekan sesama diplomat, masjid pun ramai dikunjungi pakcik, makcik, abang, kakak, adik dari penduduk yang tinggal di dekatnya. Alhamdulillaah tanpa pemeriksaan, cukup katakan "Mau ke mesjid ..." , pak satpam akan membiarkan mahluk2 Allah berkopiah, berjubah atau bersarung itu untuk menikmati ibadah di dalam. Beberapa bulan lalu mesjid Istiqamah direnovasi dan diperluas sehingga mampu menampung lebih dari 700 orang di dalam. Dan kini acara bulanan SI adalah acara yang paling dinantikan umat muslim Indonesia di Singapura, menghadirkan ustadz-ustadz terkenal dari tanah air.

Update (31-08-2010)

Sama dengan tahun-tahun sebelumnya, jamaah dapat datang mengikuti acara berbuka, saat maghrib - isya - tarawih hingga witir berjamaah dan kadang plus ceramah dengan leluasa hingga malam hari (22:30 local time). Hidangan berbuka (ta'jil) dan penutup witir ramadhan pun melengkapi santapan jasmani dan rohani di tiap malam di masjid Istiqamah KBRI.

*****************

Mohon maaf bila tulisan ini bias terhadap manfaat yang saya rasakan secara pribadi - sebagai WNI yang tinggal di Singapura - selama satu dasawarsa tinggal di sini. Seperti yang diungkapkan di awal, peran aktif KBRI akan lebih bersinar apabila mereka dengan segenap fikiran dan kemampuan yang ada jeli mencari peluang bisnis, menggali potensi2 kerjasama yang menguntungkan masyarakat Indonesia baik di Singapura ataupun di Indonesia , dan tak dilupakan dapat memberdayakan TKI lebih dari sekedar pekerja domestik yang begitu rentan perlakuan tak manusiawi dan bergaji rendah (melindungi dan meningkatkan taraf hidup mereka baik saat di sini maupun sekembalinya ke tanah air nanti). Semoga tak ada pihak-pihak yang merusak kepercayaan yang telah diberikan dan kenyamanan yang telah dirasakan bersama ini.

Dirgahayu 65 Indonesia ku !

No comments:

Post a Comment