Dec 20, 2010

Waktu Shalat di Bangalore

Pertama kali ke Bangalore setahun y.l (November 2009) saya sudah simpan jadwal shalat utk dua minggu. Mendarat siang hari, tiba di hotel langsung jama qashar zuhur dan ashr, dan berangkat ke kantor. Malam pulang kantor sama juga, jama qashar maghrib dan isya mengikut jadwal dari software athan. Sebelum tidur set alarm utk siap2 bangun subuh sekitar jam 5 pagi. Alhamdulillaah terbangun, ini tentu krn masih jetlag, perbedaan waktu 2.5 jam dengan Singapura menyebabkan mata sudah lebih awal terjaga sebelum pukul 5. Lalu saya shalat subuh dan lanjut dengan baca al-Quran. Tiba2 terdengar kumandang adzan sayup-sayup dari jendela hotel, padahal ini sudah lebih 30 menit dari jadwal yg saya punya. Lho mana yang benar nih ? Benar saja 30 menit kemudian, langit beranjak terang, mendekati syuruq (batas Subuh). Di Indonesia atau Singapura, rentang waktu antara fajr dan syuruq itu sekitar satu setengah jam.

Keterkejutan ini berbeda dibandingkan saat kami umrah Juni 2005 di Madinah. Saat itu azan, yg kami kira sudah Subuh, justru terdengar lantang satu jam sebelum jadwal sebenarnya. Rupanya itu tradisi di Masjid Nabawi, utk membangunkan jamaah menegakkan qiyamul lail.

Hari2 esoknya saya usahakan menunaikan Subuh setelah azan krn tentunya lebih tepat mengikuti masjid setempat. Selain utk menghindarkan keraguan bahwa saya shalat terlalu awal, toh di luar sana langit masih kelam. Setelah ada kesempatan untuk mengunjungi masjid lokal di bbrp tempat di sini dan memfoto jadwal shalat (shalat disebut Namaz dalam bahasa Urdu) yg terpajang di mesjid barulah dapat dijelaskan.


Bahwa memang terjadi perbedaan sekitar 30 hingga 60 menit dari jadwal yg didapat dari internet, baik dari azan islamicfinder maupun applikasi Accurate Times yang dibuat Mohammad Odeh (Islamic Crescents' Observation Project, Juni 2010), dengan jadwal yg dipakai di masjid. Hal ini juga terjadi utk shalat2 lain kecuali shalat Maghrib. Selalu mundur setengah hingga satu jam dari jadwal yg ada pada saya.
  • Utk shalat Jumat, ini mirip dengan praktek shalat Jumat di masjid2 yg diurus orang India di Singapura (macam masjid Angulia di Little India atau Maulana Ibrahim di bawah gedung UOB Raffless Place), yaitu mundur satu jam dari jadwal MUIS. Biasanya ada seorang ustadz yang akan mengisi ceramah selama satu jam dari jadwal "normal" hingga azan shalat Jumat dikumandangkan. Selanjutnya jamaah menunaikan shalat sunnah qabla Jumat, lalu khatib naik mimbar utk khutbah (bukan ceramah). Khutbah ini biasanya singkat, kombinasi 7 + 3 menit alias 10 menit.
  • Utk shalat Zuhr, azannya molor 1 jam. Berbeda dengan di Singapura dimana azan nya mengikuti jadwal internet/MUIS namun pelaksanaan shalata berjamaah nya 30 menit kemudian. Menurut saya ini hanya untuk menunggu jamaah berkumpul, dapat dimaklumi untuk memberi toleransi bagi orang2 berkumpul dari rutinitas kerja harian.
  • Utk shalat Ashr terjadi dua versi. Mengikut mazhab Syafii maka kita shalat sesuai jadwal yg dipakai di internet/MUIS sementara mengikut mazhab Hanafi (mayoritas di India ini) maka waktu Ashr itu satu jam kemudian.
  • Utk shalat Isya, waktunya mundur satu jam. Ini saya pun tak tahu alasannya, padahal azan Maghrib nya kan tepat waktu :-)
Dengan terjadinya perbedaan di atas tentunya ada sedikit kesulitan untuk menentukan batas-batas shalat, misalnya qadha (krn ketiduran misalnya), jama' taqdim atau jama' takhir, dan batas qiyamul lail. Di zaman awal keislaman sebelum penunjuk waktu bernama jam ditemukan, jadwal shalat jelas berpatokan pada tanda2 alam (matahari, ufuk, panjang bayang2 dll). Saat itu dan di tempat itu (gurun) amat mudah mengamati langit yg terbentang luas. Namun di masa kini ( dan di tempat2 lain) dimana fenomena2 alam sukar ditentukan karena faktor cuaca seperti mendung dan iptek sudah semakin maju dengan ditemukannya jam dan perhitungan2 astronomi yg semakin baik tentunya umat muslim dapat dengan aman berpegangan pada hitungan matematis yg juga digabung dengan data empiris di suatu tempat dalam memastikan waktu shalatnya.

catatan:
jadwal shalat di sebelah kiri atas dari islamic finder, kiri bawah dari masjid kecil dekat hotel, dan sebelah kanan diambil dari masjid jami terbesar di pusat kota (KR Market).

No comments:

Post a Comment