(1) Nabi Musa a.s bertanya, 'Wahai Tuhan ku, siapakah hamba-Mu yang paling bertaqwa?'
Allah menjawab, "Yaitu orang yang selalu berzikir dan tidak lupa."
(2) Nabi Musa a.s bertanya, 'Wahai Tuhan ku, siapakah hamba-Mu yang paling banyak mendapatkan petunjuk? '
Allah menjawab, "Yaitu orang yang mengikuti petunjuk."
(3) Nabi Musa a.s bertanya, 'Wahai Tuhan ku, siapakah hamba-Mu yang paling bijak (adil dalam memberikan keputusan ?'
Allah menjawab, "Yaitu orang yang menghakimi orang lain sebagaimana ia menghakimi dirinya sendiri."
(4) Nabi Musa a.s bertanya, 'Wahai Tuhan ku, siapakah hamba-Mu yang paling banyak pengetahuannya ?'
Allah menjawab, "Seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan, tapi tidak pernah merasa puas dengan ilmu. la selalu menghimpun ilmu manusia ke dalam ilmunya (Ia banyak berusaha mengumpulkan ilmu orang untuk disatukan dengan ilmunya, dengan harapan agar ia mendapatkan satu kalimat yang dapat mengantarkannya kepada petunjuk atau menghindarkannya dari hal-hal yang tercela)."
(5) Nabi Musa a.s bertanya, 'Wahai Tuhan ku, siapakah hamba-Mu yang paling gagah (mulia) ?'
Allah menjawab, "Yaitu orang yang mampu membalas (kejahatan orang terhadapnya), tetapi ia menawarkan maaf atau ampunan."
(6) Nabi Musa a.s bertanya, 'Wahai Tuhan ku, siapakah hamba-Mu yang paling kaya?'
Allah menjawab, "Yang orang yang ikhlas dengan apa yang diberikan kepadanya."
(7) Nabi Musa a.s bertanya, 'Wahai Tuhan ku siapakah hamba-Mu yang paling miskin?'
Allah menjawab, "Yaitu orang yang senantiasa merasa kurang dan tidak pernah merasa puas dengan apa yang ada."
Sejalan dengan dialog Nabi Musa a.s nomor (6) dan (7) di atas, dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda: "Orang kaya itu bukanlah orang yang banyak harta, tetapi orang kaya itu adalah yang kaya jiwa. Dan jika Allah menghendaki kebaikan kepada seseorang, maka Dia akan menjadikan kekayaan dalam jiwanya dan ketaqwaan dalam hatinya. Dan jika Dia menghendaki keburukan kepada seseorang, maka Dia akan menjadikan kemiskinan itu di antara kedua matanya."
Dikutip dari Kisah Para Nabi (Pustaka Azzam),
terjemahan dari Qishashul Anbiya' oleh Abu Fida'Ismail Ibn Katsir (700-774H)
No comments:
Post a Comment