Aug 21, 2010

Udzkur kadza, Udzkur kadza

Bersyukurlah bagi sesiapa yg diberi nikmat: kesehatan, waktu luang dan tempat yang kondusif untuk memulai shalatnya.
Ada sebuah anekdot mengenai shalat yang cukup terkenal, "Kalau ada barang yang terlupa dimana letaknya, shalat saja, nanti akan ketemu". Maksudnya suasana hati dan fikiran yang tenang dalam shalat membuatnya tiba-tiba mampu mengingat-ingat dimana ia terakhir nampak barang yang terlupa atau hilang tsb. Jelas ini selintas mirip pelaku shalat mendapat ilham karena shalat yg dilakukannya, padahal justru ia tanpa sengaja melalaikan shalat. Kemungkinan besar syaithan lah yang memberi ilham, maklum saja malaikat, jin dan syaitan itu hidup satu dimensi lebih tinggi di atas manusia sehingga syaithan mampu "melihat" apa yang tidak mampu manusia lihat. Yang benar tentunya pada saat shalat ia khusyu, lalu selesai shalat ia meminta dalam doa untuk diberi petunjuk kira2 dimana barang yang hilang tsb.

Ternyata mengawal hati dan fikiran SEBELUM shalat adalah modal awal untuk memperoleh shalat yang berkualitas. Semuanya dipersiapkan sebelum kita memasang niat. Ingatlah hadits yang populer ini:

Abu Hurairah r.a berkata, “Jika adzan untuk shalat dikumandangkan, setan akan lari terbirit-birit sambil mengeluarkan bunyi kentutnya sehingga tidak mendengar adzan. Jika adzan telah usai diapun akan kembali menggoda. Ketika iqamah dikumandangkan setanpun akan lari hingga usai iqamah setan akan mendatangi orang yang shalat lalu membisikkan ke hati seseorang sembari berkata: ‘Ingat ini..ingat itu..’ setan mengingatkan apa-apa yang telah dia lupakan hingga seseorang tidak mengetahui berapa rekaat yang telah ia kerjakan.” (HR al-Bukhari)

Ada-ada saja cara syaithan mengganggu, umumnya fikiran ini "mulai" disibukkan dengan hal2 duniawi semacam urusan pekerjaan, ada yang harus dibuat terlebih dahulu sebelum shalat dengan alasan kenyamanan/keamanan, teringat harus menghidupkan komputer agar seusai shalat bisa langsung dipakai (maklum booting PC jadul ini luaaamaa banget !), teringat harus membalas SMS seseorang karena URGENT, mengingat hal2 yang sudah lama tak terfikirkan, ada ide cemerlang untuk suatu masalah, tiba2 ingat mau menelepon kawan dll atau bahkan sampai urusan ‘kebaikan’ yang tidak ada hubungannya dengan shalat akan teringat (Udzkur kadza, udzkur kadza = ingat itu, ingat itu).

Ujung2 nya shalat bisa tertunda atau hati menjadi tidak tenang saat akan mengucapkan niat dalam bertakbiratul ikhram. Ada kalanya syaithan sudah tidak bertindak aktif lagi dikarenakan sang pelaku sudah terbiasa lalai sebelum ia memulai shalat. Mungkin syaithan mencela: "Jangan nuduh saya terus dong ... itu sih fikiran kamu sendiri yang menciptakannya." Sama dengan orang yang tak pernah mengawal hawa nafsu jeleknya misalnya gosip, berkata kotor, marah, merokok, dll maka akan sulit juga baginya untuk mengawal hal2 tsb di bulan Ramadhan. Padahal di dalam bulan Ramadhan, syaithan sudah dibelenggu dan musuh terbesar kita adalah hawa nafsu.

Luar biasa ! Syaithan amat pandai membungkus sesuatu yang terlihat baik "untuk penting dan perlu difikirkan" di saat-saat genting akan shalat. Tujuannya jelas adalah merusak shalat tsb. Otak tiba2 menjadi kreatif atau kadang hiperaktif. Belum lagi kalau ada objek di dekat kita yang juga dapat menjadi sesuatu yang mengalihkan perhatian seperti shalat di dekat TV, radio yang masih terdengar suaranya, surat kabar, HP (most dangerous one is the smart one with tons of games, song, application) atau objek hidup yg dapat diajak ngobrol atau bergurau :-(

Kondisi akan bertambah parah apabila kita belum mampu menghadirkan konsentrasi penuh saat niat dan bertakbir. Saat memasang niat, lupa ini untuk shalat berapa rakaat, berimam atau menjadi imam, dan saat mulai membaca takbiratul ihram "Allahu Akbar" , ragu apakah takbir yang dilakukan itu sudah sah atau belum sah sehingga terpaksa mengulanginya lagi. Sahabat Rasulullah SAW yaitu 'Utsman bin Abil 'Ash datang kepada Rasulullah dan mengadu, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya syetan telah hadir dalam shalatku dan membuat bacaanku salah dan rancu". Rasulullah SAW menjawab, "Itulah syetan yang disebut dengan Khinzib. Apabila kamu merasakan kehadirannya, maka meludahlah ke kiri tiga kali dan berlindunglah kepada Allah SWT. Akupun melakukan hal itu dan Allah SWT menghilangkan gangguan itu dariku" (HR. Muslim). Tentu meludah di sini jangan diartikan harfiah meludah ke karpet atau lantai mesjid yang bersih. Di zaman Rasulullaah, mesjid itu masih beralaskan tanah saja.

Last minute suprises
Jadi kondisi kondusif sebelum shalat itu adalah penting. Dengan kenyamanan suasana, diharapkan hati sudah terkondisikan untuk kegiatan shalat. Setelah itu fikiran pun perlu diistirahatkan sejenak dari hal2 duniawi, misalnya membaca email, menelepon/sms, diskusi dengan kawan, men-setup alat, me-run program tertentu, dll. Karena bisa jadi kejadian2 di menit terakhir sebelum berangkat wudhu utk shalat itulah yang akan menentukan kesuksesan niat dan takbiratul ikhram kita. Jangan karena "keisengan" melalaikan waktu sambil membaca Inbox ternyata datang email yang berisi tugas baru atau komplain telepon dari pelanggan, diskusi panas, atau setup/run program yang tiba-tiba tak jalan padahal sebelumnya oke-oke-saja dll. "Last minute suprises" ini akan sangat mengganggu dan bahkan shalat pun dapat tertunda jadinya, bukan tertunda dalam 5-10 menit bahkan berpuluh menit kemudian :-(

Mudah2an tips kecil di atas bermanfaat.


p.s Beberapa bahan di internet tentang sumber2 hadits yang dipakai (1), (2), (3)


No comments:

Post a Comment