Akhir Mai lalu sebuah tim ahli yang dibentuk pemerintah Jepang menyerukan orang tua dan guru agar membatasi penggunaan telepon genggam (handphone/HP) demi keselamatan siswa-siswi tersebut dari kejahatan alam maya. Statistik menyebutkan 33% anak SD berusia 7-12 tahun sudah memiliki HP dan pada tingkat SMP angka tersebut melompat kepada 60%.
Umumnya mereka terjebak dalam kencan dunia maya (virtual dating), pelecehan (harassment) atau penganiayaan (bullying) lewat forum online sekolah tempat mereka bersekolah (online school forum) . Rekomendasi yang disahkan PM Yasuo Fukuda tersebut meminta orang tua, pihak sekolah, dan orang-orang yang peduli akan masalah ini untuk membatasi penggunaan HP bagi siswa SD/SMP hanya untuk hal-hal yang diperlukan saja.
Keburukan apa saja yang mungkin dan sudah terjadi (versi Jepang) ?
- Pemerasan uang. Anak-anak senang pamer, memuat naik (upload) foto-foto mereka di internet dan dimanfaatkan orang jahat untuk sasaran pemerasan.
- Penyalahgunaan informasi (fraud) dan kejahatan seksual pada anak (paedophile). Anak-anak yang masih lugu amat mudah menuliskan informasi pribadi mereka di dunia maya. Kejahatan via HP lebih sukar dicegah karena sifat HP yang lebih pribadi dibandingkan komputer.
- Menghabiskan waktu dengan mengetik email via HP, yang jelas mata merah dan lengan pegel :-) Lebih lama lagi pasti efeknya lupa makan, lupa belajar, pergaulan tak sehat dll.
- HP dicuri apalagi yang membawanya hanya anak kecil. HP dicuri berarti privasi di dalam HP itu pun berpindah tangan seperti nomor HP anggota keluarga lainnya.
- Menerima info yang tak jelas kebenarannya (surat kaleng, sms palsu) sehingga menimbulkan efek negatif pada mental anak.
- Menerima gambar-gambar yang tak sehat.
- Biaya beli voucher gesek isi ulang menekan biaya dapur rumah tangga.
- Kelamaan menelepon sehingga efek radiasi menyebabkan teliinga merah.
Tidak tanggung-tanggung menteri telekomunikasi Hiroya Masuda meminta para pembuat HP untuk memikirkan keselamatan anak-anak ini seperti dengan membuang fitur-fitur yang tak berguna, dan hanya membuat HP untuk kegunaan menelepon dan melacak lokasi anak saat darurat dengan GPS. Sebagai gambaran, aplikasi-aplikasi yang selama ini hanya dikenal di komputer hampir dapat dijalankan semua pada HP, contohnya: antar pesan (messaging), belanja (online shopping), jejaring sosial (social networking) , mesin pencari (search engine) dan permainan (video games).
Model-model anyar HP di Jepang sudah mendukung integrasi dengan internet (3G) dan biaya langganan yang terjangkau sekitar 4,000 yen (Rp. 300 ribu) sebulan . Tujuan utama dari HP tentunya agar orang tua dapat berhubungan dengan anak-anak mereka, terutama bagi mereka yang bersekolah jauh atau kedua orang tua yang bekerja seharian.Bagaimana dengan Singapura ?
Baru-baru ini Singtel mempromosikan paket RedPac yang memberikan 1000 menit bicara gratis antar HP ortu dan HP anak (usia 5-15 tahun) dan tambahan 150 SMS bersama yang juga dipakai antar ortu-anak. Harga langganan nomor baru untuk anak ini sekitar Rp. 60 ribu sebulan dan ortu juga harus pemegang nomor HP Singtel. Sebenarnya ini taktik dagang langganan HP murah saja dan mengenalkan pemakaian HP sejak usia dini pada anak :-) Tidak ada perlindungan sama sekali, mengingat fitur dan servis HP lainnya tetap dapat digunakan si anak seperti biasa dengan kawannya atau orang lain (meskipun dengan biaya ekstra).
Namun setidaknya sudah ada usaha dari operator, bagi yang mau baca: panduan memakai HP bagi anak-ortu. Idealnya ortu yang baca panduan ini dan menerangkan pada anaknya, seperti tidak menjawab panggilan/sms dari nomor telepon yang tak dikenal, mencegah text bullies lewat sms, menerangkan biaya pemakaian (biar nggak boros gitu ...), menonaktifkan bluetooth saat tak diperlukan, dll. Ortu juga perlu tahu cara memeriksa log dari panggilan/sms/lelaman internet yang dikunjungi dari HP anak dan tahu linggo (singkatan/istilah) gaul yang dipakai anak saat sms/chatting seperti PAW, LOL, ROFL, CUL8R, H&K dll.
Diolah dari artikel "Japan wants to limit kids' use of cellphones" AP (May 27, 2008)
No comments:
Post a Comment