Aug 8, 2008

Resiko Perawatan Akar Gigi (Bagian 1)

Antara dicabut dan perawatan saluran akar (root canal)

Topik sentral kesehatan di kuartal kedua tahun 2008 ini tak lain tak bukan adalah gigi. Siapa lagi kalau bukan gigi geraham kanan bawah (molar-2 atau M2) yang ternyata gagal ditambal. Rasa tiap jam nyeri dua malam yang saya alami dua minggu pertama setelah gigi ini ditambal tiba-tiba menjadi ngilu yang luar biasa saat minum susu kotak dingin dari kulkas. Langsung besoknya tanggal 15 Juli saya buat janji segera dengan klinik NDC dan diperiksa oleh dentist yang sama (drg Png Liu Lin).

Diawali dengan dua tes untuk menguji vitalitas syaraf gigi (pulp test) dan dilakukan perbandingan antara geraham yang normal (M1) di sebelahnya dengan M2 ini. Namanya tes arus listrik (electric pulp test) dan tes dingin (thermal pulp test). Intinya untuk melihat respon syaraf dari M2 baik terhadap arus listrik yang secara bertahap diperbesar dan sensitivitasnya terhadap dingin (sekitar -50 derajat C) yang dialirkan kepadanya. Hasilnya respon M2 amat lemah terhadap kedua tes ini. drg Png mengatakan syaraf M2 sudah berangsur mati dan akan mati total bila kondisi ini dibiarkan. Waktu itu saya masih bertahan dan mengatakan biar saja syarafnya mati dan gigi ini jadi kebal tak merasakan apa-apa, meski resikonya syaraf M2 akan busuk dan menjadi sarang bakteri … but it will not happen in short term soon ! Akhirnya saya pulang lagi, siggh … M2 jadi super sensitif hari itu, tersentuh lidah saja ngilu sekali. Lagi-lagi 2x24 jam saya hanya makan bubur :-(

Beberapa hari kemudian M2 pulih sementara saya bisa mengunyah dengan hati-hati di sana. Namun situasi tubuh tidak fit karena di akhir pekan tanggal 19 Juli timbul demam diiringi batuk. Memang hanya urusan dokter umum yang hanya meresepkan parasetamol untuk penahan sakit dan obat demam. Lalu sehat lagi beberapa hari tapi kini [runyam] sebab M2 berasa nyeri bilamana gigi ini dipakai untuk mengunyah. Jangankan mengunyah, ditekan dengan jari telunjuk saja sudah nyut-nyut rasanya. Pernah suatu waktu dan lewat gigi tsb, alamak ngilu sekali rasanya !

Akhirnya ke NDC lagi [emergency] tanggal 31 Juli. Saya berdiskusi lama sekali dengan drg. Png sebelum dia memulai pemeriksaan. Keyakinan saya memang syaraf M2 telah dirasuki bakteri-bakteri jahat dan akibat lubang yang besar tsb kemungkinan urat syaraf nya sudah menabrak "lapisan asing" yaitu bahan penambal gigi yang dipakai dua minggu sebelumnya. Tes vitalitas kembali dilakukan dan hasilnya lebih buruk, M2 benar-benar sudah tak bereaksi terhadap arus listrik dan kebal terhadap dingin ! Jadi rasa nyeri yang dirasakan itu disebabkan abses (atau bengkak) yang disebabkan bakteri sudah mendekati tempat dudukan gigi yaitu di gusi … oh cepat banget. Menurut drg, kematian syaraf alami ini ada yang berangsur lambat sekali sehingga tak terasa apa-apa atau cepat seperti kasus saya ini.

Dengan telaten dan sabar si mbak drg ini kembali berceramah dengan foto rontgen gigi saya, model gigi manusia, dan corat coret sana sini untuk menerangkan. Dari foto rontgen jelas tampak lubang yang dihajar gigi bungsu itu besar dan dalam: irisan melintang dari mahkotanya sampai ke dekat gusi ia tumbuh. Kesimpulan mbak dentist, M2 ini sudah tak dapat ditutup begitu saja karena bakteri sudah berhasil tembus duluan mencapai daerah sekitar syaraf gigi (pulp). Hanya ada dua opsi dicabut (paling cepat dan aman) atau perawatan saluran akar selama masih memungkinkan. Untuk opsi kedua ini dia akan konsultasi dulu ke seniornya, seorang konsultan. Tingkatan dentist di NDC ini (atau drg yang bekerja di rumah sakit pada umumnya adalah dentist, specialist, consultant, dan senior consultant dengan tarif dimulai dari SGD 60 untuk biaya konsultasi privat dan beringsut naik sekitar SGD 10-20 untuk senioritas selanjutnya).

Sore itu saya belum bisa memastikan mau dicabut atau root canal. Lagipula kan rusak di satu sisi saja, dan ada tiga sisi lainnya, jadi alternatif penyelamatan adalah lebih baik meskipun merobek dompet … root canal dengan subsidi PR di Singapura bisa kena SGD 1000 ! Itupun sebegai pasien subsidi saya harus menunggu antrian selama 6 - 9 bulan ke depan. Drg menyarankan pencabutan akar gigi terlebih dulu. Lubang (canal) akan dibuat untuk membersihkan syaraf gigi yang sebagian besar sudah mati ini dan selanjutnya ditambal sementara dulu. Dua minggu kemudian akan ditambal dengan lapisan permanen berwarna keperakan. Kenapa tidak langsung di root canal, ya karena saya pasien bersubsidi dan harus rela ngantri :-)

Alhasil sore hari 31 Juli itu M2 dikerjain lagi. Suntik bius lagi, bor lagi, urat syaraf nya dikeluarkan, lubang akar nya dibersihkan dengan berbagai cairan atau gas kimia (macam-macam rasa dan baunya macam bau tembakau, bau pemutih), dan sejam kemudian dipasang cengkeram dari logam mengkilat macam cincin (band) untuk mencegah geraham ini pecah bila [tak sadar] menggigit benda keras. M2 kini resmi jadi gigi mati dengan dua lobang besar di tempat akarnya yang dulu dan bertopi baja putih.

[bersambung]

2 comments:

  1. Mana sambungannya mbak aku juga punya same problem, jadi pengen tau pengalamannya, nti aku launch about my Root canal treatment experience BLOG soon

    ReplyDelete
  2. Kalau diklik kata [bersambung]itu akan masuk ke http://menata-hati.blogspot.com/2008/08/resiko-perawatan-akar-gigi-bagian-2.html

    ReplyDelete