Sesuai profesinya, agen ini tak ada bedanya dengan agen produk lain. Syarat utama menjadi agen ini jelaslah harus seorang muslimin atau muslimah. Tugasnya khusus yaitu memasarkan kebaikan yg bersumber pada kitabullah dan sunnah Rasulullah SAW. Ia hadir di mana saja, kapan saja, dan untuk siapa saja. Boleh jadi tak ada pelatihan khusus yg diperlukan, namun tujuan harus benar dan metode menyesuaikan dengan kondisi di lapangan. Uniknya, tak ada istilah khatam atau mahir dalam jenjang karir seorang agen kebaikan. Tiap agen dapat menyampaikan kebaikan lewat media apapun yang dimiliki -- ilmu, tulisan, cara bicara dgn pasangan/teman, bersikap ramah, menegur anak dll -- bahkan tanpa sadar atau terkesan menggurui.
Otomatis, tanpa skenario, krn memang sudah menjadi bagian gaya hidup. Semuanya alami tanpa direkayasa utk memamerkan kepintaran atau kefasihan. Alangkah ringannya terasa di hati sang agen yang melakukan kebaikan tanpa beban riya atau sombong. Si agen memang beramal tanpa pamrih waktu dan tempat. Tidak ada hari spesial baginya sehingga ia harus tiba-tiba khusyu atau memanjangkan shalat dan doanya. Ia tak memerlukan para pendengar setia saat membaca al-Quran dengan tartil penuh kehati-hatian. Ia tak mengkhususkan sadaqah terbaiknya utk mengejar popularitas atau terjebak dalam perangkap ujub (dlm hati mengakui kelebihan diri dari orang lain). Zikir dan Istighfar adalah latihannya di setiap saat agar terhindar dari musuh manusia nomor satu yg bernama iblis. Iblis memang tak pernah akan rela melihat seorang muslim beramal ikhlas dengan sukses ! Iblis tak kenal lelah berupaya mengeruhkan hati setiap pengamal kebaikan dengan riya (beramal utk dilihat), ujub (kagum diri), sum'ah (beramal utk populer/didengar), dan mann (membangkit-bangkitkan pemberian)*.
Di pulau kecil ini ada satu jenis agen yang cukup bonafid dan dicari ramai orang, namanya agen properti. Agen ini memasarkan rumah, toko, ruang kantor, gedung dll. Dalam menemukan penjual dan calon penyewa/pembeli, seringkali mereka harus saling bertukar info alias bekerja sama dengan agen-agen lain, baik yg berasal dari perusahaan yg sama atau berbeda. Tujuannya jelas, close the sales, nanti komisi penjualan ada hitung-hitungannya. Pola ini pun ternyata sudah lama ada dalam lingkup para agen kebaikan. Mereka berkumpul bertukar fikiran, mendengarkan tausiyah, bergabung dalam organisasi, dan bekerja sama antar organisasi utk satu tujuan mulia.
Bagi sang agen kebaikan, tanpa sadar tindakannya dibenarkan dalam hati oleh orang yg memperhatikannya, lalu diikuti, dan ditularkan pula ke orang lain. Bayangkan begitu hebat "komisi" pahala yg tercurah bagi si agen kebaikan. Senada dgn apa yg diungkapkan si pecinta ibadah Fudhail bin Iyadh, "Meninggalkan suatu amal karena orang lain adalah riya’. Sedangkan beramal karena orang lain adalah syirik. Adapun ikhlas adalah ketika Allah menyelamatkanmu dari keduanya”. Begitulah hari-hari yg dilalui si agen kebaikan:
Ia selalu punya niat untuk selalu menjadi lebih baik, tanpa sadar bahwa niat dan aksinya itu ternyata membuat orang lain menjadi lebih baik pula.
*Untukmu Kader Dakwah (ust Rahmat Abdullah)
No comments:
Post a Comment